Jombang • Kasus pengolahan dan pembuangan limbah B3 ilegal telah meresahkan masyarakat di desa klarak kecamatan merak urak.
Limbah yang diduga berasal dari pabrik haji doel di jombok dan Kendal sari yang sangat menjadi perhatian publik dan sampai dinaikannya berita ini kepala desa jombok masih sangat membusungkan dadanya serta masih sangat arogansi hingga saat dikomfirmasi wartawan pun terkesan diremehkan bahkan sempat mengancam wartawan dan LSM FKi.
Ada keterangan nara sumber yang enggan disebutkan namanya yang berinisial PN memberitahukan kalau kepala desa jombok dan sinyo alias Moch Arif saat ini merasa aman karna dibekingi oknum polisi Choirul huda anggota polisi yang dinas dipolsek Sumobito.
Polres Jombang tak lain adalah saudara dari kepala desa jombok Haji doel serta mafia limbah Haji mas ud komisaris dari PT aneka adilogam milik Haji sukarno, yang mana PT aneka adilogam bergerak di bidang pengumpul dan transfortir limbah B3 yang digadang gadang dibelakang mereka ada oknum polisi dan pejabat gakum yang berani merekomkan mereka kepada setiap pengusaha ilegal, dengan jaminan keamanan bebas dari gangguan APH dan LSM juga media massa.
Bahkan Choirul Huda oknum polisi anggota Polsek sumbito pernah mengancam wartawan inisial (PN), tepat diwarung didepan pabrik pengolahan limbah ilegal milik H rojin.
Dengan nada kasar Sambil buka jaket menunjukan senpi jenis pistol repolver dan seragam dinasnya mengancam (PN) sambil berkata “yaopo nyambut gawe ngene iki” menirukan kata-kata Choirul Huda.
Disisi lain juga sinyo alias moch Arif juga tersandung kasus pencemaran limbah B3 dumping secara ilegal di daerah penjara Wesi ngoro, kabupaten Mojokerto dengan memakai jasa transfortir oleh PT Wahyu sejati tujuh (ws) 7 diaderah Ngoro Mojokerto kabupaten dan di aderah telocor kabupaten Sidoarjo beberapa waktu lalu pernah ketangkap tangan oleh awak media Pasuruan dan LSM.
Akankah pencemaran ini terus terjadi kalo pabriknya tidak dihentikan atau ditutup sebelum mereka mengantongi ijin yg sesuai prosedur dari pemerintah.
Menurut salah satu pemerhati lingkungan yang getol menindak dan melaporkan kejahatan lingkungan, Ikhwan Jainudin.
Harusnya pihak Polda dan gakum jabalnursa tidak boleh memihak dengan pengusaha apapun itu alasan kedekatannya soalnya negara hadir ditengah Mereka.
Gakum tugasnya penegakan hukum bukan untuk merekomdasi Polda juga bertugas untuk keamanan dan pengayoman masyarakat bukan untuk membekingi transfortir.
Saya rasa kalaupun itu ada yang dekat dengan Meraka itu adalah oknum oknum yang tidak bertanggung jawab dan dengan sengaja menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan isi perutnya sendiri.
“Dan jika ada hal seperti berita seperti ini akan saya teruskan kepihak pihak terkait keprovam polri dan kementrian LHK agar supaya personilnya dievaluasi” ungkap Ikhwan kepada media.
Dipihak lain dari awak investigasi 86 mengkonfirmasi kepala desa jombok dan sinyo serta humas ud, mereka semua cuek seolah kebal hukum dan kegiatan angkutan masih tetap berlanjut setiap hari 3 truck PT aneka adilogam tetap lalu lalang dikendal sari dan jombok.
Bahkan dari pihak gakum jabalnursa H.MURDIONO selaku kepala penyidik dan kasubag TU gakum jabalnursa saat di komfirmasi melalu pesan whatsapp masengger terkait sejauh mana keterlibatan oknum penyidik gakum.
Dirinya sendiri dengan pengusaha Haji mas ud komisaris dari PT aneka adilogam dan Haji doel kepala desa jomobok kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang Murdiono selaku perwakilan dari kepala balai gakum hanya menjawab saya masih rapat dan sampai detik ini memilih bungkam seribu bahasa seperti ditelan bumi kegelapan.
Dan dari beberapa ormas dan LSM sudah mengirim surat ke Kapolda Jatim dan kementrian LHK terkait keberadaan pabrik pengolahan limbah B3 dijombok dan Kendal sari yang terkesan kebal hukum.
Semoga di seri ke 2 nanti kami dapat imformasi dan tanggapan dari Kapolda dan kementrian LHK dan diharapkan publik sabar menanti tindak lanjut dari APH.(Komarudin)
