More results...

Generic selectors
Cari yang sama persis
Cari berdasarkan judul
Cari berdasarkan konten
Post Type Selectors
Filter by Categories
Bangka Belitung
Berita Indragiri Hilir
Berita Kriminal
Berita Kuansing
Catatan Muslim
Daerah
Edukasi
Hiburan
Internasional
Investigasi
Jakarta
Kabupaten Gunung Kidul
Kabupaten Indragiri Hilir
Kabupaten Indragiri Hulu
Kabupaten Kampar
Kabupaten Karimun
Kabupaten Kepahiang
Kabupaten Kuantan Singingi
Kabupaten Lahat
Kabupaten Lahat Online
Kabupaten Pelalawan
Kabupaten Rokan hilir
Kabupaten Siak
Kesehatan
Kota Batam
Kota Dumai
Kota Manado
Lampung Barat
Maluku
Maluku Utara
Narasi dan Opini
Nusa Tenggara Barat (NTB)
Nusa Tenggara Timur (NTT)
Papua
Provinsi Aceh
Provinsi BALI
Provinsi Banten
Provinsi Bengkulu
Provinsi DIY
Provinsi Jambi
Provinsi Jawa Barat
Provinsi Jawa Tengah
Provinsi Jawa Timur
Provinsi Kalimantan Selatan
Provinsi Kalimantan Tengah
Provinsi Kepri
Provinsi Lampung
Provinsi Riau
Provinsi Sulawesi Barat
Provinsi Sulawesi Selatan
Provinsi Sulawesi Tengah
Provinsi Sulawesi Tenggara
Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi Sumatera barat
Provinsi Sumatera Selatan
Provinsi Sumatra Utara
Sejarah
Video
Way Kanan
Yogyakarta

Mimpi Datuk Obik (15): Nikmatnya Makanan Serba Alam ala Sarinam

Ilustrasi Mimpi Datuk Obik (15) Nikmatnya Makanan Serba Alam ala Sarinam.(liputan6)
INVESTIGASI 86 di Google News

SARINAM tak bisa menyembunyikan perasaan kegembiraan di hatinya setelah mendapatkan “amplop” kecil dari Marwan Yohanis.

Apalagi MY sapaan akrab anggota DPRD Riau asal Kuantan Singingi itu berjanji akan datang kembali menikmati makanan serba alam yang disuguhkannya.

Kedai Sarinam memanng identik dengan makanan serba alam. Itu pula yang membedakan kedainya dengan kedai yang lain di sekitarnya.

Banyak tetamu “maota lomak” di kedainya hanya ingin menikmati makanan serba alam yang jarang ditemukan di kedai orang lain, apalagi di kota.

Misalnya makanan ala sarinam itu memang banyak rebusan: pisang rebus, kacang rebus, ubi rebus, pepaya, dan lainnya, tapi di situlah letak spesialnya.

Dan semua jenis makanan serba alam yang dijual di kedai Sarinam itu beda dibandingkan dengan makanan serba alam yang ada di tempat lain. Lebih besar, lebih gurih, dan lebih nikmat…..mak nyuslah pokoknya.

Ini berkat sentuhan pupuk organik dari “DO Green Organic”yang diproduksi perusahaan milik kakeknya Tuk Obik di Kebun Nopi, Lubuk Jambi.

Pupuk buatan produksi DO Green Organik memang beda dibanding pupuk lainnya. Inilah yang membuat tanaman di kebun sekitar kedainya tumbuh subur serta isinya besar.

Tuk Rasiman memuji makanan serba alam “made in” Sarinam. Apalagi Arman yang sudah lama merantau di Jakarta dan sekarang pindah ke Pekanbaru yang sudah terbiasa memakan barang import dari luar negeri.

Pak Sekda nanti kita ajak ke sini, Tuk Rasiman,” ucap Arman kembali memancing seniornya itu. Kali ini pancingannya cukup berhasil.

Arman tersenyum, Baru kali ini Tuk Rasiman yang selalu berpesan: selalulah tanam pohon… itu terpancing.

Makanan di sini tak level bagi Pak Sekda, Dinda!” jawab Tuk Rasiman.

Apa makanan Pak Sekda tu, Tuk?” tanya Arman. Sebuah pertanyaan yang nyelekit tapi penuh dengan ceme’eh.

Pak Sekda di Indonesia kayaknya sekarang ini lebih suka makanan siap saji ala Barat seperti Pasta, Pizza, Bruschetta, Risotto, Ribollita, Gnocchi, Panini, Dinda,” jawab Tuk Rasiman.

Sarinam, Upiak dan kawan-kawannya terheran-heran dengan jenis makanan siap saji yang dibicarakan Tuk Rasiman dan Arman tersebut. Sebab, selama mereka hidup, mereka hanya membaca dari buku dan mendengar dari orang, jenis makanan yang hanya bisa ditemukan di restoran mewah di Ibukota.

Hanya orang kaya dan selebritis ibukota seperti Agnes Monica, Nagita Slavina, Luna Maya, Baim Wong, Uya Kuya, Syahrini, dan Inul Daratista yang sering makanan di restoran tersebut. Bahkan Syahrini membuka makanan khas Italia itu di Grand Mall Ciputra di Pekanbaru.

Menurut Tuk Rasiman, saatnya kita kembali ke alam. Apa yang dilakukan Sarinam menanam pelbagai jenis makan serba alam itu sudah betul, Teruskan Sarinam! Teruuuuuuuuuuus…!!

Dinda setuju, Tuk!” jawab Arman sambil melihatkan cicin pemberian Raja Soeli asal Simandolak yang melingkar di jari manisnya.

Bagus mata cincinya, Dinda,” tanya Tuk Rasiman.

Arman tersenyum. Ia memperlihatkan batu cincin yang belum diikatnya kepada Tuk Rasiman. Batu cincin Indragiri itu khusus diberikan Raja Soeli untuk orang “spesial”yang datang ke Rengat pada acara pengukuhan IKKS Kabupaten Indragiri Hulu, tanggal 10 Desember 2022 lalu.

Pak Bupati dan Sekda pun tidak dapat, Tuk. Padahal kedua pejabat penting dari Kuantan Singingi juga ikut hadir,” ujar Arman sembari mengatakan, Raja Soeli juga sudah menyiapkan batu cincin Indragiri untuk Tuk Rasiman tapi harus diberikan kepada orangnya langsung alias tak bisa dititip.

Tuk Rasiman tertawa, Ia ingat dengan sahabat lamanya Dr. Hotman Paris Hutapea, S.H – pengacara kondang nan sensasional Ibukota yang jari jemarinya penuh dengan cincin.

Kalau yang dijari Hotman Paris itu batunya dari berlian. Tapi kualitasnya tak kalah dengan batu Indragiri milik Raja Soeli, Tuk,”kata Arman. Mereka tertawa, Hahahahaha….

***

USAI menikmati makanan serba alam di Kedai Sarinam mereka bergegas shalat zuhur berjamaah di Mesjid At Takwa, Lubuk Jambi, Kecamatan Kuantan Mudik. Setelah itu mereka akan memenuhi undangan Tuk Obik melihat area “GO Green Organic

Tuk Obik tak bisa menikmati makanan “serba alam” karena rombongan dari Kementerian Pertanian datang meninjau area pabriknya yang terletak di kawasan Kebun Nopi tersebut. Ia standby menunggu kedatangan Tuk Rasiman di pabriknya yang berjarak 5 km dari pasar Lubuk Jambi.

Usai shalat, bergegas mereka ke Kebun Nopi. Tuk Rasiman tak sabar melihat langsung teknologi ala Israel yang digunakan Tuk Obik di pabriknya tersebut.

Jangan-jangan Tuk Obik selama ini hanya bergurau, Lagu lama ni,” pikir Tuk Rasiman dalam hatinya.

Namun betapa terkejutnya Tuk Rasiman melihat pabrik milik sahabatnya tersebut. Pabrik itu berada ditengah hamparan kebun sawit luas yang saai itu lagi berbuah siap panen.

Tuk Obik menceritakan area pabriknya masih berskala mini. Inilah yang membuat Tuk Rasiman terheran-heran.

Sebesar ini kenapa Tuk Obik menyebutnya mini,” tanya Tuk Rasiman.

Tuk Obik menjelaskan, kenapa disebut pabrik mini karena memang kapasitasnya masih sangat kecil, menggunakan mesin penghancur merk donpeng buatan China berkapasitas 1 ton per hari. Pupuk yang dihasilkan baru bisa memenuhi kebunnya sendiri dan familinya.

Menurut Tuk Obik, tahun depan ia sudah berencana memperbesar kapasitas mesin pengolahannya. Kebun karet yang sudah tua akan ditebang untuk dijadikan lokasi mesin pengolah yang lebih besar.

Di lokasi baru nanti kata Tuk Obik akan didirikan mesin penghancur serbaguna model/type: TAM 60 seharga Rp 163 juta berkapasita 500 kg – 2 ton perhari. Jumlah pisau 20 buah, ketebalan pisau 30 mm, diameter pisau 260 mm, listrik 11 kw sebanyak 2 buah, kecepatan 30 RPM, dimensi 2.8 X 1,2 X 1.8 m.

Mahasiswa Universitas Islam Kuantan Singingi (UNIKS) yang mendampingi Tuk Rasiman. Mereka juga terheran-heran. Selama ini mereka hanya mendengar dari Upiak di Kebun Nopi ada “DO Green Organic.”

Mereka sempat melihat disain pabrik dan areal pabrik yang dioret-oret tangan Tuk Obik walau takkan sebagus disain masterplan yang dibuat UNIKS yang menggunakan 3-d tapi mereka cukup memahami kemana arah rencana pengembangan pabrik ini ke depan.

Makanan serba alam yang kalian cicipi tadi di Kedai Sarinam, pupuknya berasal di sini,” ujar Tuk Obik.

Menurut Tuk Obik, penggunaan pupuk kimia secara terus menerus akan membuat tanah di sekitar pokok istilahnya mati.

Untuk itu pupuk kimia perlu segera dikurangi pemakaiannya agar tanah kembali normal. Jika pupuk kimia secara perlahan dikurangi bisa mengembalikan unsur hara yang hilang. Paling tidak 50 persen selebihnya gunakan pupuk berteknologi mikroba alias organik alias bikinan sendiri atau kelompok.

Tuk Rasiman sepakat dengan Tuk Obik. Apapun niat elok dan sekecil apapun niat itu apalagi menyangkut hajat orang banyak patut kita dukung. Kita harus berani memulai.

Menurut Tuk Obik, kini baru dirinya dan kelompoknya yang mengatakan kalau pupuk buatannya itu elok, murah. Bahan baku mudah didapat, membuatnya juga gampang.

Semoga dengan berjalannya waktu apa yang kami mulai akan diikuti dek sanak awak (oleh famili kita) se-Kuansing. Itulah harapan kami dan hanya itulah sementara yang bisa kami perbuat untuk Kampung halaman.

Paling tidak ilmunya akan di bagikan secara gratis nanti kepada yang betul-betul berminat mau meniru, mau belajar apa yang sudah dilakukan.

Inovasi sesuai potensi lokal sesuatu yang senantiasa ditunggu untuk kemajuan pertanian dan daerah. Apresiasi terhadap inovasi Tuk Obik,” ujar Tuk Rasiman.

Terima kasih Tuk, Kami mulai dulu sesuai kemampuan. Dimasa tua ini barangkali masih ada yang bisa kita tinggalkan untuk anak kemanakan, dan cucu kita,” ucap Tuk Obik.

Apa rencana ke depan dengan DO Green Organik ni, Tuk Obik?” tanya Tuk Rasiman

Ke depan kita akan kembangkan pabrik pupuk yang tertata rapi, luas, asri, dan punya kolam ikan. Yang ada cafe alam bernuansa terbuka di pinggir kolam di sela sela pokok sawit,” jawabnya.

Menurut Tuk Obik, Café nanti ?? dibuat oleh team Datuk Obik. Namanya Team DO, Di Cafe inilah para anggota team DO berkumpul “maota lomak” membahas segala masalah berhubungan dengan kebutuhan dan problem para pekebunnya masing-masing.

Uniknya kata Tuk Obik, Cafe dirancang tanpa awak alias tak berpegawai. Artinya apapun yang ingin diminum oleh anggotanya saat datang ke cafe disiapkan sendiri oleh anggotanya itu sendiri.

Bahan baku minuman seperti aqua, kopi, susu, gula selalu tersedia dan tak pernah abis. Setiap anggota DO jika berkunjung ke pabrik selalu mengontrol ketersediaannya dan selalu membawa kebutuhan bahan baku minuman

Management DO kata Tuk Obik hanya menyiapkan dispenser, kulkas, dan mesin pembuat kopi ala starbuck dan kitchen. Sapu, dan alat pel lantai pun disiapkan oleh Management DO. Dimana semua anggota DO yang datang selesai ngopi secara otomatis akan mencuci sendiri bekas-bekas gelas yang mereka pakai, membersihkan sendiri alat ngopi yang sudah digunakan.

Tuk Rasiman mengatakan: MANDIRI…. Inilah kata yang tepat. Tuk Obik mendidik anggotanya untuk mandiri. Kebersamaan adalah kata kuncinya. Dengan bersama sama apapun bisa diwujudkan.

Dan, kebersamaan tanpa adanya wadah ibarat gulai tanpa garam. Wadah yang jauh dari hingar bingar politik. Wadah yang dikelola bersama-sama segenap lapisan masyarakat dengan satu tujuan menciptakan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat banyak.

Kepada cucunya yang kuliah di UNIKS tak lupa Tuk Rasiman berpesan sembari mengutip pesan dari Joel Osteen: “Semakin Anda Berbicara Tentang hal-hal NEGATIF Dalam HIDUP, Maka Anda Akan Semakin Memiliki PIKIRAN NEGATIF”, Bicaralah KEBENARAN dan KEMENANGAN Bukan KESALAHAN“.

****

SEPANJANG perjalanan dari Lubuk Jambi ke Pekanbaru Marwan Yohanes alias MY tak henti-hentinya menelepon kawan-kawannya sesama Anggota DPRD Riau dari Kuanran Singingi seperti Dr. Ir. Mardianto Manan, MT alias MM dari PAN dan Sardiyono, A.Md dari PPP.

Tunggu Abang ya! Abang lagi OTW ni dari Lubuk Jambi ke Pekanbaru. Posisi Abang sekarang sudah di Pasar Teratak Buluh, kampungnya Ibu Dr. Misharti – anggota DPD RI asal Kuantan Singingi itu,” ujar MY.

Dari kejauhan terdengar suara MM dan Sardiono.“Siap Abangda, kami tunggu Abangda di kedai kopi biasa. Kita ngopi bareng. Kebetulan pula Pak Prof. Dr Aras Mulyadi dan Jang Itam dari Pelalawan sudah janjian ngopi siang ini,” ujar MM.

Maota lomak kito lai Bang MY. Rindu kami mendengar cerita “serba alam” Sarinam tu,” tambah Sardiyono.

Mereka pun tertawa. Tunggu abang ya, Dinda…!

Selamat berjumpa…

Bersambung….

Sumber: IKKS/IWAKUSI Indonesia

Klik tombol tindakan dibawah sesuai pilihanmu untuk membagikan informasi ini!