More results...

Generic selectors
Cari yang sama persis
Cari berdasarkan judul
Cari berdasarkan konten
Post Type Selectors
Filter by Categories
Bantul
Batam
Bengkulu Utara
Berita Kriminal
Blitar
Catatan Muslim
Daerah
Edukasi
Garut
Gunung Kidul
Halmahera Selatan
Halmahera Tengah
Hiburan
Iklan
Internasional
Investigasi
Jakarta
Jayapura
Kabupaten Bengkalis
Kabupaten Buru
Kabupaten Indragiri Hilir
Kabupaten Indragiri Hulu
Kabupaten Kampar
Kabupaten Kepahiang
Kabupaten Kuantan Singingi
Kabupaten Pelalawan
Kabupaten Rejang Lebong
Kabupaten Rokan hilir
Kabupaten Rokan Hulu
Kabupaten Siak
Karimun
Kesehatan
Kota Dumai
Kota Magelang
Kota Manado
Kota Semarang
Labuhan Batu
Maluku Tenggara
Merangin
Narasi dan Opini
Papua
Pekanbaru
Provinsi BALI
Provinsi Banten
Provinsi Bengkulu
Provinsi DIY
Provinsi Jambi
Provinsi Jawa Barat
Provinsi Jawa Tengah
Provinsi Jawa Timur
Provinsi Kalimantan Selatan
Provinsi Kalimantan Tengah
Provinsi Kepri
Provinsi Lampung
Provinsi Maluku
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Provinsi Riau
Provinsi Sulawesi Barat
Provinsi Sulawesi Selatan
Provinsi Sulawesi Tenggara
Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi Sumatera barat
Provinsi Sumatera Selatan
Provinsi Sumatra Utara
Provisi Maluku Utara
Sejarah
Sleman
Tanggamus
Ternate
Tidore
Tidore Kepulauan
Timor Tengah Selatan
Trenggalek
Video
Way Kanan
Yogyakarta
Yogyakarta

Tiga Sumur Bor, Ratusan Juta Dana Desa, Nol Manfaat: Warga Eno Nabuasa Hanya Dapat Rumput Liar

SOE, INVESTIGASI86.COM – Ratusan juta dana desa (Dandes) digelontorkan, tiga unit sumur bor dibangun di Desa Eno Nabuasa, Kecamatan Noebeba, Kabupaten TTS. Harapannya jelas: warga terbebas dari krisis air bersih. Faktanya, yang tersisa hari ini hanyalah bak kosong, mesin bor mangkrak, dan semak belukar menutupi lokasi proyek.

Ironis. Proyek yang dikerjakan sejak 2023 itu justru berakhir jadi monumen ketidakjelasan. Warga hanya bisa mengelus dada—mereka ikut membantu menarik pipa, ikut membangun bak penampung, tapi hingga kini setetes air pun tak mengalir.

“Dong sonde kerja lai dari bulan Desember lalu… Padahal ini air untuk kami. Tapi sampai sekarang kosong,” keluh seorang warga, Jumat (15/8/2025).

Dari tiga titik sumur bor, satu bahkan tidak dituntaskan. Mesin bor dibiarkan nongkrong, tanpa kepastian kapan kembali dipakai. Parahnya, sejak awal tak ada papan proyek, tak ada transparansi, tak ada angka pasti berapa uang rakyat yang sudah dihabiskan.

Kepala Desa Eno Nabuasa, Ebenhaizer Timo, tak menampik pekerjaan belum tuntas. Ia berdalih ada perjanjian tiga tahun dengan pihak ketiga, termasuk perawatan lokasi.

“Kita sudah buat bak, nha bagaimana bak penampung sudah ada air sonde ada,” kilah Ebenhaizer.

Dalih yang makin menambah tanda tanya. Dua tahun berjalan, apa hasil yang bisa dirasakan warga?

Kades juga mengaku salah satu titik bor nihil sumber air, satu lagi dikerjakan miring, dan hanya satu yang “aman”. Pernyataan yang justru membuka borok: perencanaan lemah, pengawasan minim, penggunaan dana tak jelas.

Warga kecewa. Sumur bor yang dijanjikan sebagai solusi krisis air, berubah jadi simbol kegagalan. Transparansi absen, akuntabilitas hilang.

Pertanyaan besar pun menggantung: ke mana ratusan juta rupiah dana desa itu mengalir?
Dan, lebih penting lagi: siapa yang harus bertanggung jawab ketika rakyat dibiarkan kehausan?

Hingga berita ini diturunkan, pihak kontraktor menghilang tanpa jejak. Yang tersisa hanyalah rumor, bak kosong, dan dahaga yang tak terjawab.

 

Klik tombol tindakan dibawah sesuai pilihanmu untuk membagikan informasi ini!