Tuamolo, Investigasi86.com – Di tengah derita 48 Kepala Keluarga (KK) korban longsor di Desa Oeleu, Kecamatan Toianas, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), bantuan dari Pemerintah Daerah baru sebatas sembako. Sementara itu, para korban masih bertahan di tenda darurat seadanya, tanpa fasilitas dasar yang layak.
Pantauan langsung Investigasi86.com pada Senin (12/5/2025), bantuan logistik diserahkan Pemda TTS di Posko Bencana Tuamolo. Bantuan berupa 10 kilogram beras, 12 bungkus susu bubuk Dancow, 1 kilogram gula, dan 1 liter minyak goreng per KK. Namun ironisnya, bantuan ini tidak disertai dengan penyediaan tenda atau fasilitas pengungsian yang memadai.
“Kami berteduh hanya di bawah terpal. Tidak ada tenda dari pemerintah. Semua kami bangun sendiri,” ujar seorang pengungsi dengan nada kecewa. Saat ini, dua titik pengungsian berdiri di sekitar lokasi longsor, terdiri dari tenda darurat buatan warga yang hanya bisa menampung lima KK per unit, tanpa dinding atau pelindung cuaca.
Kondisi ini sangat rawan, terutama bagi anak-anak dan lansia. Cuaca malam yang dingin dan minimnya sanitasi meningkatkan risiko penyakit. Warga mengaku belum melihat kehadiran tim medis maupun dapur umum.
Meski BPBD TTS telah telah mendirikan satu unit tenda darurat, hal itu jelas tidak cukup untuk menampung puluhan kepala keluarga yang kehilangan rumah.
Desakan pun muncul dari warga agar Pemda TTS segera bertindak lebih konkret. “Kami tidak butuh hanya beras dan gula. Kami butuh tenda yang layak dan layanan kesehatan. Kami manusia, bukan statistik,” tegas seorang tokoh masyarakat setempat.
Hingga berita ini ditulis, belum ada pernyataan resmi dari Pemkab TTS mengenai rencana penambahan tenda, penyediaan layanan kesehatan, ataupun upaya relokasi pengungsi secara permanen.
Bencana tanah longsor ini telah membuka luka tak hanya pada fisik permukiman warga, tetapi juga pada lambannya sistem respons bencana yang belum berpihak sepenuhnya pada korban. Pemda TTS kini dituntut untuk bergerak cepat—bukan hanya hadir secara simbolis, tetapi hadir secara nyata di tengah derita rakyatnya.