SOE, INVESTIGASI 86.COM – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, dalam kunjungan perdananya ke Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), menekankan pentingnya optimalisasi fungsi Bendungan Temef di Kecamatan Oenino. Menurutnya, keberadaan bendungan tersebut dapat memberikan dampak ekonomi signifikan bagi masyarakat setempat serta mendukung program swasembada pangan di Provinsi NTT.
Kunjungan Gubernur NTT pada Jumat (28/03/2025) ini didampingi oleh Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) NTT, dan disambut langsung oleh Bupati TTS Eduard Markus Lioe, Wakil Bupati Johny Army Konay, Kapolres TTS, Dandim 1621 TTS, Wakil Ketua DPRD TTS Yoksan D.K. Benu, serta sejumlah pimpinan OPD Kabupaten TTS. Acara penyambutan berlangsung secara adat dengan prosesi natoni, yang dipimpin oleh Camat Oenino bersama tokoh adat dan masyarakat setempat.
Dalam wawancaranya, Gubernur Emanuel Melkiades Laka Lena mengungkapkan bahwa kunjungan ini bertujuan memastikan bahwa pembangunan Bendungan Temef dapat dioptimalkan untuk berbagai kebutuhan, seperti pertanian, pariwisata, energi listrik, dan sektor lainnya.
“Berdasarkan penjelasan dari Kepala BWS dan Pak Bupati, kami optimis bahwa rencana yang telah disampaikan oleh Presiden Prabowo dan Menteri Pertanian untuk menjadikan NTT sebagai salah satu basis swasembada pangan dapat terwujud. Dengan pengelolaan yang baik, kita berpotensi untuk panen dua hingga tiga kali setahun, khususnya pada komoditas padi dan jagung,” jelas Gubernur.
Gubernur juga memberikan apresiasi kepada Balai Wilayah Sungai (BWS) dan pihak terkait yang telah bekerja keras menyelesaikan pembangunan bendungan ini.
“Kami sangat berterima kasih kepada seluruh pihak, terutama BWS dan Kementerian Pekerjaan Umum, yang memastikan bahwa bendungan ini siap digunakan. Ke depannya, Bendungan Temef dapat dimanfaatkan untuk mendukung pertanian, pariwisata, listrik, dan berbagai sektor lainnya,” ungkapnya.
Terkait pengelolaan dan penyerahan aset Bendungan Temef, Gubernur menjelaskan bahwa saat ini bendungan masih berada di bawah pengendalian Pemerintah Provinsi NTT melalui BWS dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi. Namun, Pemerintah Provinsi akan segera berdiskusi dengan pemerintah pusat dan Pemerintah Kabupaten TTS untuk menentukan langkah selanjutnya.
“Penyerahan aset ini akan dibahas lebih lanjut dengan BWS dan pihak terkait di Jakarta. Namun, prioritas utama adalah memastikan bahwa fungsi bendungan ini berjalan optimal untuk kebutuhan masyarakat,” tegasnya.
IGubernur menekankan bahwa pengoperasian penuh Bendungan Temef akan membawa manfaat besar, termasuk peningkatan produktivitas pertanian, pengembangan pariwisata, dan pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di kawasan sekitar.
“Jika semua fungsi bendungan ini berjalan maksimal, kawasan ini akan berkembang seperti waduk-waduk besar di daerah lain yang juga berkontribusi pada sektor pariwisata dan energi. Oleh karena itu, masyarakat di sekitar bendungan harus mulai mempersiapkan diri untuk menyambut wisatawan,” kata Gubernur.
Dalam penutup pernyataannya, Gubernur berharap masyarakat sekitar Bendungan Temef dapat berperan aktif sebagai tuan rumah yang baik bagi wisatawan. Dengan kesiapan tersebut, ia yakin kawasan ini akan menjadi ikon pariwisata baru di NTT.
“Saya mengusulkan agar masyarakat mulai mempersiapkan diri untuk menyambut pengunjung dari berbagai daerah. Dengan pemandangan indah di sekitar bendungan, saya yakin sektor pariwisata dan UMKM di sini akan semakin maju,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) NTT, Frengki, menyatakan bahwa saat ini Bendungan Temef masih dalam tahap pemeliharaan oleh pihak ketiga, yakni PT Waskita Karya.
“Status bendungan ini masih dalam masa pemeliharaan di bawah tanggung jawab pihak penyedia. Setelah diserahkan kepada kami, barulah pengelolaan lebih lanjut dapat dilakukan,” jelas Frengki.
Ia juga mengapresiasi kunjungan Gubernur yang dinilainya sebagai dukungan nyata kepada Pemerintah Kabupaten TTS dalam memaksimalkan manfaat Bendungan Temef bagi masyarakat.
“Kunjungan ini menjadi bentuk dukungan konkret agar masyarakat sekitar merasa memiliki dan turut menjaga aset ini untuk kemaslahatan bersama,” tutupnya.