More results...

Generic selectors
Cari yang sama persis
Cari berdasarkan judul
Cari berdasarkan konten
Post Type Selectors
Filter by Categories
Bantul
Batam
Berita Kriminal
Blitar
Catatan Muslim
Daerah
Edukasi
Garut
Gunung Kidul
Halmahera Selatan
Halmahera Tengah
Iklan
Internasional
Investigasi
Jakarta
Jayapura
Kabupaten Buru
Kabupaten Indragiri Hilir
Kabupaten Indragiri Hulu
Kabupaten Kepahiang
Kabupaten Kuantan Singingi
Kabupaten Pelalawan
Kabupaten Rejang Lebong
Kabupaten Rokan hilir
Kabupaten Rokan Hulu
Kabupaten Siak
Karimun
Kesehatan
Kota Dumai
Kota Magelang
Kota Manado
Kota Semarang
Labuhan Batu
Maluku Tenggara
Merangin
Narasi dan Opini
Papua
Pekanbaru
Provinsi BALI
Provinsi Banten
Provinsi Bengkulu
Provinsi DIY
Provinsi Jambi
Provinsi Jawa Barat
Provinsi Jawa Tengah
Provinsi Jawa Timur
Provinsi Kalimantan Selatan
Provinsi Kalimantan Tengah
Provinsi Kepri
Provinsi Lampung
Provinsi Maluku
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Provinsi Riau
Provinsi Sulawesi Barat
Provinsi Sulawesi Selatan
Provinsi Sulawesi Tenggara
Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi Sumatera barat
Provinsi Sumatera Selatan
Provinsi Sumatra Utara
Provisi Maluku Utara
Sejarah
Sleman
Tanggamus
Ternate
Tidore
Timor Tengah Selatan
Trenggalek
Video
Way Kanan
Yogyakarta
Yogyakarta

Dapur DPRD TTS Rusak, 44 Orang Tak Dibayar BPJS,  Rujab Kosong Melompong,  Bimtek ke Jakarta  Pengalihan Isu?”: Doni Tanoen Desak Bupati Copot Sekwan

Soe-Investigasi86.com – Polemik di DPRD TTS semakin memanas, membongkar aroma busuk di balik gedung  lembaga wakil rakyat. Ketua  Forum Pemerhati Demokrasi Timor (FPDT), Doni Tanoen,  SE,  dengan nada keras menyerukan agar Bupati TTS  segera mencopot jabatan  Sekwan DPRD TTS, Alberth D.I. Boimau,  yang dinilai “gagal urus dapur”  dan  berpotensi  mencoreng  nama baik  DPRD TTS.

“Berkaitan dengan polemik hari ini di DPRD TTS terkait 44 orang saudara kita yang mantan outsourcing beralih ke tenaga Non ASN dan sampai adanya SPTJM dari sekertaris DPRD untuk mereka ikut seleksi PPPK adalah bukti kegagalan pak sekwan mengurus dapur DPRD TTS,” tegas Doni.

Ia menuding Sekwan  tak menjalankan tugasnya dengan baik, bahkan terkesan menggelapkan dana BPJS  para tenaga kerja yang dipekerjakan.  “Saya sudah pastikan 44 orang itu pun BPJS ketenaga kerjaan pun tidak dibayar hanya sebatas mendaftarkan mereka sehingga saya minta pak sekwan dan pimpinan DPRD 2019 – 2024 harus bertanggung jawab bagaimana pekerjakan orang tapi tidak membayar BPJS-nya,” ungkapnya.

Doni menilai bahwa rekomendasi Inspektorat TTS untuk membuat ikatan kerja baru dengan pihak ketiga bagi ke-44 orang tersebut adalah solusi yang tepat. “Sesuai rekomendasi Inspektorat TTS bukan untuk memberhentikan 44 orang itu tapi melakukan ikatan kerja baru yakni dengan pihak ketiga agar mereka tetap bekerja sebagai tenaga outsourcing bukan Inspektorat merekomendasikan untuk pecat mereka dan sesuai aturan 44 orang tidak memenuhi syarat untuk PPPK,” tegasnya.

Doni  juga  menegaskan  bahwa  Sekwan  bertanggung jawab  atas  hilangnya  aset  di  tiga  Rujab  pimpinan  DPRD TTS.  “Dan saya minta Bapa Bupati TTS perintahkan Inspektorat TTS agar segera melakukan audit khusus pada sekwan terkait penyelolaan 3 rumah pimpinan di mana sejak 2019 pergantian pimpinan DPRD pun ketiga rumah pimpinan itu tidak ada fasilitas ini sudah penyakit kronis apakah semua fasilitas itu adakah barang habis pake? Itu belanja pake uang negara yakni APBD 2 yang berati setiap barang yang di belanjakan pasti tercatat sebagai aset daerah dan itu semua ketika di isi pada 3 rumah pimpinan pasti setiap ruang ada KIR dan yang paling konyol saat pergantian pimpinan DPRD tidak ada berita acara serah terima ini pak sekwan harus bertanggung jawab,” tegasnya.

Namun,  Doni  tak  hanya  menuding  Sekwan  terkait  ketidakberesan  di  DPRD  TTS,  ia  mencurigai  bimtek  DPRD  ke  Jakarta  semata-mata  strategi  pengalihan  isu  dari  kejanggalan  lain  yang  terjadi  di  lembaga  tersebut.  “Sekarang berkembang isu tentang bimtek DPRD di Jakarta itu adalah strategi pengalihan isu pemalsuan SPTJM untuk 44 orang outsourcing agar menjadi PPPK dan hilangnya fasilitas di tiga rujab pimpinan DPRD,”  ujarnya  dengan  nada  mencurigai.

Doni  menilai  bahwa  Sekwan  tidak  mampu  menjalankan  tugasnya  dan  hanya  menciptakan  kegaduhan  di  lembaga  DPRD TTS.  “Dan yang terakhir saya minta Bapa Bupati agar copot pak sekwan dari jabatan karena tidak mampu dan hanya ciptakan kegaduhan pada lembaga DPRD TTS Marwah lembaga harus di jaga,” pungkasnya.

Polemik  di  DPRD  TTS  ini  semakin  panas.  Masyarakat  menantikan  langkah  tegas  Bupati  TTS  dalam  menangani  skandal  yang  mencoreng  nama  baik  DPRD TTS.

Klik tombol tindakan dibawah sesuai pilihanmu untuk membagikan informasi ini!