REJANGLEBONG, investigasi 86.COM – Indikasi kecurangan pada pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun 2025 ini, nampaknya kembali terjadi di SMAN 1 Rejang Lebong yang menyandang status sekolah unggulan dan favorit ini
Setelah ramai ramai dimuat di beberapa media online terkait adanya dugaan kecurangan didalam penerimaan siswa baru yang berujung viral,akhirnya beberapa rekan rekan LSM berencana akan melaporkan pihak sekolah ke jalur hukum sekaligus akan mendatangi pihak dinas Pendidikan Propinsi dan Gubernur Helmi Hasan untuk mengambil langkah atas apa yang terjadi.”Persoalan ini sudah melebar kemana mana bahkan banyak masyarakat mempertanyakan proses SPMB yang dinilai tidak transparan dimana diduga kuat pihak sekolah banyak melakukan kecurangan.Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja .Kami dari LSM Gerindo akan mengumpulkan bukti bukti dan melaporkan dugaan penyimpangan yang dilakukan pihak sekolah ke penegak hukum sekaligus kami akan menyurati dinas pendidikan propinsi dan pak Gubernur untuk mengambil langkah tegas agar citra sekolah SMAN-1 ini tidak jatuh.,”ujar Wakil ketua LSM Gerindo rejang lebong Ola Abdullah.
Kita ketahui sebelumnya dimana adanya pemberitaan terkait SMAN 1 Rejang Lebong diisukan telah memanipulasi data terkait penerimaan siswa baru pada jalur prestasi yang telah dilangsungkan beberapa waktu lalu dimana hal itu terlihat jelas pada pergeseran dan perubahan kuota jalur prestasi yang dilakukan panitia SPMB SMAN 1 Rejang Lebong, menjelang detik-detik hari terakhir dibukanya SPMB jalur prestasi, afirmasi, dan Mutasi kemarin.
Dari laporan yang diterima , awalnya kuota yang disediakan untuk jalur prestasi di SMAN 1 Rejang Lebong sebanyak 108 orang, dengan rincian 54 orang untuk prestasi akademik, 38 orang untuk prestasi non akademik, dan 16 orang untuk prestasi Ketua OSIS atau Kepanduan.
Dimana dari rincian untuk kuota pada prestasi akademik sendiri, terbagi lagi menjadi beberapa bagian, diantaranya untuk bidang prestasi Sains sebanyak 34 orang, Teknologi 4 orang, riset 8 orang, dan inovasi 8 orang.Namun faktanya, pada hari terakhir pelaksanaan SPMB jalur prestasi, pendaftar yang diterima melalui jalur prestasi akademik hanya diterima sebanyak 23 orang, sedangkan yang sudah masuk dalam jenjang perangkingan ada sebanyak 38 orang, artinya ada sekitar 15 peserta yang gugur karena dianggap tidak memenuhi kualifikasi.
Akan tetapi yang lebih anehnya, kuota pada jalur prestasi akademik tersebut dialihkan ke kuota prestasi non akademik secara dadakan sehingga bisa dikatakan, terjadi peningkatan jumlah kuota penerimaan siswa baru pada jalur non akademik tersebut.
Salah seorang wali peserta didik yang anaknya tidak lulus pada jenjang seleksi prestasi akademik di SMAN 1 Rejang Lebong menyampaikan, dirinya sangat kecewa dengan keputusan yang dilakukan oleh panitia SPMB di SMAN 1 Rejang Lebong.
Dia mengatakan, jika melihat dari kuota penerimaan siswa pada jalur prestasi akademik sebelumnya, harusnya anaknya lulus pada jenjang perangkingan yang dilakukan.
Terlebih lagi yang membuatnya semakin kecewa, ada indikasi kecurangan pada pelaksanaan SPMB di SMAN 1 Rejang Lebong pada jalur prestasi tersebut.Dimana dia menduga kuat, salah satu alasan adanya perubahan kuota jalur prestasi, karena ada dugaan keponakan panitia yang menerima dan menyeleksi berkas SPMB mau diluluskan.“Saya tidak masalah anak saya tidak lulus jika proses SPMB yang dilakukan fair. Namun nyatanya, proses SPMB yang dilakukan di SMAN 1 Rejang Lebong ini seperti ada kecurangan. Kok bisa tiba-tiba ada perubahan kuota dadakan, sementara kuota prestasi yang disediakan sudah disiapkan sejak awal,” ujarnya.
Dia juga mengatakan, dirinya menyimpan bukti rekaman dari salah satu panitia SPMB yang bingung dan kesulitan untuk meluluskan keponakannya, namun saat pengumuman nama keponakannya dinyatakan lulus.“Saya punya rekamannya, karena itu saya menduga kecurangan yang terjadi ini dilakukan atas dasar kepentingan orang dalam. Karena itu saya berharap, hal ini bisa diusut dan dibeberkan secara transparan dan terbuka. Karena bukan hanya saya saja yang kecewa, wali calon siswa lainnya juga ikut kecewa,” harapnya. (**)