More results...

Generic selectors
Cari yang sama persis
Cari berdasarkan judul
Cari berdasarkan konten
Post Type Selectors
Filter by Categories
Bangka Belitung
Berita Indragiri Hilir
Berita Kriminal
Berita Kuansing
Catatan Muslim
Daerah
Edukasi
Hiburan
Internasional
Investigasi
Jakarta
Kabupaten Gunung Kidul
Kabupaten Indragiri Hilir
Kabupaten Indragiri Hulu
Kabupaten Kampar
Kabupaten Karimun
Kabupaten Kepahiang
Kabupaten Kuantan Singingi
Kabupaten Lahat
Kabupaten Lahat Online
Kabupaten Pelalawan
Kabupaten Rokan hilir
Kabupaten Siak
Kesehatan
Kota Batam
Kota Dumai
Lampung Barat
Maluku
Maluku Utara
Narasi dan Opini
Nusa Tenggara Barat (NTB)
Nusa Tenggara Timur (NTT)
Papua
Provinsi Aceh
Provinsi BALI
Provinsi Banten
Provinsi Bengkulu
Provinsi DIY
Provinsi Jambi
Provinsi Jawa Barat
Provinsi Jawa Tengah
Provinsi Jawa Timur
Provinsi Kalimantan Selatan
Provinsi Kalimantan Tengah
Provinsi Kepri
Provinsi Lampung
Provinsi Riau
Provinsi Sulawesi Barat
Provinsi Sulawesi Selatan
Provinsi Sulawesi Tengah
Provinsi Sulawesi Tenggara
Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi Sumatera barat
Provinsi Sumatera Selatan
Provinsi Sumatra Utara
Sejarah
Video
Yogyakarta
Daerah  

Mimpi Datuk Obik (17): Kegelisahan Jang Itam

Ilustrasi: Mimpi Datuk Obik (17): Kegelisahan Jang Itam.(inet)
INVESTIGASI 86 di Google News

JANG ITAM kelihatan gelisah, Edi warga Ikatan Keluarga Kuantan Singingi (IKKS) di Pelalawan yang dirawat di Rumah Sakit (RS) Arifin Achmad Pekanbaru masih memerlukan beberapa kantong darah AB. Sekitar 3 kantong dari 5 kantong yang dibutuhkan.

Dalam kegelisahan itu Jang Itam ingat dengan kawan-kawannya “Team DO” di Kuantan Singingi. Mungkin mereka mampu membantu mencari darah AB yang sudah kehabisan stok di Palang Merah Indonesia (PMI) Pelalawan dan Kuantan Singingi.

Sebenarnya stok darah di PMI Kampar masih ada. Tapi Jang Itam jaga gensi. Alasannya jaga gengsi padahal……..

Arman yang dihubungi Jang Itam lalu mengumpulkan Team DO. Mereka bergerak cepat. Upiak lalu menghubungi rekannya di UNIKS: Haryati, Rio Febrian, Willi Heriko, Sella Merita, dan Ardika Ikhsan. Ia juga menghubungi Domestika Rizona, pemilik The Zona Coffee di Telukkuantan.

Dalam waktu sesingkat-singkatnya, team DO bergerak menghubungi kawan-kawannya di kampus UNIKS. Mereka mendapatkan calon donor darah AB.

Beres…sekarang tinggal lagi mereka dibawah ke PMI Telukkuantan untuk diambil darahnya. Setelah itu diantar ke RS Arifin Achmad di Pekanbaru,” ucap Arman melapor kepada Tuk Obik selaku inisiator Team DO via handphone.

Tuk Obik geleng-geleng kepala melihat cara kerja team yang sudah dibentuknya itu. Mereka kerja luar biasa, bukan biasa di luar seperti kebanyak orang yang dilihatnya selama ini.

Apa maksud kerja luar biasa, bukan biasa di luar itu, Tuk?” tanya Sarinam yang tengah asyik membersihkan kedai “serba alam”miliknya.

Luar biasa, itu kerja team terbagi habis. Biasa di luar itu kerja team tak habis-habisnya, Piak,” jawab Tuk Obik.

Oh….. itu maksudnya, Tuk,” tanya Sarinam sambil tertawa melihat Tuk Obik lagi makan makanan serba alam yang sudah disiapkannya.

Tuk Obik merasa dirinya tak sia-sia pulang kampung membagi ilmu yang didapatnya dari rantau. Bersama kita bisa. Yes….

***

Bagaimama Bang Arman?” tanya Jang Itam.

Kalau bang Arman yang cari amanlah, Jang,” jawab Arman. Mereka berdua tertawa. Hahahahahaha….

Jang Itam lalu minta Arman segera berangkat ke Pekanbaru membawa kantong darah yang sudah disiapkan oleh PMI Kuantan Singingi.

Carter aja mobil, Bang! Soal biaya jangan dipikirkan. Adik Abang nih baru panen sawit. Jangan khawatir. Kalau ada orang jual gunung hari ini juga adik abang beli ni, Bang,” canda Jang Itam.

Arman lalu ingat Nuzul – pentolan Ikatan Pemuda Mahasiswa Kuantan Singingi (IPMAKUSI) Pekanbaru yang kini beralih profesi menjadi sopir angkutan penumpang jurusan Pekanbaru – Telukkuantan dan Telukkuantan Pekanbaru.

“Zul……awak di mana?” tanya Arman via handphonenya.

Saya di The Rizona Coffee. Lagi sarapan lontong toge. Ada apa, Bang,” jawab Nuzul yang akrab disapa Panjul Kombet oleh rekannya waktu kuliah di IAIN–Kini UIN Susqa, Pekanbaru.

Jemput Abang di kantor PMI, ya!”

Siap…, siap, Bang,” jawab Nuzul.

Bergegas Nuzul dengan mobil fortuner yang baru dibelinya cash melaju menuju kantor PMI Teluk Kuantan. Lalu ia menjumpai Arman yang lagi asyik “maota lomak” dengan pegawai di kantor PMI tersebut.

Ayok Zul… Kita segera berangkat. Jang Itam lagi nunggu di RS Arifin Achmad Pekanbaru,”ajak Arman.

Mendengar Jang Itam nunggu di RS Arifin Achmad, Pekanbaru, Nuzul terkejut. Sebab, seminggu lalu, ia mendapat kabar dari Zona pemilik café The Zona Coffee, Jang Itam singgah di cafenya bersama Wakil Bupati Palalawan H. Nasarudin, S.H., M.H dan Bupati Drs, H. Suhardiman Amby, Ak., M.M.

Ada apa gerangan dengan Jang Itam, Bang?” tanya Nuzul panasaran,

Nanti di jalan kita cerita. Sekarang kita berangkat dulu,” jawab Arman.

Nuzul lalu memacu mobilnya. Biasa jika bawa penumpang perjalanan Teluk kuantan- Pekanbaru ditempuhnya empat jam. Sekarang 2,5 jam putus.

Nuzul tak ingin stok darah lambat diterima sahabatnya Jang Itam yang dikenal lugu, lucu, dan panjang akal sejak jadi mahasiswa hingga sekarang ini.

Arman yang kecapekan tertidur pulas. Ia kecapekan karena beberapa hari asyik diskusi demi peyempurnaan masterplan gagasan Rektor UNIKS Dr. H. Nopriadi, SKM., M.Kes yang kini disempurnakan oleh Team DO dan mahasiswa UNIKS.

Nyaris dalam perjalanan Nuzul tak sempat bertanya dengan Arman yang tidur nyenyak karena AC mobil Fortuner Jang Itam itu dingin minta ampun.

****

TEPAT jam 10,00 WIB mereka sampai di tempat areal parkir RS Arifin Achmad. Dibangunkanya Arman yang masih tertidur nyenyak.

Kita sudah sampai, Bang,” ujar Nuzul.

Arman terbangun. Secepat ini awak bawa mobil ni, Zul. Abang kira kita masih di sekitaran Rumah Makan Tambuah, Lipat Kain,”ujar Arman.

Nuzul tersenyum. Sebagai pengantar surat ketika saat pemekaran Kuantan Singingi, ia selalu ngebut. Ibarat kata, selagi ada jalan, ia akan jalan terus. Ia tau lubang semut sekalipun di Pekanbaru dan Telukkuantan.

***

BETAPA terkejutnya Nuzul ketika Jang Itam menjemput mereka di parkiran RS Arifin Achmad. Ternyata sahabatnya itu tidak apa-apa.

Siapa yang sakit, Jang,” tanya Nuzul penasaran.

Biasa, Bang Edi – kawan dan juga bos sawit asal Sentajo Raya yang tinggal di Pelalawan,” jawab Jang Itam tersenyum.

Setelah kantong darah diberikan kepada dokter yang merawat, Jang Itam mengajak Nuzul dan Arman ngopi di Kedai Kopi Bakayu Jl. Thamrin Kel. Suka Mulya Kecamatan Sail Pekanbaru. Di kedai kopi milik Oktaviyanus asal Koto Lubuk Jambi juga tersedia segala minuman serba aren,” ujar Jang Itam kepada Nuzul.

Kita ngopi dulu, Bang,” ajak Jang Itam kepada Arman.

Lalu siapa yang jaga Edi, Jang,” tanya Arman.

Tadi pagi juragan sawit dari Sentajo Raya: Edisman, Parlin, Ibat, dan kawan-kawan datang membezuk. Sekarang mereka ada di kamar bang Edi dirawat, bang,” jawab Jang Itam.

Menurut Jang Itam, semalam kami ngopi dengan anggota DPRD Riau asal Kuantan Singingi: MY, MM, dan Sardiyono di “Pondok Kopi Aren Riau” Jl. Abadi – Arifin Ahmad No 70, Pekanbaru. Ikut juga bergabung penikmati kopi asal Kuantan Singingi lainya Nardi T Rusman, Maswanto dan Debi asal Pangean. Marhaen, Rendra, Candra, Joni Alpen, asal Cerenti dan pentolan dari IPMUKSI ikut bergabung.

Pokoknya sore semalam itu suasana ramai dan seru,” jelas Jang Itam.

Di kedai Kopi Bakayu itu mereka ngopi sepuas-puasnya.

Tak lengkap rasanya tak ada Tuk Rasiman ya, Bang,” kata Jang Itam.

Mengapa pula, Jang?” tanya Arman tersenyum. Arman paham, Jang Itam adalah salah seorang kesayangan Tuk Rasiman yang berhasil di rantau orang (Pelalawan). Tuk Rasiman tau bagaimana perjuangan Jang Itam “merebut cinta” anak orang kaya dan anak pejabat yang dikejarnya.

Dengan Tuk Obik tak rindu, Jang?” Nuzul juga bertanya.

Zul….. Datuk kita yang satu itu selalu berbicara team. Diajak ngopi dia tak mau. Awak bayangkan lah Zul…., jumpa Ketua PMI mengirim team. Jumpa Sekda juga mengirim team, team….team…team,” jawab Jang Itam, salah seorang cucu kesayangan Tuk Obik yang memiliki kebun cukup untuk tujuh keturunan saking luasnya yang tersebar di Pelalawan, Siak, dan Indragiri Hulu.

Hanya Tuk Rasiman, Tuk Obik bisa ditaklukan. Sebab, mereka sedari dulu sudah sahabatan. Mandi bersama di sungai Kuantan, ngaji di surau, dan lainnya. Mereka adalah sahabat sejati yang hanya dipisahkan oleh ajal.

Kalau begitu, terserah awaklah, Jang. Ayo ngopi…..”ajak Arman.

Bersambung….

Published by: Forum IKKS/IWAKUSI INDONESIA

Klik tombol tindakan dibawah sesuai pilihanmu untuk membagikan informasi ini!
Yulius Maulana Bakal Calon Bupati Lahat 2024