More results...

Generic selectors
Cari yang sama persis
Cari berdasarkan judul
Cari berdasarkan konten
Post Type Selectors
Filter by Categories
Bangka Belitung
Berita Indragiri Hilir
Berita Kriminal
Berita Kuansing
Catatan Muslim
Daerah
Edukasi
Hiburan
Internasional
Investigasi
Jakarta
Kabupaten Gunung Kidul
Kabupaten Indragiri Hilir
Kabupaten Indragiri Hulu
Kabupaten Kampar
Kabupaten Karimun
Kabupaten Kepahiang
Kabupaten Kuantan Singingi
Kabupaten Lahat
Kabupaten Lahat Online
Kabupaten Pelalawan
Kabupaten Rokan hilir
Kabupaten Siak
Kesehatan
Kota Batam
Kota Dumai
Kota Manado
Lampung Barat
Maluku
Maluku Utara
Narasi dan Opini
Nusa Tenggara Barat (NTB)
Nusa Tenggara Timur (NTT)
Papua
Provinsi Aceh
Provinsi BALI
Provinsi Banten
Provinsi Bengkulu
Provinsi DIY
Provinsi Jambi
Provinsi Jawa Barat
Provinsi Jawa Tengah
Provinsi Jawa Timur
Provinsi Kalimantan Selatan
Provinsi Kalimantan Tengah
Provinsi Kepri
Provinsi Lampung
Provinsi Riau
Provinsi Sulawesi Barat
Provinsi Sulawesi Selatan
Provinsi Sulawesi Tengah
Provinsi Sulawesi Tenggara
Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi Sumatera barat
Provinsi Sumatera Selatan
Provinsi Sumatra Utara
Sejarah
Video
Way Kanan
Yogyakarta

Ahmad Khozinudin : Bukan Beroposisi Dalam Sistem Demokrasi Yang Dibutuhkan Umat Islam

Tangkapan layar postingan di komunitas channel youtube Ahmad Khozinudin
INVESTIGASI 86 di Google News

INVESTIGASI 86 – Pasca putusan MK, sejumlah partai dikabarkan akan merapat. NasDem dan PKB telah menggelar karpet merah menyambut kehadiran Prabowo di kantor mereka. Sedangkan PKS baru mempersiapkan karpet, namun Prabowo tidak datang ke kantor DPP PKS.

Sejumlah pihak mulai mempertanyakan kekuatan oposisi. Banyak yang mempersoalkan perilaku parpol yang berlomba merapat setelah jagoan mereka kalah Pilpres.

Tanpa oposisi, demokrasi dianggap mati. Oposisi adalah sikap poltik parpol yang menjadi lawan pemerintahan. Sementara koalisi, adalah sikap politik parpol yang pro pemerintah.

Parpol yang Beroposisi, selalu mencari celah untuk mengkritik pemerintah, dengan tujuan mencari simpati rakyat. Parpol yang Beroposisi, berorientasi pada elektabilitas, agar bisa dikonversi dengan kekuasan berupa kemenangan politik saat sampai pada Pemilu.

Sedangkan parpol koalisi, akan selalu mendukung dan membenarkan kebijakan pemerintah, kendati kebijakan itu merugikan rakyat. Dukungan parpol koalisi kepada pemerintah adalah kompensasi atas bagian kue kekuasaan yang mereka terima.

Sementara dalam Islam, tidak dikenal istilah koalisi maupun oposisi. Koalisi dan oposisi yang didasari kepentingan politik, justru diharamkan dalam Islam.

Islam mengharamkan, sikap parpol dan rakyat yang menentang penguasa saat penguasa menerapkan kebijakan yang sesuai dengan hukum Syara’. Sebaliknya, islam juga mengharamkan sikap parpol dan rakyat yang terus membela penguasa, meskipun penguasa menerapkan kebijakan yang bertentangan dengan hukum Syara’.

Dalam Islam, relasi penguasa dan rakyat (termasuk parpol), dibangun diatas dua pilar interaksi. Pertama, hubungan ketaatan pada penguasa manakala penguasa taat kepada Allah SWT. Kedua, hubungan koreksi dan muhasabah kepada penguasa, saat penguasa maksiat kepada Allah SWT.

Dalam sistem Islam, rakyat dan parpol wajib mengkritik, mengoreksi penguasa yang menghalalkan riba, judi dan miras. Karena riba, judi dan miras diharamkan syariat. Tindakan Menghalalkan apa yang diharamkan Allah SWT adalah maksiat, bahkan jika dengan keyakinan bahwa hukum Allah SWT tak wajib ditaati maka jatuh pada kekufuran.

Sedangkan dalam sistem demokrasi, baik mereka yang berkoalisi maupun beroposisi, tidak akan pernah menentang kebijakan menghalalkan riba, zina dan miras. Relasi sikap koalisi dan oposisi tidak dibangun berdasarkan perintah Islam, melainkan dibangun diatas asas pragmatisme (kepentingan politik materi).

Karena itu, umat Islam tak membutuhkan koalisi maupun oposisi. Melainkan, umat Islam wajib melakukan dakwah amar Ma’ruf dan Nahi mungkar, juga melakukan muhasabah lil hukam (mengontrol penguasa berdasarkan Islam).

Dakwah amar Ma’ruf nahi mungkar ditujukan kepada penguasa dan umat, agar mereka mentaati Allah SWT. Sedangkan muhasabah lil hukam hanya ditujukan kepada penguasa manakala penguasa keluar dari koridor Islam.

Adapun jika penguasa telah menerapkan Islam, maka kewajiban rakyat dan parpol adalah mentaati bahkan mendukung kebijakan penguasa.

Umat Islam tak butuh oposisi. Umat Islam, juga tak butuh demokrasi. Umat Islam wajib dakwah amar Ma’ruf nahi mungkar, melakukan muhasabah lil hukam, dan mengupayakan kekuasaan yang menerapkan Islam dalam institusi pemerintahan Islam, yakni Daulah Khilafah.

Oleh:*Ahmad Khozinudin*

Sastrawan Politik

Rubrik diatas bersumber dari channel youtube Ahmad Khozinudin

Klik tombol tindakan dibawah sesuai pilihanmu untuk membagikan informasi ini!