Atambua, INVESTIGASI86.COM— Bupati Belu, Willybrodus Lay, SH menegaskan komitmennya untuk memajukan pendidikan dan memberantas praktik perdagangan manusia (human trafficking) di Kabupaten Belu. Hal itu disampaikannya saat memimpin upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang berlangsung di Lapangan Umum Kota Atambua, Jumat (2/5/2025).
Dalam sambutannya, Bupati Willy mengungkapkan bahwa angka rata-rata lama sekolah masyarakat Belu saat ini baru mencapai 7,6 tahun. “Artinya, sekitar 50 persen anak-anak di Belu hanya menempuh pendidikan hingga tingkat sekolah dasar,” ujarnya.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, Pemerintah Kabupaten Belu mencanangkan program pembangunan sekolah menengah pertama (SMP) di setiap sekolah dasar yang memiliki lokasi memadai. Langkah ini, menurut Willy, diharapkan dapat menunjang pelaksanaan program wajib belajar 9 tahun secara lebih optimal.
Tak hanya fokus pada pendidikan, Bupati Willy juga menyoroti tingginya angka pengangguran lulusan SMA dan perguruan tinggi di daerahnya. Ia menilai bahwa pemerintah daerah belum sepenuhnya mampu menyediakan lapangan kerja yang memadai. Namun, ia melihat peluang di sektor pekerja migran.
“Saya tidak bisa melarang masyarakat untuk menjadi pekerja migran karena itu justru membuka peluang ekonomi. Saya mendapat informasi bahwa ada kuota nasional sekitar 125.000 pekerja migran hingga 2030, yang dapat diberangkatkan resmi ke berbagai negara,” paparnya.
Sebagai langkah konkret mencegah penempatan pekerja migran ilegal dan praktik human trafficking, Willy menyampaikan rencana pemerintah daerah untuk mengundang perusahaan penyalur resmi guna melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Willy juga mengajak seluruh unsur pemerintah, TNI-Polri, tokoh agama, serta masyarakat untuk bersama-sama memotivasi generasi muda agar menempuh pendidikan setinggi mungkin. Ia berharap mulai tahun 2026, anak-anak Belu dapat berkompetisi dan lolos seleksi di berbagai sekolah kedinasan di seluruh Indonesia.
“Mungkin tahun 2025 ini sudah terlambat, tapi kita akan menata sejak sekarang agar tahun depan anak-anak Belu bisa bersaing di tingkat nasional,” katanya.
Bupati Willy pun menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang selama ini berkontribusi memajukan pendidikan di wilayah perbatasan tersebut. “Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak, termasuk pemuka agama, yang sudah mendukung pendidikan di Belu. Mari kita terus bergandengan tangan demi masa depan anak-anak Belu yang lebih baik,” tuturnya.
Usai upacara bendera, acara dimeriahkan dengan penampilan tarian tradisional khas Belu. Sebanyak 2.000 penari yang terdiri dari siswa-siswi SMP dan SMA di Kabupaten Belu menampilkan tarian gawi, likurai, dan tebe secara massal. Atraksi ini memukau para tamu undangan dan masyarakat yang memadati Lapangan Umum Kota Atambua.
Tampak hadir dalam seremoni tersebut unsur Forkopimda, pejabat daerah, para guru, pelajar, tokoh masyarakat, dan tokoh agama. Sorak sorai dan tepuk tangan terdengar meriah saat para penari menyuguhkan gerak kompak dan harmonis, menutup peringatan Hardiknas 2025 dengan penuh sukacita.