Soe, INVESTIGASI86.COM — Yayasan Pendidikan Kristen (YAPENKRIS) To’is Neno Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) resmi meluncurkan sejumlah inovasi besar dalam sistem pendidikan berbasis karakter Kristus. Peluncuran tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Yayasan, Pdt. Nelson M. Liem, M.Th., yang didampingi oleh Sekretaris Paulus Pobas, M.Pd., dan Bendahara Yabes Nubatonis, S.H.
Dalam wawancara eksklusif usai kegiatan peluncuran di Soe, Selasa (29/7/2025), Pdt. Nelson menyampaikan bahwa masa kepengurusan YAPENKRIS To’is Neno periode 2025–2030 dimulai dengan langkah besar berupa perombakan paradigma pendidikan berbasis nilai-nilai kekristenan yang kuat, yang dikemas melalui program dan aplikasi Berkarakter Kristus.
“Kami mengawali terobosan ini dengan membangun sistem pendidikan berkarakter Kristus melalui peluncuran aplikasi khusus. Misalnya, bel masuk sekolah tak lagi memakai sirene, tapi kami ganti dengan bunyi Naviri, yang dalam bahasa daerah berarti ‘To’is’,” ujar Nelson.
Menurut Nelson, suara Naviri menggema ke seluruh penjuru TTS setiap pukul 07.00 pagi, memberikan suasana sakral yang mendalam. “Bahkan banyak orang yang mendengarnya mengira Tuhan Yesus sudah datang,” katanya sembari tersenyum.
Setiap pagi sebelum memasuki ruang kelas, seluruh siswa YAPENKRIS wajib mengikuti Ikrar Siswa Berkarakter Kristus, sebuah janji iman yang mengikat komitmen mereka kepada Tuhan Yesus, guru, pelajaran, dan sesama.
Isi ikrar tersebut meliputi janji mengasihi Tuhan, menghormati guru, mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh, serta mengasihi teman seperti diri sendiri. Setelah pembacaan ikrar, dilakukan penandatanganan Akta Ikrar Siswa Berkarakter Kristus, yang kemudian diserahkan kepada pihak sekolah.
Tidak hanya saat datang, pada waktu pulang siswa juga mengucapkan Ikrar Hidup Berkarakter Kristus yang menekankan tanggung jawab di rumah, seperti taat kepada orang tua, membantu pekerjaan rumah, tidak keluar tanpa izin, menjauhi rokok dan minuman keras, serta giat belajar.
“Bahkan akan ada rapor karakter yang dibawa pulang dan diisi oleh orang tua secara jujur. Ini penting agar guru dapat menindaklanjuti lewat konseling dan mentoring,” jelas Nelson.
Dalam sistem baru ini, guru dituntut tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai konselor, mentor, dan tutor. Para guru akan secara aktif memantau perkembangan karakter dan psikologis siswa melalui data yang diisi oleh orang tua.
“Tujuannya agar pendidikan ini benar-benar utuh, mencakup aspek iman, moral, dan kompetensi,” imbuh Nelson.
Salah satu hal unik lainnya adalah waktu saat teduh setiap pukul 11.00 siang. Pada saat ini, seluruh aktivitas dihentikan dan siswa diajak untuk berdoa dalam keheningan, diiringi instrumen lagu Kidung Jemaat No. 26, Mampirlah Dengar Doaku.
Selain itu, mulai pukul 12.00 siang, siswa tidak lagi mengikuti pelajaran konvensional, melainkan diwajibkan menonton film-film edukatif yang memperkenalkan dunia sains dan teknologi, seperti pembuatan satelit, handphone, hingga mobil.
“Kami percaya, dengan karakter Kristus, Tuhan akan memberi hikmat untuk memahami sains, teknologi, dan pelestarian alam. Bahkan kami telah mengadopsi teknologi AI (Artificial Intelligence) sebagai bagian dari kurikulum kami menuju Revolusi Industri 2030,” ujar Nelson penuh semangat.
YAPENKRIS juga secara resmi meluncurkan seluruh unit pendidikannya, termasuk SMK Kristen Soe dan SMA Kristen 1 Soe, sebagai Sekolah Industri. Yabes Nubatonis selaku PLT Kepala SMK Kristen Soe dan Paulus Pobas sebagai Kepala SMA Kristen 1 Soe menjadi pionir dalam transformasi ini.
SMK kini akan membangun jurusan-jurusan unggulan seperti Teknik Otomotif Ringan, Tata Busana, dan industri kreatif lainnya. Bahkan seragam bagi 17.000 siswa YAPENKRIS ke depan akan diproduksi secara mandiri oleh SMK.
Sementara itu, SMA Kristen 1 Soe akan menjadi yang pertama di Indonesia membuka jurusan baru yaitu Teknik Rekayasa Kimia, sebuah program inovatif yang belum ada di sekolah umum manapun. Target dan kalender khusus telah disiapkan, namun detailnya masih akan diumumkan pada peluncuran resmi berikutnya.
“Kami ingin SMA juga punya nilai produktif. Ada kejutan-kejutan besar yang akan kami luncurkan. Semuanya untuk kemuliaan Tuhan,” tegas Nelson.
Sebagai bentuk keseriusan menjalankan visi yayasan, Nelson menegaskan bahwa pihaknya telah merumahkan belasan tenaga kerja yang tidak sejalan dengan arah baru yayasan, termasuk beberapa ASN provinsi.
“Kami tidak segan menindak tegas siapapun yang tidak sejalan. Ini bukan masa untuk main-main. Semua yang telah ikut dalam peluncuran wajib melaksanakan keputusan. Jika tidak, ya silakan mundur,” tegasnya.
Menutup pernyataannya, Nelson mengajak seluruh masyarakat, jemaat, dan para donatur, termasuk pemerintah, untuk turut serta dalam perjuangan besar ini demi kemuliaan nama Tuhan di Kabupaten Timor Tengah Selatan.
“Mari kita bangun generasi emas berkarakter Kristus. Pendidikan ini bukan hanya soal nilai, tapi soal nilai hidup,” pungkasnya.