DUMAI – Mafia bbm subsidi merajalela di kota Dumai (Riau), Bisnis BBM subsidi illegal tersebut diduga beromset milyaran rupiah, hingga sanggup mengkondisikan oknum wartawan dari 210 media yang ada di kota dumai.
Dikutip dari Garda45.com, dituliskan bahwa Bos mafia BBM illegal yang ada di kota Dumai mengaku telah memberi jatah oknum wartawan sebanyak 210 media.
Dari setiap oknum wartawan, bos mafia bbm ilegal tersebut sanggup memberikan uang senilai Rp 7 juta untuk setiap oknum wartawan dalam tiao bulannya.
Disebutkan narasumber, aktivitas penimbunan BBM ilegal di kota dumai itu memiliki 14 gudang penimbunan BBM subsidi ilegal, dan hal tersebut diakui oleh bos mafia Bbm ilegal kepada Team LSM LIBAS.
Ketua umum Team LIBAS didampingi kuasa hukumnya Martinus Zebua, SH. Kepada media ini bahwa pihaknya telah ditemui oleh dua orang bos mafia pemilik gudang penimbunan BBM subsidi illegal di Dumai, diketahui kedua orang tersebut adalah sebagai utusan dari jumlah 14 pemilik gudang penimbunan BBM subsidi illegal di kota dumai.
“Dua orang oknum mafia penimbunan BBM illegal dari dumai temui kami di Pekanbaru, kedua orang tersebut mengaku sebagai bos besar dari pengelola gudang penimbunan BBM illegal yang ada di dumai, mereka bertujuan untuk meminta mediasi agar kami Team LSM LIBAS tidak mengusut laporan di Polda Riau. Manurung selaku pembicara saat itu, Diakuinya, mereka memiliki 14 gudang penimbunan BBM subsidi illegal di kota Dumai” beber Elwin.
Kata Elwin, manurung juga akui beri jatah wartawan sebanyak 210 media senilai Rp 7 juta satu media perbulan, sesuai rekaman suara pengakuan mereka bayar jatah wartawan sebanyak 210 Media dengan nominal tujuh juta rupiah untuk satu media setiap bulan, dengan jumlah 14 gudang penimbunan BBM illegal yang ada di kota dumai.
Manurung juga memperlihatkan bukti-bukti transfer oleh salah satu mafia/bos pemilik gudang penimbunan BBM illegal dari Dumai saat pertemuan dengan DPP Team LIBAS di Pekanbaru pada hari Jumat, 15/03/2024.
Menurut Elwin, omset pendapatan para mafia penyalahgunaan BBM subsidi illegal di dumai, perbulannya mencapai puluhan miliar.
“Bayangkan saja, mereka sanggup membayar jatah media Rp. 7 juta perbulan sebanyak 210 wartawan. Bila terhitung, 7×210 = 1.470.000.000 miliar perbulan, itu masih jatah media, belum lagi setoran kepada pihak-pihak oknum lainnya, seperti setorang kepada oknum aparat kepolisian yakni Polsek, Polres Dumai dan Polda Riau, sesuai bukti rekaman pengakuan para mafia BBM illegal ini sebelumnya bahwa mereka menyetor jatah kepada polda riau melalui Dirreskrimsus Polda Riau,” ungkap Elwin ketum DPP Team LIBAS kepada media, Kamis, 21/3/24.
Ditambahkannya, pihaknya sangat menyayangkan kinerja aparat kepolisian daerah provinsi riau dan bahkan sangat kecewa atas statemen Kapolres Dumai yang diduga melakukan pembohongan terhadap publik, diduga melindungi aktivitas kejahatan tindak pidana di wilayahnya dengan sengaja menutupi-nutupi.
“Sebagaimana dipublikasikan dibeberapa media online lokal provinsi riau bulan lalu, bahwa kapolres dumai mengaku tidak ada aktivitas atau kegiatan penimbunan BBM subsidi illegal di dumai. Kita sangat kecewa atas statemen Kapolres Dumai yang diduga melakukan pembohongan terhadap publik, diduga melindungi aktivitas kejahatan tindak pidana di wilayah hukumnya dengan sengaja menutupi-nutupi kejatahan seperti kasus penyalahgunaan BBM subsidi illegal yang ada di kota dumai.”
Editor : adra