Kuansing • Terkait berita dugaan penyelewengan dana bantuan dari perusahaan sawit kepada masyarakat Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terdampak limbah, kades Bedeng Sikuran buka suara.
Tarriadi selaku kades Bedeng Sikuran menyebutkan kepada media investigasi86 bahwa informasi terkait dugaan penyelewengan dana bantuan tersebut tidaklah benar dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Tarriadi menyebutkan bahwa semua bantuan sumur yang diberikan perusahaan sawit tersebut telah terealisasi dan sesuai dengan anggaran yang telah diberikan perusahaan sebanyak 50 juta per tahun.
“sudah…sudah terealisasi kok semuanya, boleh kita lihat satu per satu sumur bantuannya” ujar Tarriadi kepada media, Senin 18/07/22.
“Terkait kondisi air sumur yang belum bersih itu tergantung dari posisi tanah tempat sumur itu digali, memang tidak semua sumur yang dibuat bisa jernih airnya, karena itu faktor tanah” kata kades.
Lebih lanjut Tarriadi menjelaskan “Bantuan senilai 50 juta dari perusahaan untuk membuat sumur cincin sebanyak 3 titik selama setahun sudah kita realisasikan bahkan lebih, karena ada yang menggunakan dana desa juga untuk pembuatan sumur tersebut” jelas kades yang telah menjabat selama dua periode tersebut.
Kades Bedeng Sikuran juga tidak menafikkan jika sungai di bedeng sikuran telah tercemar semenjak pabrik sawit itu berdiri.
“Memang benar kalau sungai Sikuran itu tercemarnya semenjak pabrik sawit itu berdiri, makanya mereka pihak perusahaan memberikan bantuan tiga sumur tiap tahun” lanjutnya.
Kemudian kades Tarriadi jauh hari juga pernah menegaskan kepada pihak perusahaan bahwa jangan mentang-mentang perusahaan memberikan bantuan tiga sumur setiap tahun, pihak perusahaan seenaknya membuang limbah ke sungai.
“Kalian jangan mentang-mentang memberikan bantuan tiga sumur setiap tahun, kalian seenaknya membuang limbah pabrik ke sungai” tegas Kades Tarriadi mengulangi obrolannya pada saat berdialog dengan pihak perusahaan pada tempo dulu.
Kades Bedeng Sikuran juga menyebutkan bahwa masih banyak masyarakat disekitar aliran sungai yang masih bergantung dengan air sungai, seperti untuk keperluan mandi dan mencuci.
Bantuan tiga sumur yang diberikan perusahaan sawit setiap tahunnya belumlah cukup untuk menggantikan semua fungsi sungai tersebut.
Pastinya tidak akan tergantikan, seperti mata pencaharian warga setempat yang sebagai nelayan atau pencari ikan yang tidak akan pernah tergantikan.(red)