More results...

Generic selectors
Cari yang sama persis
Cari berdasarkan judul
Cari berdasarkan konten
Post Type Selectors
Filter by Categories
Bantul
Batam
Berita Kriminal
Blitar
Catatan Muslim
Daerah
Edukasi
Garut
Gunung Kidul
Halmahera Selatan
Halmahera Tengah
Iklan
Internasional
Investigasi
Jakarta
Jayapura
Kabupaten Buru
Kabupaten Indragiri Hilir
Kabupaten Indragiri Hulu
Kabupaten Kepahiang
Kabupaten Kuantan Singingi
Kabupaten Pelalawan
Kabupaten Rejang Lebong
Kabupaten Rokan hilir
Kabupaten Rokan Hulu
Kabupaten Siak
Karimun
Kesehatan
Kota Dumai
Kota Magelang
Kota Manado
Kota Semarang
Labuhan Batu
Maluku Tenggara
Merangin
Narasi dan Opini
Papua
Pekanbaru
Provinsi BALI
Provinsi Banten
Provinsi Bengkulu
Provinsi DIY
Provinsi Jambi
Provinsi Jawa Barat
Provinsi Jawa Tengah
Provinsi Jawa Timur
Provinsi Kalimantan Selatan
Provinsi Kalimantan Tengah
Provinsi Kepri
Provinsi Lampung
Provinsi Maluku
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Provinsi Riau
Provinsi Sulawesi Barat
Provinsi Sulawesi Selatan
Provinsi Sulawesi Tenggara
Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi Sumatera barat
Provinsi Sumatera Selatan
Provinsi Sumatra Utara
Provisi Maluku Utara
Sejarah
Sleman
Tanggamus
Ternate
Tidore
Timor Tengah Selatan
Trenggalek
Video
Way Kanan
Yogyakarta
Yogyakarta

FPDT Desak Tuntaskan Kejanggalan Pengelolaan BPJS Tenaga Outsourcing DPRD TTS: “Ini Perbuatan Melawan Hukum!”

Soe- Investigasi86.com –  Ketua Forum Pemerhati Demokrasi Timor (FPDT), Doni Tanoen,  mengungkapkan  kekecewaan mendalam  terhadap pengelolaan BPJS Ketenagakerjaan bagi 44 tenaga outsourcing di Sekretariat DPRD TTS. Doni menuding adanya  pelanggaran aturan dan perbuatan  melanggar hukum  dalam kasus ini.

“Tenaga outsourcing berhak mendapatkan perlindungan sosial dari BPJS Ketenagakerjaan, sama seperti pegawai tetap,” tegas Doni kepada media pada Jumat (7/3/2025). “Manfaat BPJS Ketenagakerjaan bagi tenaga outsourcing meliputi: Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, dan Jaminan Pensiun (JP).”

Doni mengingatkan bahwa  pemberi kerja atau pengusaha wajib mendaftarkan pekerja outsourcing ke BPJS Ketenagakerjaan. “Jika kewajiban ini tidak dipenuhi, pengusaha dapat dikenakan sanksi administratif,” jelasnya.

Doni  menuding  Sekretaris DPRD TTS bersama PT. Trigama Group harus  bertanggung jawab secara hukum  atas kejanggalan ini. “Bagaimana  mereka  melakukan  perjanjian  kerja  sama  untuk  mempekerjakan  orang  lain  sebagai  tenaga  outsourcing  tapi  tidak  memberikan  jaminan  kesehatan,  jaminan  sosial,  jaminan  kecelakaan  kerja,  serta  jaminan  hari  tua?  Pertanyaan  anggaran  BPJS  saudara-saudara  44  orang  ke  mana?”  tanya  Doni.

“Apakah  tidak  dianggarkan  sementara  aturan  jelas  itu  bersifat  wajib?  Jika  anggarannya  ada,  ke  mana  sampai  BPJS  mereka  tidak  dibayarkan?  Kasihan  jika  tidak  dibayarkan,  maka  dianggap  tidak  ada  atau  tidak  aktif.  Nanti  jika  terjadi  sesuatu  di  luar  dugaan,  saudara-saudara  kita  44  orang  outsourcing  tidak  bisa  klaim  asuransi  mereka.  Saya  pastikan  FDPT  akan  membawa  persoalan  ini  ke  jalur  hukum,”  tegas  Doni.

Doni  menilai  kasus  ini  bukan  hanya  pelanggaran  administratif,  tetapi  juga  perbuatan  melanggar  hukum  dan  merugikan  orang  lain.  “Saudara  kita  44  orang  tenaga  outsourcing  yang  sudah  dipekerjakan  sejak  2019-2020  sampai  hari  ini,  bahkan  sejak  Januari  hingga  Maret  2025  belum  ada  kontrak  kerja.  Terus  bagaimana  mereka  bisa  menerima  upah/gaji  mereka?  Dasarnya  apa  untuk  bayar?”  tanya  Doni  dengan  nada  kecewa.

Doni  mengingatkan  bahwa  Keputusan  Menteri  Tenaga  Kerja  Nomor  KEP-150/MEN/1999  menjelaskan  bahwa  BPJS  Kesehatan  karyawan  lepas  kontrak  diwajibkan  jika  karyawan  sudah  bekerja  selama  tiga  bulan  berturut-turut  di  bawah  perusahaan  tersebut.

FPDT  mendesak  pihak  terkait  untuk  segera  menuntaskan  persoalan  ini  dan  memberikan  keadilan  bagi  44  tenaga  outsourcing  yang  terdampak.

Klik tombol tindakan dibawah sesuai pilihanmu untuk membagikan informasi ini!