class="post-template-default single single-post postid-3015 single-format-standard custom-background wp-custom-logo wp-embed-responsive idtheme kentooz">

More results...

Generic selectors
Cari yang sama persis
Cari berdasarkan judul
Cari berdasarkan konten
Post Type Selectors
Filter by Categories
Aceh
Advetorial
BALI
Bangka Belitung
Berita Banten
Berita Bengkulu
Berita Kriminal
Berita Kuansing
Catatan Muslim
Cerita Bersambung Mimpi Datuk Obik
Cerita Datuk Obik
Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta
Dumai
Edukasi
Hiburan
Humor
Inhil
Internasional
Investigasi
Jakarta
Jambi
Jawa Barat
Jawa Tengah
Jawa Timur
Jogjakarta
Kalimantan Selatan
Kampar
Kepulauan Riau
Kesehatan
Lampung
Maluku
Maluku Utara
Motivasi dan Inspirasi
Narasi dan Opini
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Organisasi
Papua
Peduli Kasih
Pelalawan
Pemerintahan
Peristiwa
Politik
Riau
Rohil
Sejarah
Siak
Sosial dan Budaya
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Utara
Sumatera barat
Sumatra Selatan
Sumatra Utara
Teknologi
Tips dan Trik
Video

Meninggalkan Kenikmatan Akhirat Demi Membeli Kepalsuan Dunia

Ilustrasi surga
Bagikan ini :
Catatan Muslim – investigasi86.com

“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara -saudara syeitan” (QS: Al-Isra: 26-27)

Melansir dari tafsir Kementerian Agama (Kemenag), yang dimaksud dengan orang-orang pemboros dalam ayat ini adalah mereka yang menghambur-hamburkan harta bendanya dalam perbuatan maksiat. Mereka pula yang disebut saudara setan.

Pada dasarnya, ayat ini diturunkan Allah untuk menjelaskan perbuatan orang-orang pada jaman Jahiliah. Mereka memiliki kebiasaan untuk menumpuk harta mereka yang diperoleh dari rampasan perang, perampokan, dan penyamunan.

Kemudian, harta-harta itu dimanfaatkan hanya untuk berfoya-foya. Bahkan beberapa dari mereka ada yang menggunakan harta untuk menghalangi penyebaran agama Islam, melemahkan pemeluk-pemeluknya, dan membantu musuh-musuh Islam.

Saudaraku…

Bergaya hidup mewah tidaklah salah, mereka yang dianugerahkan harta yang melimpah dan hidup dalam kemewahan serta menikmatinya. Akan tetapi hendaklah diingat bahwa orang dengan kekayaan melimpah bisa jadi adalah ujian, apakah mereka bersyukur atau kufur akan nikmat Allah.

Sesungguhnya dalam harta kita terdapat hak orang lain, maka tunaikanlah hak mereka dalam bentuk zakat, infaq atau sedekah. Mereka yang kaya namun hanya menumpuk-numpuk hartanya untuk dinikmati sendiri sesungguhnya merekalah orang yang bangkrut. Harta bendanya tidak akan menolong sedikitpun sebagaimana Qorun binasa dan ditelan bumi bersama kemewahannya.

Sungguh setiap jiwa akan ditanya akan empat (4) perkara:

Sesungguhnya Rasûlullâh ﷺ bersabda: “Tidak akan bergeser kedua telapak kaki seorang hamba di hari kiamat sehingga ditanya dengan empat perkara, yaitu:
(1) tentang umurnya habis digunakan untuk apa
(2) jasadnya rusak digunakan untuk apa,
(3) ilmunya bagaimana mengamalkannya, (4) hartanya dari mana mencari dan kemana membelanjakannya.” (HR. Ibnu Hibban dan At Tirmizi).

Hadis di atas cukuplah menjadi pegangan untuk kita agar bijak dalam membelanjakan harta kita. Jika kita lalai maka kebinasaanlah akhirnya.

Saya sangat mengagumi orang yang dianugerahi rezeki setara 5 milyar tapi bergaya 5 juta bukan sebaliknya!

Sekadar untuk kita renungkan, mereka yang memilih hidup sederhana dalam segala hal adalah mereka yang tahu persis bahwa membelanjakan harta untuk sekadar pemenuhan nafsu dan status sesungguhnya telah MEMBELI KEPALSUAN DUNIA.

Maka…,

Jangan remehkan mereka yang tetap memilih tampil sederhana. Bukan karena tidak sanggup membeli barang-barang branded. Akan tetapi mereka lebih memilih membeli “asset Allah” yang murni, bukan imitasi.

Tahukah kita…, Siapa sesungguhnya orang yang kaya itu?

Diriwayatkan dari Nabi Muhammad Saw., beliau berkata: “Barangsiapa di antara kamu yang bangun pagi dalam keadaan aman sentosa pada dirinya atau aman di tempatnya, sehat wal afiat badannya serta mempunyai bekal hidup untuk harinya, maka seolah-olah dunia dengan segala kekayaannya telah diserahkan kepadanya.”
(Riwayat al-Bukhari, Abu Dawud, at-Tirmidhi, dan Ibnu Majah dari ‘Ubaidillah bin Muhsan).

Mari bersyukur…, Apapun keadaan kita hari ini. Bagi kita yang bangun subuh dalam keadaan sehat wal’afiat maka dunia dan segala isinya adalah milik kita. Bagi mereka yang diuji dengan sakit, Allah masih menyisakan separuh dunia buat kita.

Fabiayyi Ala Irabbikuma Tukadziban.

Selamat menjalankan ibadah puasa🙏🙏🙏

Penulis : Nanny Masniati

Bagikan ini :