TTS, INVESTIGASI86.COM– Festival Literasi Sastra Daerah Tahun 2025 resmi dibuka di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Sabtu (27/4/2025). Kegiatan ini diselenggarakan atas kolaborasi Pemerintah Provinsi NTT melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah Kabupaten TTS, serta Yayasan Pustaka Pensi Indonesia (YASPENSI).
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Amrosius Kodo, S.Sos., M.M., hadir secara langsung dan membuka kegiatan yang diawali dengan seremoni adat khas daerah TTS. Festival ini mengangkat tema “Dari NTT untuk Indonesia” dengan subtema “Ayo Bangun Pendidikan dari Sekolah.”
Dalam laporan singkat, Ketua Panitia Festival, Drs. Jermias P. Pelle, M.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan meningkatkan apresiasi siswa terhadap sastra dan bahasa daerah. Sebanyak 77 siswa terlibat dalam berbagai cabang lomba, yakni lomba cipta puisi untuk siswa SMA, lomba baca puisi untuk siswa SMK, serta lomba musikalisasi puisi yang melibatkan siswa SMA, SMK, dan SLB.
Puncak kegiatan dijadwalkan berlangsung pada 29 April 2025 di Lapangan Pemda TTS. Sebanyak 10.000 siswa — terdiri atas 2.500 siswa SD, 2.500 siswa SMP, serta 5.000 siswa SMA dan SMK se-Kabupaten TTS — akan membacakan puisi secara massal dalam tiga bahasa: bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Aksi ini akan dipimpin langsung oleh Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, dan ditargetkan memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten TTS, Musa Benu, S.H., menegaskan pentingnya gerakan literasi di kalangan pelajar. Ia juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap menurunnya penggunaan bahasa daerah di kalangan generasi muda, sehingga pihaknya berencana mengintegrasikan bahasa daerah dalam kurikulum muatan lokal yang bersifat wajib.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Amrosius Kodo, menekankan bahwa festival ini merupakan momentum strategis untuk membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya literasi dalam membangun NTT dan Indonesia. Ia memaparkan tantangan besar yang dihadapi daerah tersebut, termasuk rendahnya capaian literasi berdasarkan hasil Asesmen Nasional 2023, di mana hanya 22,28% dari 8.801 sekolah di NTT yang memenuhi kompetensi minimum literasi.
Amrosius juga merujuk pada Studi Baseline INOVASI 2019, yang menunjukkan bahwa NTT memiliki tingkat literasi dasar terendah dibandingkan provinsi lain seperti Jawa Timur, Kalimantan Utara, dan Nusa Tenggara Barat. Selain itu, ia mengutip laporan World Literacy Foundation 2022 yang mencatat bahwa Indonesia kehilangan sekitar Rp200 triliun per tahun akibat rendahnya tingkat literasi.
“Penguatan literasi bukan semata-mata urusan regulasi, seperti Perda Provinsi NTT Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pengembangan Budaya Literasi, ataupun melalui program inovatif seperti GENTA BELIS (Gerakan NTT Membaca dan Menulis), tetapi harus diwujudkan dalam implementasi konkret di lingkungan sekolah,” ujar Amrosius.
Festival ini juga menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Pendidikan Nasional 2025. Di penghujung sambutannya, Amrosius menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang mendukung penyelenggaraan acara, sekaligus membacakan bait puisi yang akan menjadi simbol pada acara puncak:
“Kembalilah anak-anakku terkasih, rahim FLOBAMORATA telah memanggil pulang…”
Seruan tersebut disambut serempak oleh seluruh peserta dengan jawaban penuh semangat:
“FLOBAMORATA memanggil pulang: Ayo Bangun NTT! Ayo Bangun Indonesia!”