Memang asik ya jadi pengusaha Bahan Bakar Minyak BBM, seperti pengusaha SPBU yang bekerjasama dengan Pertamina.
Sudah sangat sering di beritakan sebelumnya, terkait kecurangan yang di lakukan oleh pihak SPBU demi meraup keuntungan besar tanpa mempedulikan masyarakat yang membutuhkan BBM tersebut.
Ya namanya orang butuh mau gak mau meskipun dijual dengan harga berapapun masyarakat tetap beli dong.
Ada sebuah kisah nyata dari salah seorang pengendara kendaraan roda dua yang menceritakan tentang kisah yang dialaminya beberapa hari yang lalu kepada salah satu jurnalis investigasi86, anggap saja namanya (odong).
Kisah nyata seorang odong yang tidak pernah membeli minyak di Pertashop (SPBU mini yang resmi bekerja sama dengan Pertamina dengan Harga BBM yang dijual Pertashop adalah sama dengan di SPBU Pertamina Reguler) Namun banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahwa Pertashop hanya menyediakan BBM jenis Pertamax.
Ketika odong membeli minyak kendaraan nya di salah satu Pertashop yang ada di kabupaten kuansing.
Diawal ceritanya, odong langsung mengucapkan kata-kata sumpah serapahnya kepada pihak Pertashop.
“Kapok saya beli minyak di pertashop, mending saya beli minyak di pertamini biasa atau yang pake botol, padahal saya mengisi minyak senilai 20 ribu rupiah namun minyak yang di isi ke tangki motor saya hanya satu setengah liter saja, jumlah yang tercantum di mesin pompa minyak tersebut hanya 1,53 liter dan harga per liternya 13.000 rupiah“.
Lantas odong langsung bertanya kepada petugas tersebut.”Ini minyak apa kok 13 ribu harganya“?
Petugas langsung menjawabnya ” ini pertamax pak”
Haaa…pertamax? Tanya odong kepada petugas pertashop sembari matanya melotot tajam.
Kemudian odong kembali bertanya “kalau pertamax kok warnanya biru,bukankah minyak warna biru itu jenis pertalite“? Tanya odong.
Petugas SPBU menjawab ” bukan pak itu minyak pertamax yang berwarna biru”
Mendengar pernyataan petugas SPBU tersebut lantas si odong menggaruk garuk kepalanya sembari menghidupkan mesin motornya dan langsung tancap gas meninggalkan petugas SPBU pertashop tersebut.
Dari kisah ini ada banyak sekali hal yang patut di koreksi tentunya.
Mulai dari komunikasi dan pelayanan petugas terhadap konsumen yang kurang maksimal, hingga kebijakan pertamina yang membuat pertamax yang berwarna biru yang sangat mirip dengan pertalite.
Kalau dilihat dari sisi ini tentu sangat besar sekali cela bagi pengusaha nakal jika ingin melakukan kecurangan disaat transaksi bbm dengan masyarakat, lagian masyarakat juga tidak akan mengetahui mana pertamax dan mana pertalite, karena warnanya sama sama biru.
Masyarakat tentu akan pasrah dan tidak bisa berbuat apa-apa dan akan sulit mencari tau kebenarannya jika seandainya minyak yang di jual di Pertashop adalah minyak jenis pertalite.
Ya mungkin ini salah satu strategi Pertamina agar mereka bisa berbuat tanpa ada yang bisa menginvestigasinya.
Dengan adanya perbedaan warna pada tiap jenis BBM tentu akan sangat mudah untuk menandainya, dan tentu masyarakat tidak akan berprasangka buruk kepada pihak Pertamina.
Ya ada benarnya juga kata si odong, mending beli minyak kendaraan di Pertamini milik masyarakat biasa atau tetangga kita, selain bisa membantu warga kita yang berjualan minyak, harganya juga cuma 10 ribu per liter dan warnanya juga biru kok.(red)