More results...

Generic selectors
Cari yang sama persis
Cari berdasarkan judul
Cari berdasarkan konten
Post Type Selectors
Filter by Categories
Bantul
Batam
Berita Kriminal
Blitar
Catatan Muslim
Daerah
Edukasi
Garut
Gunung Kidul
Halmahera Selatan
Halmahera Tengah
Iklan
Internasional
Investigasi
Jakarta
Jayapura
Kabupaten Buru
Kabupaten Indragiri Hilir
Kabupaten Indragiri Hulu
Kabupaten Kampar
Kabupaten Kepahiang
Kabupaten Kuantan Singingi
Kabupaten Pelalawan
Kabupaten Rejang Lebong
Kabupaten Rokan hilir
Kabupaten Rokan Hulu
Kabupaten Siak
Karimun
Kesehatan
Kota Dumai
Kota Magelang
Kota Manado
Kota Semarang
Labuhan Batu
Maluku Tenggara
Merangin
Narasi dan Opini
Papua
Pekanbaru
Provinsi BALI
Provinsi Banten
Provinsi Bengkulu
Provinsi DIY
Provinsi Jambi
Provinsi Jawa Barat
Provinsi Jawa Tengah
Provinsi Jawa Timur
Provinsi Kalimantan Selatan
Provinsi Kalimantan Tengah
Provinsi Kepri
Provinsi Lampung
Provinsi Maluku
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Provinsi Riau
Provinsi Sulawesi Barat
Provinsi Sulawesi Selatan
Provinsi Sulawesi Tenggara
Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi Sumatera barat
Provinsi Sumatera Selatan
Provinsi Sumatra Utara
Provisi Maluku Utara
Sejarah
Sleman
Tanggamus
Ternate
Tidore
Timor Tengah Selatan
Trenggalek
Video
Way Kanan
Yogyakarta
Yogyakarta

Anak-anak Ujian di Gedung Darurat, FPDT Gertak Pemerintah 

kua’aus, INVESTIGASI86.COM — Di tengah keterbatasan sarana dan prasarana yang sangat memprihatinkan, SMP Negeri Kua’Aus, Kecamatan Amanatun Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, berhasil menyelenggarakan Penilaian Sumatif Akhir Jenjang Satuan Pendidikan (PSAJSP) Tahun Ajaran 2024/2025. Ujian perdana ini dilaksanakan pada Senin (5/5/2025) di sebuah gedung darurat yang jauh dari standar kelayakan.

Sebanyak 11 siswa angkatan pertama sekolah tersebut mengikuti ujian dengan semangat yang tak surut, meskipun harus berjibaku dengan cuaca yang tidak bersahabat serta keterbatasan sarana seperti meja, kursi, dan papan tulis. Kondisi ini memantik perhatian serius dari Forum Pemerhati Demokrasi Timor (FPDT).

“Alarm nyata bagi pemerintah” Ketua Bidang Pendidikan FPDT, Yefta Banunaek, S.Pd., menyampaikan apresiasi mendalam kepada Kepala Sekolah Joni Rasius Kase, S.Pd., Gr., jajaran guru, panitia ujian, serta para siswa yang tetap menunjukkan dedikasi dan keteguhan luar biasa di tengah segala keterbatasan.

“Kami sangat terharu melihat semangat anak-anak ini. Mereka adalah simbol ketangguhan. Namun, keteguhan mereka juga menjadi alarm nyata bagi pemerintah bahwa masih banyak wilayah yang menjerit dalam diam,” ujar Yefta saat dikonfirmasi INVESTIGASI86.COM.

FPDT mendesak Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan, khususnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, untuk segera membangun gedung sekolah permanen serta melengkapi fasilitas pendukung seperti meja, kursi, papan tulis, ruang kelas, dan fasilitas dasar lainnya.

Landasan hukum jelas Menurut FPDT, desakan ini memiliki dasar hukum yang kuat. Pasal 45 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan, “Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan peserta didik.”

Selain itu, Permendikbud Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA mewajibkan setiap sekolah memiliki ruang kelas, perpustakaan, ruang kepala sekolah, ruang guru, tempat ibadah, toilet, hingga fasilitas olahraga secara memadai.

“Kita tidak bisa menormalisasi anak-anak belajar di ruang darurat tanpa fasilitas memadai. Negara tidak boleh absen dari tanggung jawab konstitusionalnya,” tegas Yefta.

Ajakan lintas pihak FPDT juga menyerukan kepada seluruh elemen bangsa — mulai dari pemerintah pusat, DPR RI, sektor swasta, lembaga swadaya masyarakat (LSM), hingga komunitas lokal — untuk bergotong royong membantu percepatan pembangunan sekolah di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), termasuk Amanatun Utara.

“Ini bukan semata tanggung jawab pemerintah daerah. Dari pusat hingga daerah, dari kementerian hingga komunitas akar rumput, semua pihak punya tanggung jawab moral untuk menjamin hak pendidikan yang adil, bermartabat, dan setara bagi setiap anak bangsa,” pungkas Yefta.

Potret ketimpangan Kisah SMP Negeri Kua’Aus mencerminkan potret ketimpangan akses pendidikan di Indonesia. Ketika anak-anak di kota belajar di ruang berpendingin dan duduk di kursi empuk, anak-anak di pelosok justru bertahan dengan dinding kayu lapuk dan atap bocor.

FPDT menegaskan, momentum ini harus menjadi titik balik kesadaran kolektif bahwa pembangunan pendidikan tak boleh lagi meninggalkan anak-anak di ujung negeri. Pemerintah diminta segera bertindak konkret, bukan hanya menebar janji.

 

Klik tombol tindakan dibawah sesuai pilihanmu untuk membagikan informasi ini!