Kuansing • Proyek Perawatan Irigasi Bernilai Ratusan juta rupiah di desa siberobah kecamatan gunung Toar tak kunjung usai, dikarenakan tak kunjung usai pengerjaan proyek tersebut, diduga ada indikasi penyelewengan dana proyek perawatan dan normalisasi irigasi tersebut.
Diketahui dana untuk proyek perawatan irigasi seberang Taluk 2 tersebut bersumber dari dana APBD provinsi Riau yang di gelontorkan untuk perawatan irigasi yang ada di desa siberobah gunung Toar.
Diduga dalam proyek perawatan irigasi seberang Taluk 2 tersebut ada indikasi pengerjaan yang terkesan asal asalan sehingga proyek tersebut tak kunjung usai hingga berita ini diterbitkan. Padahal proyek tersebut di mulai pada bulan April lalu, pada saat bulan ramadhan.
Dan proyek perawatan irigasi tersebut tampak tidak transparan, karena tidak adanya papan proyek yang di pajang di areal proyek tersebut.
Selain tidak adanya transparansi dengan memajang papan terkait rincian kegiatan proyek tersebut, ternyata proyek tersebut masih banyak yang belum terselesaikan.
Tampak di dalam bendungan irigasi tersebut berserakan batang-batang kayu dan Tunggul yang seharusnya dibersihkan, namun hal tersebut dibiarkan saja, belum lagi lumpur, pohon tumbang yang melintang di saluran irigasi dan bahkan ada tempat saluran irigasi yang bocor.
Informasi terkait tidak adanya papan proyek tersebut didapatkan dari keterangan salah seorang warga desa siberobah yang menyayangkan proyek yang bernilai ratusan juta rupiah namun tidak transparan terkait rincian kegiatannya.
Ketika awak media investigasi86 mengecek ke lokasi, ternyata benar papan proyek terkait rincian kegiatan proyek tersebut tidak ditemukan.
“Iya proyek itu gak ada papan proyeknya, dan pengerjaan proyek tersebut dimulai pada bulan puasa lalu” jelas salah seorang warga desa siberobah kepada awak media.
“Kata juru irigasi , proyek tersebut dananya lebih dari seratus juta” lanjut warga desa siberobah yang tidak mau disebutkan namanya yang pernah berbincang dengan juru irigasi ‘Kadri’ pada beberapa waktu lalu. Ketika dihubungi ‘kadri’ juga mengiyakan bahwa proyek tersebut belum selesai.
Sebuah angka yang besar, nilai proyek yang ratusan juta dikerjakan asal-asalan, apakah karena lokasinya yang jauh dari jangkauan media, dan apakah proyek tersebut hanya formalitas saja pengerjaannya?
Didapatkan informasi bahwa alat berat yang bekerja untuk mengeruk dan membersihkan bendungan tersebut diketahui hanya bekerja sekitar sepuluh (10) hari.
Setelah sepuluh hari kerja, alat berat tersebut beranjak keluar dan tidak lagi beroperasi di areal proyek tersebut. Saat awak media mengecek kelokasi proyek juga tidak ditemukan pekerja dan alat berat dilokasi proyek tersebut.
Saat di konfirmasi awak media kepada pemilik proyek ‘Eko’ melalui pesan singkat WhatsApp, Eko selaku pemegang proyek tersebut menyebutkan bahwa proyek tersebut belum selesai dan masih dalam tahap pengerjaan.
“Itu proyek belum selesai, emangnya kenapa “ ujar Eko balik bertanya, Selasa 28/06/2022 melalui WhatsApp.
Dan Eko juga menantang, jika ingin di beritakan, beritakan aja kalau proyek itu belum selesai. “kalau mau beritakan, beritakan aja! Emangnya kenapa” ujar Eko yang kemudian menutup percakapan dan langsung memblokir nomor whatsApp awak media.
Dalam hal ini diharapkan kepada instansi terkait, Dinas PUPR Provinsi Riau agar bisa mengecek ke lapangan terkait proyek yang telah berjalan pada bulan April lalu, dan menjelaskan kepada publik terkait status proyek tersebut.(red)