More results...

Generic selectors
Cari yang sama persis
Cari berdasarkan judul
Cari berdasarkan konten
Post Type Selectors
Filter by Categories
Berita Kriminal
Catatan Muslim
Daerah
Edukasi
Hiburan
Internasional
Investigasi
Kabupaten Indragiri Hilir
Kabupaten Indragiri Hulu
Kabupaten Kampar
Kabupaten Kepahiang
Kabupaten Kuantan Singingi
Kabupaten Pelalawan
Kabupaten Rejang Lebong
Kabupaten Rokan hilir
Kabupaten Siak
Kesehatan
Kota Dumai
Narasi dan Opini
Papua
Provinsi Aceh
Provinsi BALI
Provinsi Banten
Provinsi Bengkulu
Provinsi DIY
Provinsi Jambi
Provinsi Jawa Barat
Provinsi Jawa Tengah
Provinsi Jawa Timur
Provinsi Kalimantan Selatan
Provinsi Kalimantan Tengah
Provinsi Kepri
Provinsi Lampung
Provinsi Riau
Provinsi Sulawesi Barat
Provinsi Sulawesi Selatan
Provinsi Sulawesi Tengah
Provinsi Sulawesi Tenggara
Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi Sumatera barat
Provinsi Sumatera Selatan
Provinsi Sumatra Utara
Sejarah
Traveling
Video
Yogyakarta

Mimpi Datuk Obik (13): Dengarlah Nasehat Tuk Rasiman!

Ilustrasi Mimpi Datuk Obik (13): Dengarlah Nasehat Tuk Rasiman!.(foto: ist)
INVESTIGASI 86 di Google News

TURUN dari mobil Inova, Upiak sapaan akrab Nurlela Andini Putri langsung bergegas masuk rumah Tuk Rasiman. Aroma gulai baung masakan Tuk Rasiman yang menyengat itu membuatnya tak bisa menahan rasa laparnya. Kendati sebelumnya ia dan kawan-kawannya sudah makan ayam penyet di The Zona Coffee di Jl. Ahmad Yani milik Zona.


Begitu juga dengan temannya, Rio Febrian, Willi Heriko, Sella Merita, dan Ardika Ikhsan. Hanya Sandi dan Arman yang terlihat santai karena mereka memang sudah terbiasa “lapar” seperti itu sejak jadi mahasiswa dulu. Sekarang, terbawa-bawa, kendati penyakit maag kronis sudah mendera mereka.

Tuk Obik tersenyum melihat tingkah mahasiswa Universitas Islam Kuantan Singingi (UNIKS) yang memang unik tersebut. Ia ingat dengan anak dan cucunya yang menuntut dipelbagai perguruan tinggi ternama di dalam dan luar negeri.

Ia berpraduga mungkin anak dan cucunya juga merindukan suasana seperti itu. Rindu dengan gulai ikan baung dengan terung asam. Rindu sambal terasi “made in” Bagasiapiapi yang jarang ditemukannya di kota tempat mereka menuntut ilmu, Ah… sudahlah.

Tuk Rasiman dengan rambut dan kumisnya yang memutih menyambut ramah kedatangan Upiak dan kawan-kawannya.

Hatinya gembira tak terkira bahwa hari itu ia mendapat dua tamu istimewa sekaligus. Yakni kawan lamanya Tuk Obik dari Jakarta dan mahasiswa UNIKS datang mencicipi makanan masakannya sendiri.

Ajak, kawan-kawanmu makan sepuas-puasnya, Piak. Hari ini Datuk sengaja membuat gulai baung banyak untuk menjamu kalian,” ucap Tuk Rasiman.

Upiak dan kawan- kawannya lalu menyantap makanan yang disajikan Tuk Rasiman itu dengan lahap. Mereka merasa kelaparan karena pikiran mereka terkuras untuk memperbaiki masterplan yang digagas Rektor UNIKS Dr. H. Nopriadi, SKM. M.Kes itu.

Apalagi, Tuk Obik dan Arman minta masterplan itu kalau bisa seperti Kebun Raya dan Taman Mekarasari Cileungsih di Bogor, Jawa Barat. Bila perlu melebihi itu. Sebuah tantangan yang menguras tenaga dan pikiran mereka.

Lezatnya…… Siapa yang masak gulai ikan baung dan terung asam selezat ini, Tuk,” tanya Upiak penasaran dengan manja.

Tambuah (tambah) ciek (satu), Tuk!” ucap yang lain. Mereka bersahutan ingin minta tambah. Saking lezatnya tak terasa nasi, gulai ikan baung, dan sambal terasi yang ada di depan merekapun menipis.

Bukan pula Tuk Rasiman namanya jika tak punya stok nasi. Ibarat perang, peluru itu sudah disiapkan. Ia sudah menyediakan stok makanan didapur.

Silahkan… makan sepuas-puasnya. Sebelum kalian makan, datuk dengan Tuk Obik sudah duluan, Jangan kasih kenduuuur. Mak nyus…,” jawab Tuk Rasiman sembari menunjuk Tuk Obik yang tersandar duduk di sudut ruang makan rumahnya. Tuk Obik tak bisa bergerak karena kekenyangan.

Mereka memuji kelezatan masakan Tuk Rasiman yang tiada duanya.“Pak Sardison putus ni, Tuk,” ujar Arman sembari tersenyum.

Tuk Rasiman tersenyum mendapat pujian setinggi langit itu. Ia pernah membaca di epsiode “Mimpi Tuk Obik edisi 10,” Kepala BKSDM Kepri asal Cerenti itu meraih juara I lomba masak nasi goreng dalam rangka peringatan HUT ke-23 Dharma Wanita Persatuan dan Hari Ibu ke-94 Tingkat Provinsi Kepri 2022 yang digelar di Aula Wan Seri Beni, Dompak, Rabu, 14 Desember 2022 lalu.

Mana bisa disamakan. Beda dong masak gulai baung dengan nasi goreng, Dinda,” ujar Tuk Rasiman tersenyum.

Tuk Obik ikut nimbrung mendengar percakapan kedua sahabatnya itu. Menurut Tuk Obik itulah kelebihan Tuk Rasiman dari dulu. Kendati rambutnya sekarang sudah memutih, semangat juangnya jangan ditanya, Boleh tahan, Datuk kalian ni, masih suka bercanda, berdiskusi, berbagi ilmu, dan bergurau sambil menikmati makan nasi siang ini.

Tak hanya dengan teman sejawatnya, juga dengan generasi jaman now termasuk dengan mahasiswa seperti kalian ini,” tambah Tuk Obik. Mereka semuanya tertawa, Hahahahaha….

Usai makan gulai baung campur terung asam dan sambal terasi “made in” Bagansiapi-api itu, mereka melanjutkan diskusi.

Diskusi sambil lesehan beralaskan tikar pandan sambil menikmati makanan ringan yang sudah disiapkan sebelumnya memang terasa asyik dan menyenangkan.

Arman lalu membuka diskusi dengan Tuk Rasiman. Terlebih dahulu, ia memperkenalkan satu persatu mahasiswa UNIKS yang hadir saat itu.

Yang cantik mirip Nagita Slavina ini, namanya Upiak dari Lubuk Jambi. Di kampus, ia dipanggil Nurlela Andini Putri. Yang tinggi langsing mirip Luna Maya ini, namanya Haryati dari Koto Sentajo. Yang ini Rio Febrian dari Cerenti. Ini Willi Heriko dari Basrah. Ini Sella Merita dari Benai.

Yang ganteng mirip Baim Wong ini Ardika Ikhsan dari Logas Tanah Darat. Merekalah mahasiswa yang membantu mewujudkan gagasan Rektor UNIKS menyusun masterplan UNIKS.

Usai Arman memperkenalkan mahasiswa UNIKS itu, Tuk Rasiman memperkenalkan dirinya. Semasa aktif sebagai abdi negara Datuk pernah jadi Camat Reteh di Indragiri Hilir, Camat Kuantan Tengah (1991-1997), Camat Siak Hulu di Kampar (1997-1999).

Ketika Kuantan Singingi dimekarkan jadi Kabupaten 1999, Datuk pernah duduk sebagai Asisten 1 Bidang Pemerintahan, Kadispenda, Ketua Bappeda. Terakhir jadi Sekretaris Daerah. Sebelum pensiun sebagai PNS pada 2009, datuk ditunjuk Gubernur Riau sebagai Staf Ahli.

Haryati yang kuliah di Fakultas Pertanian UNIKS menyela. Perjalanan Datuk Rasiman sangat panjang. “Apa pesan datuk kepada kami, Tuk,”tanya Haryati.

Menurut Tuk Rasiman ada dua pesannya kepada generasi muda.

  • Pertama: Selalulah menanam pohon supaya dapat dinikmati anak cucu.
  • Kedua: Berbuatlah pada saat kita bisa berbuat, Jangan berusaha berbuat pada saat kita tidak bisa lagi berbuat.

Kedua prinsip hidup inilah yang Datuk pegang teguh baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat atau pemerintahan.

Haryati dan kawan-kawan tersenyum. Prinsip hidup ini bagaikan sendiran bagi mereka yang belum berbuat apa-apa untuk kampus UNIKS yang mereka cintai. Juga bagi Arman yang tersenyum di sudut sana.

Taraso dek ambo, kanda. Terima kasih,” ujar Arman.

Tuk Rasiman melanjutkan ceritanya. Di mana dirinya menanam atau berbuat suatu kebaikan adalah untuk anak cucu dan orang banyak bukan untuk pribadi dan tak perlu kita tonjolkan untuk mencari popularitas. Apalagi dirinya bukan orang politik yang perlu pencitraan.

Begitu juga Datuk berbuat pada saat posisi Datuk bisa berbuat. Kalau posisi Datuk sudah digantikan orang lain Datuk tidak akan mencampuri urusan itu,” jelasnya.

****

GILIRAN Tuk Obik mengungkapkan rasa kebanggaannya terhadap mahasiswa UNIKS.

Mahasiswa UNIKS ini memang luar biasa uniknya. Tidak seperti kita dulu, Tuk Rasiman,” ujar Tuk Obik mengenang masa lalunya.

Menurut Tuk Obik, penyusunan masterplan yang dilakukan cucu-cucu kita ini sudah hampir final. Apa yang dimimpikan pak Rektor sudah hampir terakomodir mereka desain.

Pintu gerbangnya diwarnai dengan rimbunnya pohon, dilengkapi dengan kursi taman yang berlogo perusahaan tanda itu hadiah dari perusahaan menggunakan dana CSR nya.

Blok-blok holtikultura dimana tahap awal rencana akan menanam jagung, singkong, jahe, cabe sudah tertata rapi lengkap. Akses jalan lingkar luar dan lingkar dalam, got-got, jembatan sudah tertata rapi layaknya jalan yang pernah kita lihat di Kebun Raya Bogor.

Pak Rektor pasti senang melihat blok-blok sudah tertata rapi,” ujar Tuk Obik.

Sementara Sandi mengatakan bila disain masterplan sudah final tinggal tim teknis dari Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UNIKS yang akan membuat forecast atau rencana anggaran biaya terhadap apa yang dituangkan di masterplan tersebut.

Setelah itu akan disusun team untuk finalisasi masterplan ini. Team meliputi team design, keuangan, marketing dan teknologi informasi, sosial ekonomi, agro, operasional, keamanan, dan lainnya sesuai dengan perkembangan.

Setelah team terbentuk, Datuk mau pulang nengok cucu dulu ke Surabaya, Bali, dan Jakarta,” ujar Tuk Obik menyela percakapan Sandi.

Tunggu dulu,” kata Tuk Rasiman.

Mengapa, Tuk Rasiman?”tanya Tuk Obik pura-pura tidak tahu.

Menurut Tuk Rasiman, kemarin Tuk Obik janji akan mengajak “maota lomak” di Kedai Sarinam bersama team DO. Katanya Jang Itam dari Pelalawan, Sandi, Upiak dan kawan-kawan juga akan ikut.

Oh… iya, lupa. Maklum umur kita sudah tua, Tuk Rasiman,” jawab Tuk Obik.

Mereka tertawa bersama, Hahahahahaha….

Selesai makan siang, mereka akan berkunjung ke “DO Green Organik” milik Tuk Obik di Kebun Nopi, Lubuk Jambi.

Muda-mudahan Bapak Marwan Yohanis alias MY- anggota DPRD Riau bisa bergabung” ucap Tuk Rasiman.

Tuk Rasiman mendengar dari tetangganya bahwa MY mau ke Lubuk Jambi memenuhi undangan reses dari konstituennya.

Tuk Obik terkejut, Upiak dan kawan kawan gembira tak terkira mendengar nama wakil rakyat asal Benai itu. Ganteng, cerdas, dan punya kepedulian yang tinggi dengan Kuantan Singingi.

Kemarin baru saja kita jumpa dengan Pak Mardianto Manan alias MM, besok dengan Pak MY. Terasa mimpi di siang bolong,” ujar Rio Febrian bangga.

Mahasiswa Fakultas Teknik UNIKS itu mengatakan semoga Tuhan selalu memudahkan langka mereka mewujudkan gagasan rektor.

Bayangkan betapa indahnya nanti desain yang sedang kita rancang ini. Apalagi MM dan MY mendukung, Putus….putus….putus….

Nanti Datuk kontak Pak MY. Mana tau beliau punya waktu ikut maota lomak di kedai Sarinam,” kata Tuk Rasiman.

Tak terasa waktu berjalan, Sebelum pulang ke rumah masing-masing, Tuk Rasiman berpesan kepada Upiak dan kawan-kawan, “pesan Datuk, ya….jangan lupa: selalulah tanam pohon.

Mereka pulang dengan tersenyum. Besok mereka akan maota lomak di kedai Sarinam.

[20/12/2022 19.03] Arman L.Wisnu: Yusron Sahamin

*“Grosir” Madu Kelas Dunia dari Kuantan Singingi*

—————

SETINGGI tinggi terbang bangau suatu saat akan pulang juga ke kubangan” Atau “DARIPADA hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri”

***

PERIBAHASA ini mungkin cocok mengambarkan sosok Yusron Sahamin: youtuber, conten creator, pengusaha madu, dan penggagas organisasi “OKe Kuansing”atau “Orang Kreatif Kuantan Singingi.

Belasan tahun lamanya Yusron merantau ke Negara jiran: Malaysia, Singapura, dan Thailand dengan segala suka dan dukanya. Namun sejak covid-19 melanda dunia tahun 2019, ia pulang. Ia memilih “tunak” di kampung halamannya: Kampung Baru Sentajo, Kecamatan Sentajo Raya, Kuantan Singingi.

Ketika Covid-19 berangsur pulih akhir tahun 2021, Yusron tak “berminat” lagi ke Malaysia. Selain factor umur yang makin menua, ia ingin berbagi dengan orang-orang kreatif di kampung halamannya.

Selain itu Yusron juga melihat potensi luar biasa di kampung halamannya yang belum tergali. “Semua ini tantangan yang harus dijadikan peluang,” katanya tersenyum.

***

BERSAMA AbrarPak Cik” Nyayah, Yusron kini mengembangkan channel PAKCIK NYANYAH yang sebelumnya di kelola Abrar sendirian.

Ia dan Abrar menghimpun anak muda kreatif di Kuantan Singingi dalam sebuah wadah: OKe Kuansing. Anggotanya kini sudah tersebar di setiap kecamatan di Kuantan Singingi.

Target kami, OKe Kuansing berdiri sampai ke pelosok desa,” ujar pria kelahiran Kampung Baru Sentajo, 21 April 1972.

Yusron begitu visioner memandang Kuantan Singingi ke depan. Namun ia juga sadar banyak tantangan dalam pembangunan. Tantangan itulah yang mau dijawabnya bersama Abrar menjadi pejuang melalui tiga perubahan yang kini dicanangkannya dengan Abrar, pelawak alumni Akadami Pelawak TPI (API) itu.

Setidaknya ada tiga perubahan yang diinginkan Yusron di kampung halamannya, Yakni:

  • Pertama, mindset (perubahan pola pikir yang berorientasi kepada kualitas kerja).
  • Kedua, hearsted (perubahan prilaku).
  • Ketiga, skillset (perubahan yang mengacu pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan, berkreasi, dan berinovasi).

Yusron sadar untuk merubah tantangan – terutama dalam memajukan pendidikan, sumber daya manusia, ekonomi, energi (listrik), air bersih, kesehatan, infrastruktur, ekonomi hingga budaya memang “pekerjaan rumah” yang harus dituntaskan oleh siapapun pemimpin Kuantan Singingi sejak berdiri hingga kini dan ke depan.

Orang boleh bilang kami sombong untuk melakukan perubahan di Kuantan Singingi. Tapi kami yakin perubahan itu harus dilakukan. Kalau tidak kita siapa lagi. Kalau bukan sekarang kapan lagi, kawan,” ujarnya.

Menurut Yusron, masa depan adalah PERUBAHAN. “Dalam kehidupan, yang tidak berubah justru itu PERUBAHAN itu sendiri,”tambah anak kelima dari tujuh bersaudara pasangan Sahamin dan Siti Nurbaya ini tersenyum.

***

SAAT ini dunia berada dalam genggaman. Terlalu kecil untuk diributkan,”katanya tersenyum.

Kendati berada di kampung halaman, namun bisnis “madu” yang digelutinya sejak tahun 2001 hingga kini tetap eksis bahkan berkembang. Modalnya adalah kepercayaan, menjaga hubungan baik dengan jaringan, dan terus memperluas relasi.

Yusron mengakui namanya memang tidak terkenal seperti pengusaha sukses lainnya di Kuantan Singingi. Namun namanya sebagai grosir madu cukup “harum”di negara jiran: Malaysia, Singapura, dan Thailand. Bahkan hingga ke Arab Saudi, Mesir, Inggris, Amerika Serikat, dan lainnya.

Ia salah seorang grosir madu lebah asli Riau dari Kuantan Singingi yang hingga kini masih eksis di dunia Internasional.

Yusron menceritakan perjalanannya sebagai grosir madu. Semua ini bermula tahun 2001- ketika ia berkenalan dengan Penyelia Urusan Perniagaan Korporat, salah seorang pengusaha Malaysia. “Penyelia minta bantuan saya mencari madu dalam jumlah banyak, Peluang itu langsung saya tangkap,”ujarnya.

Ia lalu menghubungi rekannya peternak madu sebagai tangan pertama dari berbagai daerah di Riau seperti: Apriadi dari Sorek, Silsila dari Kampar, Karim dari Siak, dan lainnya.

Madu dari tangan pertama tersebut kemudian dikumpul di gudang di Pekanbaru dengan kemasan jerigen 35 liter sesuai kuantitas pesanan dari pelanggan di luar negeri. Biasanya per minggu kuantitas pengiriman bisa mencapai 1 ton atau lebih. Adapun kebutuhan permintaan varian madu beragam.

Ada madu sialang ada juga madu budidaya. Kesemuanya merupakan varian madu asli umumnya. Selain permintaan cairan madu, terkadang juga ada spesial order (pesanan) sarang madu yang belum diproses.

Dan, masing-masing madu di Riau punya keunggulan, Madu dari Pelalawan rasanya dominan manis. Madu dari Sorek manis serta kelat ringan. Orang Malaysia dan Singapura lebih memilih madu dari Sorek.

Menurutnya madu dari Riau dikirim distributor melalui Pelabuhan Teluk Nibong Tanjungbalai Asahan, Sumatera Utara. Selanjutnya menggunakan expedisi laut (kapal motor barang) ke Pelabuhan Asaniaga Portklang, Selangor, Malaysia.

Dari distributor di Riau sampai ke Malaysia memakan waktu perjalanan 3 hari fix,” jelasnya.

Dalam setiap bulan Yusron bisa menjual madu sebanyak 3-4 ton. Dan keuntungan yang diraihnya mencapai Rp10juta/ton.“Saya jual madu di Malaysia, 35.00 ringgit perkilo. Kalau di Indonesia sekitar Rp.124.000.

Banyak untung leee… Adalah,” ujarnya tersenyum.

***

DI MALAYSIA, Yusron punya partner yang sudah menjadi langganannya. Ada yang menjemput langsung ke pelabuhan, ada pula yang minta diantar. “Partner inilah yang nanti mendistribusikan ke pelanggan,” ujarnya.

Selain punya partner, Yusron juga mengorder sendiri kepada pelanggan tetapnya: Yakni Aida di Segambut, Aby Honey di Johor, Madu 3 Joe Aziz, Madu Rayhan & Rayyan di Kuala Lumpur, keluarga Dato’ Sri Khalid bin Mohamad Jiwa (atau juga dikenal sebagai Datuk K), Amy Search dari Search Group. Termasuk juga keluarga almarhum Ashraf Sinclair suami penyanyi Bunga Citra Lestari dari Indonesia.

Menurut Yusron perkenalannya dengan keluarga Datuk K melalui mertuanya H. Bukhari Bin H. Yahami, kelahiran Pulau Kopung Sentajo tahun 1979. Datuk K adalah sahabat mertuanya karena punya hubungan perniagaan sejak lama.

Istrinya Norelis yang sekarang sudah berpisah dengan dirinya jadi “adik angkat”dari Datuk K dan istrinya Siti Nurhaliza.

Saya jadi grosir madu ke salah satu perusahaan Datuk K melalui mertua saya yang meninggal dunia dua bulan lalu,” ujarnya tanpa bermaksud menyombongkan diri.

Kalau ada permintaan madu dari dalam dan luar negeri, bagaimana caranya? “Cukup hubungi telp atau WhatsApp saya: Yusron: +62 81276264415.  

***

SEBAGAI grosir madu kelas dunia, Yusron punya trik sendiri dalam menjual dagangannya itu. Jika pelanggan punya keluhan (klaim) dengan madu tersebut, dengan lampiran data akurat dari laboratorium setempat semua modal pembelian dikembalikan. Jadi kualitas dan keaslian madunya tetap terjamin.

Yusron mengaku berani menggeluti bisnis madu dibandingkan bisnis lainnya. Si-penjual harus menguasai teknik pemasaran dan menguasai beberapa bahasa pasar. Pemasaran madu teramat banyak trik untuk meyakinkan pelanggan. Modal utamanya adalah kejujuran dan iklas dari dalam diri sendiri.

Lalu untuk mengetes keasliaan Madu, Yusron mengatakan untuk test keaslian secara klinis laboratorium hanya baru ada di Malaysia. Pengujian madu di labor Indonesia hanya sekedar menentukan dan meneliti kadar zat-zat yang terkandung dalam madu tersebut.

Trik menjual madu itu harus dikuasai dengan baik. Jika tidak bisa tekor. Madu yang tidak bisa dikirim jangan dikirim. Contohnya madu campuran (madu liar campur madu budidaya), madu bercampur bahan bukan madu, dan madu tidak mengandung madu (oplosan).

***

PERJALANAN Yusron sebagai grosir madu kelas dunia cukup panjang. Ia merantau ke Malaysia tahun 1996 setelah “gagal” menyelesaikan kuliah di Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Arsitekur Univesitas Lancang Kuning (Unilak) Pekanbaru, Riau.

Tak elok saya sebutkan kenapa saya gagal menyelesaikan pendidikan di Unilak. Panjang ceritanya,” ujar Yusron.

Yusron menceritakan suka duka masuk Malaysia. Ia tinggal bersama kakak tertuanya Suhesmi. Tepatnya di Segambut, Kuala Lumpur. Kakaknya itu memang sudah puluhan tahun tinggal di Malasyia. Sedangkan kakaknya yang lain Yuslinda bekerja sebagai guru SMP di Batam, Kepri.

Kakaknya itu memang sudah puluhan tahun tinggal di Malaysia. Sedangkan kakaknya yang lain Yuslinda bekerja sebagai guru SMP di Batam, Kepri.

Kakaknya yang lain Maprina (Pensiunan Guru SMP 1 Sentajo Raya) memilih tinggal di kampung halaman bersama abangnya Harmonise (Pensiunan Pegawai Pemkab Kuantan Singingi), Undang Indrayunan (wirawaswata), dan adik sulungnya Syam Norhisam (wiraswasta).

Lalu apa cita-citanya yang akan diwujudkan di kampung halamannya? “Kami akan menghimpun orang kreatif Kuantan Singingi dalam sebuah wadah: OKe Kuansing TV

Lalu…, asal jangan dimadu saja.****

Bersambung……

Klik tombol tindakan dibawah sesuai pilihanmu untuk membagikan informasi ini!