Majelis Sang Presiden yang mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024 di klaim berisi para mantan anggota ormas FPI dan HTI hingga mantan napi terorisme.
Kegiatan yang diadakan di hotel Bidakara Jakarta Selatan pada Rabu 8 Juni sempat terjadi ketegangan, lantaran ada bendera HTI diatas panggung yang kemudian diturunkan oleh relawan Anies.
Apakah ini ada Grand Desain untuk melekatkan citra buruk kepada Anies Baswedan?
Ketika ditanyai Rivana di CNN Indonesia, apakah ada komunikasi antara relawan Anies dengan kelompok yang mengaku eks FPI dan kelompok mantan napi terorisme tersebut?
Andi Sinulingga sebagai Inisiator Kolaborasi Warga Jakarta menyebutkan bahwa pihaknya tidak ada komunikasi dengan kelompok yang mengaku eks FPI dan sejumlah mantan napi terorisme yang dimaksud.
“Nggak ada kita komunikasi sama mereka,kita juga gak tau siapa yang dimaksud, tapi sebenarnya kalau kita mau lacak siapa mereka ini sebenarnya kalau memang benar itu eks FPI itu pasti ada perizinan dan kita tahu selama ini Setiap kegiatan FPI atau HTI yang sudah dibubarkan oleh pemerintah selama ini tidak dikasih ruang, kenapa untuk kegiatan kali ini bisa mulus berlangsung”
Jadi hal ini ada rentetan peristiwa yang seolah-olah ini grand desain, yang sebelumnya ada kelompok yang mengaku FPI reborn.
Andi menyebutkan bahwa ” Anis ini selalu dilekatkan dengan identifikasi diri yang buruk itu bukan sesuatu yang baru, Jadi waktu Pilkada DKI Jakarta dilekatkan sebagai orang yang mempolitisasi agama dan kemudian dibangun rasa ketakutan kalau Anies jadi Gubernur maka Jakarta akan seperti Suriah dan akan kacau”
“Dan kayaknya menjelang 2024 ini, hal itu akan dilekatkan lagi seolah-olah orang yang di belakang Anis yang mendukung Anies itu adalah kelompok-kelompok Islam garis keras dan itu membahayakan NKRI” lanjutnya.
Kemudian Andi menyebutkan ” faktanya pada tahun 2017 isu itu tidak efektif dan Anies memenangkan pilkada dan kita lihat bagaimana perjalanan hampir 5 tahun Jakarta aman, damai dan toleransi pluralisme, serta kebijakan-kebijakan Anies Baswedan itu tidak ada yang mengindikasikan sedikitpun terhadap apa yang ditujukan kepada dirinya”
Apakah ada tujuan untuk melekatkan citra buruk kepada Anies? di satu sisi deklarasi kemarin kalau menurut teman-teman loyalitas bahwa ini memang deklarasi yang sengaja disetting oleh pihak dan oknum tertentu.
Ya kalau kita lihat orang yang mengaku para mantan napi terorisme dan para eks HTI dengan bangganya menyebutkan identitas diri mereka di depan publik, seolah-olah hal tersebut bukanlah sebuah aib bagi mereka. Apakah hal ini patut dicurigai, dan mungkin apakah ini yang dinamakan Grand Desain.(red)