SOE, Investigasi86.com — Sebanyak 18 sekolah menengah dari Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), berhasil meraih prestasi gemilang dalam ajang Festival Literasi Sastra Daerah NTT 2025. Kegiatan tahunan ini mencapai puncaknya pada Senin (29/4/2025) dengan pemecahan rekor pembacaan puisi massal oleh 10.000 pelajar yang berasal dari jenjang SD, SMP, SMA/SMK, hingga SLB se-Kabupaten TTS.
Festival yang digelar selama tiga hari sejak Sabtu (27/4) hingga Senin (29/4) ini mengangkat tema “Dari NTT untuk Indonesia” dengan subtema “Ayo Bangun NTT dari Sekolah.” Puncak kegiatan berlangsung di Lapangan Puspenmas Soe dan disaksikan oleh sejumlah tokoh penting, termasuk perwakilan Gubernur NTT, Asisten Administrasi Umum Samuel Halundaka, serta Bupati TTS Eduard Markus Lioe, Ketua DPRD TTS Mordekai Liu, unsur Forkopimda, jajaran Dinas Pendidikan, serta Direktur Operasional Museum Rekor Indonesia (MURI), Yusuf Ngadri.
Festival Literasi Sastra Daerah ini diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT bekerja sama dengan Yayasan Pustaka Pensi Indonesia (Yaspensi) dan sekolah-sekolah menengah se-Kabupaten TTS. Tiga kategori lomba diperlombakan dalam kegiatan ini, yaitu cipta puisi, baca puisi, dan musikalisasi puisi, dalam tiga bahasa: Indonesia, Inggris, dan Dawan. Tercatat sebanyak 77 peserta dari jenjang SMA/SMK dan SLB ikut ambil bagian.
Daftar Lengkap Pemenang
Lomba Cipta Puisi:
- Juara 1: Getreda Kause (nilai 94) – SMA Kristen Manekto Kuatnana
- Juara 2: Maytha Jullyan Inabuy (nilai 90,66) – SMA Swasta Kristen 2 Soe
- Juara 3: Ria Yuliana Ato (nilai 88,50) – SMA Negeri 1 Mollo Selatan
- Harapan 1: Orita Nokas (nilai 86) – SMA Negeri Santian
- Harapan 2: Rini Liunesi (nilai 84,50) – SMA Kristen Kesetnana
- Harapan 3: Nofriana Martha Linome (nilai 81) – SMA Negeri Ayotupas
Lomba Baca Puisi:
- Juara 1: Yoskial Maubanu (nilai 96,66) – SMA Kristen Niki-Niki
- Juara 2: Yazri S.C. Bessie (nilai 93) – SMA Negeri Kualin
- Juara 3: Grace T.A. Naru (nilai 90,66) – SMK Negeri 2 Soe
- Harapan 1: Dewila Faot (nilai 89,33) – SLB Negeri Nunumeu
- Harapan 2: Riandi Juwita Mardiana Seran (nilai 86,66) – SMK Negeri Polen
- Harapan 3: Viona G. Liunome (nilai 83,33) – SMK Teknik Anugerah Soe
Lomba Musikalisasi Puisi:
- Juara 1: SMK Negeri 2 Soe (nilai 88)
- Juara 2: SMK Negeri Kualin (nilai 85)
- Juara 3: SMA Negeri Nianam (nilai 83)
- Harapan 1: SMA Negeri Kie (nilai 78)
- Harapan 2: SMK Negeri 1 Soe (nilai 76)
- Harapan 3: SMA Negeri Kotolin (nilai 72)
Festival ini mencetak sejarah baru dengan mencatatkan diri dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Sebanyak 10.000 siswa dari seluruh penjuru Kabupaten TTS membaca puisi secara serempak dalam tiga bahasa. Aksi tersebut menjadi simbol komitmen generasi muda dalam membangun budaya literasi dan apresiasi terhadap sastra lokal.
Direktur Operasional MURI, Yusuf Ngadri, menyerahkan piagam penghargaan secara langsung dalam upacara puncak sebagai bentuk apresiasi atas rekor yang dinilai monumental tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT menyampaikan harapannya agar festival ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sebagai sarana menumbuhkan minat baca, menulis, dan menghargai karya sastra daerah. “Kita ingin agar generasi muda NTT, khususnya di TTS, tidak hanya bangga akan budayanya, tetapi juga menjadi pelopor kebangkitan literasi di Indonesia Timur,” ujarnya.
Ketua Yayasan Pustaka Pensi Indonesia (Yaspensi), dalam kesempatan yang sama, menegaskan pentingnya festival ini sebagai platform pembinaan dan regenerasi sastrawan muda daerah. Ia berharap kegiatan ini terus mendapat dukungan pemerintah daerah dan komunitas pendidikan di masa mendatang.
Para pelajar, guru, dan masyarakat tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Suasana penuh semangat dan haru mewarnai pembacaan puisi massal, yang menjadi momen puncak dan paling dinanti dalam festival tersebut.
Festival Literasi Sastra Daerah 2025 di TTS menjadi bukti nyata bahwa budaya membaca dan menulis masih hidup dan terus tumbuh di tengah generasi muda NTT. Dengan semangat “Dari NTT untuk Indonesia,” sastra dan literasi kini menjadi jembatan bagi pelajar TTS menuju panggung prestasi nasional.