More results...

Generic selectors
Cari yang sama persis
Cari berdasarkan judul
Cari berdasarkan konten
Post Type Selectors
Filter by Categories
Bangka Belitung
Berita Indragiri Hilir
Berita Kriminal
Berita Kuansing
Catatan Muslim
Daerah
Edukasi
Hiburan
Internasional
Investigasi
Jakarta
Kabupaten Gunung Kidul
Kabupaten Indragiri Hilir
Kabupaten Indragiri Hulu
Kabupaten Kampar
Kabupaten Karimun
Kabupaten Kepahiang
Kabupaten Kuantan Singingi
Kabupaten Lahat
Kabupaten Lahat Online
Kabupaten Pelalawan
Kabupaten Rokan hilir
Kabupaten Siak
Kesehatan
Kota Batam
Kota Dumai
Kota Manado
Lampung Barat
Maluku
Maluku Utara
Narasi dan Opini
Nusa Tenggara Barat (NTB)
Nusa Tenggara Timur (NTT)
Papua
Provinsi Aceh
Provinsi BALI
Provinsi Banten
Provinsi Bengkulu
Provinsi DIY
Provinsi Jambi
Provinsi Jawa Barat
Provinsi Jawa Tengah
Provinsi Jawa Timur
Provinsi Kalimantan Selatan
Provinsi Kalimantan Tengah
Provinsi Kepri
Provinsi Lampung
Provinsi Riau
Provinsi Sulawesi Barat
Provinsi Sulawesi Selatan
Provinsi Sulawesi Tengah
Provinsi Sulawesi Tenggara
Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi Sumatera barat
Provinsi Sumatera Selatan
Provinsi Sumatra Utara
Sejarah
Video
Way Kanan
Yogyakarta

Mimpi Datuk Obik (5): Gara-gara Teknologi Israel

Ilustrasi Mimpi Datuk Obik (5) Gara-gara Teknologi Israel.(foto: uzone.id)
INVESTIGASI 86 di Google News

SELAMA liburan semester, Upiak berdiskusi dengan Tuk Obik soal pupuk. Terkadang ia di ajak Tuk Obik ke pabriknya di Kebun Nopi.

Di pabrik DO atau Datuk Obik Green Organik, Upiak bisa melihat langsung bagaimana cara membuat pupuk organik tersebut.

Jika selama ini Upiak hanya menerima teori yang diajarkan dosennya di kampus. Sekarang ia melihat langsung bagaimana proses pembuatan pupuk tersebut.

Hati siapa yang tak senang liburan di kampung sambil belajar dengan Tuk Obik yang memahami seluk beluk pupuk organik.

Tuk Obik dengan telaten menjelaskan bahan baku pupuk organik yang diproduksi pabriknya tersebut. Upiak terkejut, ternyata semua bahan ada di kampungnya. Tak susah mencari keluar negeri seperti cerita banyak orang di kampung dan kampusnya.

Bahan bakunya ada di sekitar kita, Piak. Tapi teknologinya datuk pelajari dari negara Jepang dan Israel, ” jelas Tuk Obik.

Mendengar negara Israel, Upiak makin penasaran. Selama ini ia mendengar banyak orang alergi dengan nama Israel itu. Israel identik dengan zionis, anti islam, dan sebutan negatif lainnya.

Tuk Obik memahami pikiran Upiak. Sebelumnya ia sudah yakin Upiak akan terkejut ketika dirinya menyebut nama Israel. Sebaliknya, menyebut teknologi Jepang orang sudah maklum.

Bukan Tuk Obik namanya jika tak pandai bersilat lidah. Ia pandai merangkai dan memainkan kata-kata. Akalnya lebih panjang dari tali beruk.

Jika Tuk Obik sudah bercerita taik kambingpun terasa coklat. Tanpa sadar air liur pun akan melele dari mulut.

Tuk Obik ibarat Abu Nawas dalam cerita di negara Irak tempo dulu. Atau Pak Ande dalam buku Kawan Bergelut kumpulan cerita pendek karya pengarang Soeman HS.

Dengan bijak Tuk Obik mulai menceritakan sekilas soal teknologi Israel yang lebih modern dibandingkan negara-negara lainnya di dunia. Sebut saja teknologi dari Amerika, Thailand, Korea, dan China.

“Di Israel orang menanam sayur dan buah-buahan di atas pasir bisa subur. Di kampung kita di atas tanah pun tanaman itu hidup segan matipun tak mau, Piak,” kata Tuk Obik.

Upiak makin penasaran. Bagaimana caranya menanam sayur dan buah di atas pasir. Cerita itu terasa mimpi, tapi bisa diterima akal sehatnya.

Tuk Obik tersenyum melihat Upiak anak pintar di depannya yang mulai penasaran.

Piak, semua itu bisa terjadi karena negara Israel menguasai teknologi,” jelas Tuk Obik.

Jika tak percaya sepulang dari kebun datuk, silahkan Upiak tanya langsung sama Jang Itam. Abangmu itu sudah pergi ke Mesjid Aqsa di Palestina.

Apa hubungan Mesjid Aqsa, Palestina dengan Israel, Tuk “ Upiak makin penasaran.

Abangmu, Jang Itam yang akan menjelaskan. Kalau datuk dikira pula sombong dan berbohong ” tambah Tuk Obik.

***

Sepulang dari DO Green Organik, sore itu Upiak tak pulang ke rumahnya. Ia singgah dulu di Kedai Sarinam. Kebetulan lagi sepi.

Rasa penasaran dengan cerita Tuk Obik soal Israel makin memuncak. Benar atau tidak, kata Tuk Obik silahkan tanya Jang Itam. Hebat betul Jang Itam itu.

Upiak tahu Jang Itam adalah pengusaha sukses di Pelalawan. Kebun sawitnya luas dan cukup untuk tujuh keturunan.

Dijumpainya Jang Itam duduk sendirian sambil menghirup kopi. Jang Itam hanya memakai kaus singlet warna putih merek crocodile dan celana pendek kadorai yang sudah jadi cirinya sejak mahasiswa dulu.

Spontan tanpa basa basi, Upiak mengajak Jang Itam diskusi. “Maota lomak kita dulu, Bang ” ajak Upiak.

Upiak langsung menyampaikan hasratnya. Ia kangsung ngegas. Ia berharap Jang Itam bisa menjelaskan secara tuntas rasa penasarannya tentang teknologi Israel.

Bang, apa hubungan antara Mesjid Aqsa di Pelestina dengan Israel?” tanya Upiak.

Jang Itam tersenyum. Ia sudah menduga Tuk Obik pasti bercerita dengan Upiak soal pupuk organik yang diadopsi DO Green Organik itu.

Mana ada hubungan, Piak,” jawab Jang Itam pura pura tak tau. Ia sadar kalau nanti berdebat dengan Upiak tak akan putus. Di matanya kecerdasan mahasiswa semester V UNIKS itu di atas rata-rata. Tak hanya cerdas, Upiak juga cantik seperti artis Nagita Slavina – istri Rafi Ahmad yang terkenal muda, kaya raya, dan dermawan itu.

Apalagi Upiak sudah melihat teknologi ala Israel di GO Green Organik itu. “Bisa terbuka belang ni ” ujar Jang Itam berbisik dalam hatinya. Jang Itam sadar ia hanya tau kulit luar teknologi ala Israel, bukan seperti Tuk Obik yang paham luar dalam.

Menengok Jang Itam kurang memberikan respon, Upiak langsung menembak Jang Itam.

Kata datuk, soal teknologi Israel itu abang yang tau. Abang kan baru pulang dari Pelestina. Cerita dong, Bang,” desak Upiak.

Jang Itam langsung berbisik kepada Upiak. Sayangku, jangan terlampau besar menyebut nama Israel itu. Tolong Upiak..

tolong… tolong abang. Tolong..! Abang minta ampun, Piak.

Tentu Upiak makin penasaran. Mengapa Jang Itam bicara seperti itu. Minta tolong berulang ulang. Aneh..

Jang Itam melanjutkan ceritanya. Orang kampung kita ini identik dengan Islam. Semua yang berbau Israel itu mereka nilai haram, termasuk teknologinya.

Apa hubungan Islam dengan teknologi Israel, Bang,” tanya Upiak. Menurut Upiak teknologi harus dipisahkan dengan agama”

Didesak dengan pertanyaan yang bertubi-tubi oleh Upiak akhirnya Jang Itam akhirnya mengalah dan buka mulut. Ia menceritakan teknologi ala Israel yang diadopsi Tuk Obik di GO Green Organik.

Jang Itam juga menceritakan pengalamannya waktu Umroh ke tiga tanah suci: Mesjidil Haram di Mekkah, Mesjid Nabawi di Madinah, dan Mesjid Aqsa di Palestina.

Usai Umroh Jang itam juga sempat melancong ke beberapa negara Timur Tengah. Sebut saja, Irak, Iran, Kuwait, Kuwait, Syiria, dan Uni Emirat Arab. Namun ia tak sempat pergi ke Qatar nonton piala dunia karena keburu pulang. Rindunya kepada Tuk Obik melebihi nonton langsung piala dunia di Qatar tersebut.

Menurut Jang Itam di negara-negara yang dikunjunginya tersebut, segala jenis sayur dan buahan kebanyakan berasal dari Israel. Itulah kehebatan negara Israel.

Apanya yang hebat, Bang,” Upiak semakin penasaran.

Teknologinya,” ujar Jang Itam spontan.

Menurut Jang Itam, di negara kita tongkat dan kayu bisa jadi tanaman itu hanya dalam lagu. Di negara Israel benar-benar kenyataan.

Hebat ya teknologi Israel, Bang,” tanya Upiak.

Ya, Piak. Teknologi ala Israel itulah yang dipraktekkan Tuk Obik di DO Green Organik miliknya.

Soal teknologi Upiak belajar saja sama Tuk Obik ya!” ujar Jang Itam.

Sekarang Upiak sudah paham. Penguasaan teknologi itu penting. Ia sependapat dengan dosen Teknik Mesin UNDIP Semarang, Ir. Eflita, M.T., Ph.D yang menyebut perubahan tanpa teknologi itu terasa hambar. Itulah pentingnya teknologi dipelajari dan dikuasai.

Upiak sepakat dengan adigium perubahan yang sangat masyhur hingga kini: “Yang tak akan pernah berubah adalah perubahan itu sendiri.” Ini bermakna perubahan itu bak air mengalir ke samudra tak bertepi.

Menurut Upiak dalam rentang waktu yang panjang, perubahan di muka bumi terjadi begitu saja. Tanpa aba-aba dan tanpa kendali.

Andai tak ada perubahan maka dunia hanya akan berwujud statis dan tak akan memberikan harapan apa-apa.

Sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian UNIKS dengan IPK 3, 98 Upiak sepakat dengan Eflita ada tiga perubahan mendasar yang harus diperjuangkan pemimpin di Kuantan Singingi saat ini dan ke depan.

Pertama, mindsed (perubahan pola pikir yang berorientasi kepada kualitas kerja). Kedua, hearsted (perubahan prilaku). Ketiga, skillset (perubahan yang mengacu pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan, berkreasi, dan berinovasi).

Masa depan adalah PERUBAHAN. Dalam kehidupan, yang tidak berubah justru itu PERUBAHAN itu sendiri.” katanya kepada Jang Itam.

Betul Piak. Upiaklah nanti yang memotori perubahan itu di Kuantan Singingi. Abang dah tua, apalagi Tuk Obik, Piak,” nasehat Jang Itam.

Upiak yang semula curiga dengan negara Israel mulai paham. Yang dipelajari Tuk Obik itu bukan agama tapi teknologinya. Tak ada tang perlu dicurigai.

****

UPIAK tak sabar. Liburan semester yang cuma seminggu serasa setahun. Ia ingin segera jumpa Rektor UNIKS, Dr. Nopiardi, SKM., M.Kes menceritakan DO Green Organik yang diproduksi Tuk Obik.

Hampir selama liburan itu, mahasiswa berprestasi ini berdiskusi dengan Tuk Obik dan Jang Itam soal pupuk organik dan teknologi Israel itu.

Malang tak ditolak, mujur tak dapat diraih. Ketika sampai di kampus, Upiak tak berjumpa dengan rektornya yang penuh dengan inovasi selama memimpin UNIKS.

Pak Rektor lagi ada acara dengan Pak Gubernur di Jakarta. Katanya mereka mau jumpa Presiden Jokowi terkait perkembangan pupuk sawit ke depan “ ujar staf sekretariat UNIKS ramah.

Kalau Nurlela mau jumpa tunggu semingu lagi Pak Rektor baru pulang.

Di kampus UNIKS, Upiak dipanggil sesuai nama yang tertera di KTP nya. NURLELA ANDINI PUTRI. Nama indah pemberian pamannya yang saat inj menjabat sebagai Sekum IKKS Pekanbaru.

Upiak ingin memceritakan goal yang ingin dicapai Tu Obik. Yakni membantu orang di kampungnya yang bermasalah dengan pemupukan dawit di kebunnya masing-masing. Baik sawit belum buah maupun sawit yang sudah berbuah.

Kendala utamanya adalah pupuk. Dan Tuk Obik sudah menjawab kendala tersebut. Tapi orang kampungnya masih malu-malu memakai pupuk organik yang diproduksi DO Green Organik.

Upiak ingin menghadap dekan atau dosennya. Tapi ia ragu. Ide cemerlang itu harus disampaikan langsung sama rektor biar bisa dieksekusi.

Upiak kecewa. Niatnya jumpa Pak Rektor belum kesampaian. Sabarlah Upiak, tak kan lari gunung itu dikejar…

(Bersambung)

Klik tombol tindakan dibawah sesuai pilihanmu untuk membagikan informasi ini!