More results...

Generic selectors
Cari yang sama persis
Cari berdasarkan judul
Cari berdasarkan konten
Post Type Selectors
Filter by Categories
Bangka Belitung
Berita Indragiri Hilir
Berita Kriminal
Berita Kuansing
Catatan Muslim
Daerah
Edukasi
Hiburan
Internasional
Investigasi
Jakarta
Kabupaten Gunung Kidul
Kabupaten Indragiri Hilir
Kabupaten Indragiri Hulu
Kabupaten Kampar
Kabupaten Karimun
Kabupaten Kepahiang
Kabupaten Kuantan Singingi
Kabupaten Lahat
Kabupaten Lahat Online
Kabupaten Pelalawan
Kabupaten Rokan hilir
Kabupaten Siak
Kesehatan
Kota Batam
Kota Dumai
Kota Manado
Lampung Barat
Maluku
Maluku Utara
Narasi dan Opini
Nusa Tenggara Barat (NTB)
Nusa Tenggara Timur (NTT)
Papua
Provinsi Aceh
Provinsi BALI
Provinsi Banten
Provinsi Bengkulu
Provinsi DIY
Provinsi Jambi
Provinsi Jawa Barat
Provinsi Jawa Tengah
Provinsi Jawa Timur
Provinsi Kalimantan Selatan
Provinsi Kalimantan Tengah
Provinsi Kepri
Provinsi Lampung
Provinsi Riau
Provinsi Sulawesi Barat
Provinsi Sulawesi Selatan
Provinsi Sulawesi Tengah
Provinsi Sulawesi Tenggara
Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi Sumatera barat
Provinsi Sumatera Selatan
Provinsi Sumatra Utara
Sejarah
Video
Yogyakarta
INVESTIGASI 86 di Google News

Yang Untung Dan Buntung, Disaat Harga Sawit Melonjak

TBS sawit di riau

investigasi86 • Permainan mafia minyak goreng di negri ini tak terlepas dari pengusaha-pengusaha bermata sipit yang menguasai pasar minyak goreng di negri ini.

Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang mengalami kenaikan harga pada awal Agustus 2021 lalu, tanpa henti-hentinya mengalami kenaikan harga yang signifikan, hingga mencapai harga 3.500 rupiah/kg.

Tentunya dengan harga (TBS) yang begitu tinggi, menjadi sesuatu yang menggembirakan bagi para petani kebun sawit yang ada di negri ini.

TBS sawit di riau

Terlepas dari itu semua, apakah benar dengan kenaikan harga TBS (tandan buah segar) tersebut menjadikan sesuatu yang menggembirakan bagi petani sawit?

Mari kita lihat daftar data perusahaan sawit yang ada di Riau:

  1. Kuansing,    20  PT/perusahaan sawit
  2. Inhu,             40  PT/perusahaan sawit
  3. Inhil,              9   PT/perusahaan sawit
  4. Pelalawan,   29  PT/perusahaan sawit
  5. Siak,              20  PT/perusahaan sawit
  6. Kampar,       41  PT/perusahaan sawit
  7. Rohul,           22  PT/perusahaan sawit
  8. Bengkalis,     7   PT/perusahaan sawit
  9. Rohil.            20  PT/perusahaan sawit
  10. Pekanbaru   4   PT/perusahaan sawit.(bps)

Jadi total seluruh perusahaan yang memiliki HGU (hak guna usaha) maupun yang mengelola dan menerima sawit dari masyarakat yang ada di Riau, memiliki total sekitar 212 pabrik/perusahaan.

Riau tercatat sebagai wilayah yang memiliki Kebun sawit terbesar diIndonesia yang berkisar 2,89 juta hektar.

Wilayah yang sebesar itu dominasi oleh perusahaan yang 212 tersebut,dan hanya sebagian kecil masyarakat yang memiliki kebun sawit.

Jadi hanya sebagian kecil masyarakat yang kecipratan untung atas kenaikan harga TBS tersebut, namun imbasnya lebih berefek kepada masyarat banyak.

Jadi dengan kelangkaan minyak goreng yang terjadi di negri ini,tentunya sangat berefek buruk kepada masyarakat mayoritas, dan yang minoritas justru yang bergelimang untung.

Jadi yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.

Untuk mengatasi itu semua,tentunya kita memerlukan sosok pemimpin yang benar-benar paham dengan permainan mafia,dan mengerti dengan keadaan masyarakatnya,bukan pemimpin yang hanya sekedar paham dengan permainan mafia kemudian justru dia yang jadi mafia.

Memang benar, mencari pemimpin yang cerdas itu gampang dan banyak sekali,namun untuk mencari seorang pemimpin yang cerdas dan mengerti dengan kondisi masyarakat,saat ini sangat susah dan sudah menjadi langka seperti minyak goreng yang langka pada saat ini.(red)

Sumber:(berbagaisumber)

 

 

Klik tombol tindakan dibawah sesuai pilihanmu untuk membagikan informasi ini!