Pekanbaru _ Riau
Jika tidak ada halangan Kamis (29/08/2024) Balon (Bakal Calon) Walikota Pekanbaru Brigjend. TNI (Pur) Edy Natar Nasution – Dastriany Bibra akan mendaftar di KPU (Komisi Pemilihan Umum) Pekanbaru.
Bakal calon Walikota Pekanbaru dengan misi “Terwujudnya Pekanbaru sebagai Kota yang Agamis Unggul dan Bermartabat” yang diusung Nasdem dan PPP, diperkirakan akan menjadi kuda hitam yang berpotensi untuk memenangkan Pilkada Pekanbaru pada November 2024 mendatang.
Berdasarkan informasi yang didapat selain Edy Natar – Dastriani Bibra ada Agung Nugroho – Markarius yang diusung Demokrat dan PKS, Istiawati Ayus – Taufikurahman diusung PKB dan Hanura, Muflihun – Ade Hartati diusung Gerindra, PAN, PSI, Gelora dan Prima serta Ida Yulista – Kharisman diusung Golkar dan PDIP.
Majunya mantan Dandrem 031 Wirabima di menit-menit terakhir sebagai Bakal calon Walikota Pekanbaru memang sangat mengejutkan. Sebagai mantan Gubernur Riau yang dinilai bersih tanpa kasus hukum sebagai mana yang dialami Muflihun dan Agung Nugroho dalam kasus SPPD Fiktif di DPRD Riau yang ditangani Polda Riau, Edy Natar dipandang masyarakat sebagai Balon Walikota alternafit dalam kepemimpinan kota Bertuah ke depan karena dinilai selain visionir, bersih, berkapasitas, integritas, agamis dan tak pernah terjerat kasus hukum seperti korupsi.
Seperti yang diucapkan salah satu tokoh masyarakat Zulkarnain Kadir SH, MH, pasangan Edy Natar – Dastrani Bibra yang pertama jauh dari masalah hukum. Kedua merupakan individu yang agamis, merakyat serta berpengalaman di bidang pemerintahan dan pertahanan.
“Pekanbaru memerlukan pemimpin yang tidak hanya tegas tetapi juga siap berkerja keras untuk mengatasi masalah Kota Pekanbaru seperti banjir, sampah, parkir yang semrawut dan lain-lain.” Ujar Zulkadir sapaan akrabnya
Sementara itu dalam penyerahan Surat Dukungan dari Nasdem dan PPP di Kantor DPD Nasdem Pekanbaru Rabu (28/08)2024) Mantan Gubernur Riau yang gagal menjadi Calon Gubernur itu mengatakan dalam mengabdi, tidak mengenal adanya kelas apa lagi turun kelas.
Dia mencontohkan Jendral TNI (Pur) Andika seorang Panglima TNI maju sebagai Balon Gubernur Jawa Tengah. “Yang penting seorang pemimpin itu, apakah gubernur, bupati, walikota tidak boleh tersandera oleh apapun.” tegas Edy Natar
Oleh sebab itu ketika dirinya gagal menjadi Calon Gubernur diri tidak kecewa karena apa yang ia lakukan sudah sesuai dengan prinsip-prinsip yang benar.
“Nah karena ketika menjadi Calon Walikota sesuai dengan prinsip dan kebenaran yang kita yakini, makanya dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim saya siap untuk bertarung.” Ujar Edy Natar tegas