class="post-template-default single single-post postid-3396 single-format-standard custom-background wp-custom-logo wp-embed-responsive idtheme kentooz">

More results...

Generic selectors
Cari yang sama persis
Cari berdasarkan judul
Cari berdasarkan konten
Post Type Selectors
Filter by Categories
Aceh
Advetorial
BALI
Bangka Belitung
Berita Banten
Berita Bengkulu
Berita Kriminal
Berita Kuansing
Catatan Muslim
Cerita Bersambung Mimpi Datuk Obik
Cerita Datuk Obik
Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta
Dumai
Edukasi
Hiburan
Humor
Inhil
Internasional
Investigasi
Jakarta
Jambi
Jawa Barat
Jawa Tengah
Jawa Timur
Jogjakarta
Kalimantan Selatan
Kampar
Kepulauan Riau
Kesehatan
Lampung
Maluku
Maluku Utara
Motivasi dan Inspirasi
Narasi dan Opini
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Organisasi
Papua
Peduli Kasih
Pelalawan
Pemerintahan
Peristiwa
Politik
Riau
Rohil
Sejarah
Siak
Sosial dan Budaya
Sulawesi Barat
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Utara
Sumatera barat
Sumatra Selatan
Sumatra Utara
Teknologi
Tips dan Trik
Video

Edukasi Tentang Sejarah Kajang

Bagikan ini :

SEJARAH KAJANG

Oleh: Dr. Abdul Haris Sambu, M.Si.

Arajang atau kebesaran Kerajaan Lembang terletak dikampung Lembanglohe Dusun Arajang Desa Lembanglohe Kecamatan Kajang, tepatnya jalan poros Kassi menuju Herlang.

Lokasinya kurang lebih 1.5 km dari Kassi ibukota Kecamatan Kajang setelah melewati pendakian kampung Tubungtubung ada lorong belok kanan menuju Tanetea, kurang lebih 50 meter dari jalan poros.

Kassi Herlang sebelah kanan atau sebelah kiri jalan lorong menuju Tanetea, disitu berdiri sebuah rumah panggung sederhana milik Haning pasangan Rabia.

Adapun pasangan suami isteri, keduanya sudah meninggal dunia dan sekarang rumah tempat kebesaran Kerajaan Lembang ditempati puterinya bernama Suhaerah sebagai pewaris pemelihara dan perawat arajang atau kebesaran Kerajaan Lembang.

Pada petak ketiga rumah tersebut pada sisi kanan terdapat kamar yang berukuran kira-kira 2.5 x 3.0 meter berdiri sebuah ranjang kayu yang berukuran kira-kira 1.8 x 1.5 meter pada sisi kiri kanan ranjang terdapat dua batang tombak, diatas ranjang itulah tersimpan kebesaran Kerajaan Lembang.

Dalam sebuah bakul kecil yang dalam bahasa konjo dinamai baku karaeng, dan bakul kecil tersebut, terbungkus kain putih dan pada bagian atas terdapat sebuah payung berwarna hitam berukuran sedang seperti terlihat pada gambar tersebut diatas.

Asal usul kebesaran Kerajaan Lembang.

suatu ketika Tuala Lembanglohe sedang menyabit di kebun dekat tempat tumbuhnya kelapa tinggia atau kaluku lajua, tiba-tiba ada seberkas cahaya turun dari langit dan pas mengenai sarung Tuala Lembanglohe yang disimpan tidak jauh dari posisi berdirinya, begitu seberkas cahaya tersebut merapat ke bumi, Tuala Lembanglohe menyangka sarungnya terbakar, dan ternyata benda yang jatuh tadi adalah emas batangan yang berbentuk seperti manusia, akan tetapi benda kebesaran tersebut sekitar tahun 1950-an dicuri oleh seseorang lalu dijual, sehingga benda kebesaran Kerajaan Lembang yang ada sekarang ini adalah merupakan benda duplikat.

Benda kebesaran Kerajaan Lembang ini hingga sekarang masih sering didatangi orang yang mengaku mempunyai hubungan kekerabatan dengan Kerajaan Lembang pada masa lalu, dan pada umumnya orang yang datang membawa bahan sesajien untuk dipersembahkan, baik dalam keadaan masak maupun dalam keadaan masih bahan baku, bahkan tidak sedikit orang yang datang membawa hewan berupa ayam, kambing,bahkan kerbau untuk disembelih lalu dipersembahkan kepadabgaukang tersebut.

Kebiasaan semacam ini seharusnya diluruskan sehingga pengunjung terhindar dari kemusrikan. Tidak dilarang mengunjungi gaukang apapun namanya dengan niat hanya sebagai wahana silaturrahim untuk mempererat kembali hubungan kekerabatan.

Akan tetapi dilarang keras mendatangi sesuatu tempat atau benda bersejarah dengan niat bahwa benda atau tempat tersebut dapat memberikan sesuatu manfaat dalam hidup dan kehidupan.

Silahkan mendatangi benda atau tempat kepunyaan leluhur sebagai bukti bahwa kita adalah serumpun, namun hati tetap dijaga jangan sampai terkontaminasi dengan kemusrikan,Oleh karena itu, bagi orang yang lemah atau labil imannya lebih baik menghindari untuk tidak mendatangi sesuatu benda atau tempat yang dianggap bersejarah dan keramat, baik berupa benda peninggalan leluhur, maupun tempat-tempat bersejarah

termasuk kuburan.

 

Bagikan ini :