More results...

Generic selectors
Cari yang sama persis
Cari berdasarkan judul
Cari berdasarkan konten
Post Type Selectors
Filter by Categories
Bantul
Batam
Berita Kriminal
Blitar
Catatan Muslim
Daerah
Edukasi
Garut
Gunung Kidul
Halmahera Selatan
Halmahera Tengah
Hiburan
Iklan
Internasional
Investigasi
Jakarta
Jayapura
Kabupaten Bengkalis
Kabupaten Buru
Kabupaten Indragiri Hilir
Kabupaten Indragiri Hulu
Kabupaten Kampar
Kabupaten Kepahiang
Kabupaten Kuantan Singingi
Kabupaten Pelalawan
Kabupaten Rejang Lebong
Kabupaten Rokan hilir
Kabupaten Rokan Hulu
Kabupaten Siak
Karimun
Kesehatan
Kota Dumai
Kota Magelang
Kota Manado
Kota Semarang
Labuhan Batu
Maluku Tenggara
Merangin
Narasi dan Opini
Papua
Pekanbaru
Provinsi BALI
Provinsi Banten
Provinsi Bengkulu
Provinsi DIY
Provinsi Jambi
Provinsi Jawa Barat
Provinsi Jawa Tengah
Provinsi Jawa Timur
Provinsi Kalimantan Selatan
Provinsi Kalimantan Tengah
Provinsi Kepri
Provinsi Lampung
Provinsi Maluku
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Provinsi Riau
Provinsi Sulawesi Barat
Provinsi Sulawesi Selatan
Provinsi Sulawesi Tenggara
Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi Sumatera barat
Provinsi Sumatera Selatan
Provinsi Sumatra Utara
Provisi Maluku Utara
Sejarah
Sleman
Tanggamus
Ternate
Tidore
Timor Tengah Selatan
Trenggalek
Video
Way Kanan
Yogyakarta
Yogyakarta

12 bungkus susu dancow , Pemda TTS  Salurkan Bantuan Sembako untuk 48 kk korban longsor

Tuamolo, Investigasi86.com – Di tengah derita 48 Kepala Keluarga (KK) korban longsor di Desa Oeleu, Kecamatan Toianas, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), bantuan dari Pemerintah Daerah baru sebatas sembako. Sementara itu, para korban masih bertahan di tenda darurat seadanya, tanpa fasilitas dasar yang layak.

Pantauan langsung Investigasi86.com pada Senin (12/5/2025), bantuan logistik diserahkan Pemda TTS di Posko Bencana Tuamolo. Bantuan berupa 10 kilogram beras, 12 bungkus susu bubuk Dancow, 1 kilogram gula, dan 1 liter minyak goreng per KK. Namun ironisnya, bantuan ini tidak disertai dengan penyediaan tenda atau fasilitas pengungsian yang memadai.

“Kami berteduh hanya di bawah terpal. Tidak ada tenda dari pemerintah. Semua kami bangun sendiri,” ujar seorang pengungsi dengan nada kecewa. Saat ini, dua titik pengungsian berdiri di sekitar lokasi longsor, terdiri dari tenda darurat buatan warga yang hanya bisa menampung lima KK per unit, tanpa dinding atau pelindung cuaca.

Kondisi ini sangat rawan, terutama bagi anak-anak dan lansia. Cuaca malam yang dingin dan minimnya sanitasi meningkatkan risiko penyakit. Warga mengaku belum melihat kehadiran tim medis maupun dapur umum.

Meski BPBD TTS telah  telah mendirikan satu unit tenda darurat, hal itu jelas tidak cukup untuk menampung puluhan kepala keluarga yang kehilangan rumah.

Desakan pun muncul dari warga agar Pemda TTS segera bertindak lebih konkret. “Kami tidak butuh hanya beras dan gula. Kami butuh tenda yang layak dan layanan kesehatan. Kami manusia, bukan statistik,” tegas seorang tokoh masyarakat setempat.

Hingga berita ini ditulis, belum ada pernyataan resmi dari Pemkab TTS mengenai rencana penambahan tenda, penyediaan layanan kesehatan, ataupun upaya relokasi pengungsi secara permanen.

Bencana tanah longsor ini telah membuka luka tak hanya pada fisik permukiman warga, tetapi juga pada lambannya sistem respons bencana yang belum berpihak sepenuhnya pada korban. Pemda TTS kini dituntut untuk bergerak cepat—bukan hanya hadir secara simbolis, tetapi hadir secara nyata di tengah derita rakyatnya.

 

Klik tombol tindakan dibawah sesuai pilihanmu untuk membagikan informasi ini!