More results...

Generic selectors
Cari yang sama persis
Cari berdasarkan judul
Cari berdasarkan konten
Post Type Selectors
Filter by Categories
Bantul
Batam
Bengkulu Utara
Berita Kriminal
Blitar
Catatan Muslim
Daerah
Edukasi
Garut
Gunung Kidul
Halmahera Selatan
Halmahera Tengah
Hiburan
Iklan
Internasional
Investigasi
Jakarta
Jayapura
Kabupaten Bengkalis
Kabupaten Buru
Kabupaten Indragiri Hilir
Kabupaten Indragiri Hulu
Kabupaten Kampar
Kabupaten Kepahiang
Kabupaten Kuantan Singingi
Kabupaten Pelalawan
Kabupaten Rejang Lebong
Kabupaten Rokan hilir
Kabupaten Rokan Hulu
Kabupaten Siak
Karimun
Kesehatan
Kota Dumai
Kota Magelang
Kota Manado
Kota Semarang
Labuhan Batu
Maluku Tenggara
Merangin
Narasi dan Opini
Papua
Pekanbaru
Provinsi BALI
Provinsi Banten
Provinsi Bengkulu
Provinsi DIY
Provinsi Jambi
Provinsi Jawa Barat
Provinsi Jawa Tengah
Provinsi Jawa Timur
Provinsi Kalimantan Selatan
Provinsi Kalimantan Tengah
Provinsi Kepri
Provinsi Lampung
Provinsi Maluku
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Provinsi Riau
Provinsi Sulawesi Barat
Provinsi Sulawesi Selatan
Provinsi Sulawesi Tenggara
Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi Sumatera barat
Provinsi Sumatera Selatan
Provinsi Sumatra Utara
Provisi Maluku Utara
Sejarah
Sleman
Tanggamus
Ternate
Tidore
Tidore Kepulauan
Timor Tengah Selatan
Trenggalek
Video
Way Kanan
Yogyakarta
Yogyakarta

“Tanah Sudah Diambil, Ganti Rugi Tak Pasti: Warga TTS Mengetuk Pintu TTU”

Soe ,INVESTIGASI86.COM–
Kekecewaan masyarakat atas persoalan ganti rugi lahan Bendungan Temef kembali mencuat. Alih-alih menemui solusi dari Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), warga Kecamatan Polen dan Oenino justru memilih melangkah keluar daerah. Mereka mengadu ke Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Yosep Falentinus Delasalle Kebo.

Langkah ini bukan tanpa alasan. Warga merasa bingung, kecewa, bahkan ditinggalkan oleh pemerintah daerah mereka sendiri.
“Perwakilan masyarakat Oenino dan Konbaki datang ke rumah saya, minta saya dampingi mereka bertemu Pak Falens Kebo. Mereka kecewa dengan ganti rugi bendungan Temef,” ungkap tokoh pemuda Pina Ope Nope saat dihubungi lewat sambungan telepon, Rabu (20/8/2025).

Bagi masyarakat, polemik ini bukan perkara baru. Mereka sudah dua kali bertemu langsung dengan Bupati dan Wakil Bupati TTS, bahkan diarahkan membuat laporan resmi ke Ombudsman NTT. Namun, hingga kini, tidak ada respons.

“Masyarakat merasa diabaikan, bahkan ditipu. Skema ganti rugi itu berubah-ubah. Awalnya ganti rugi, lalu ganti untung, terakhir disebut santunan. Padahal tanah mereka sudah diambil,” tegas Pina.

Kekecewaan yang menumpuk akhirnya berubah jadi keputusasaan. Mereka memilih mencari jalan lain. Dan nama yang mereka percaya, adalah Falens Kebo — Bupati TTU yang juga dikenal sebagai Ketua sekaligus pendiri Ormas Bela Tanah Timor (BETA TIMOR), serta mantan TNI dengan jaringan sampai pusat.

“Masyarakat yakin beliau bisa membantu. Ini bukan soal politik antar daerah, tapi soal keadilan,” jelas Pina.

Pina menegaskan, langkah warga bukan untuk menjatuhkan pemerintah TTS. Namun psikologis masyarakat sudah sampai di titik lelah.
“Mereka kecewa, bingung, merasa ditindas. Saya harap semua pihak lebih peka dengan psikologis masyarakat kecil yang putus asa,” katanya.

Ia pun berharap persoalan ini tidak dipelintir jadi konsumsi politik.
“Jangan sampai isu ini dibawa ke ranah politik. Ini momen untuk menunjukan rasa, kepekaan, dan kepedulian terhadap masyarakat yang terpinggirkan,” tambahnya.

Hingga berita ini diturunkan, baik Bupati TTU maupun Bupati dan Wakil Bupati TTS belum berhasil dikonfirmasi terkait aduan masyarakat tersebut.

Di balik sunyi jawaban dari para pemangku kebijakan, suara masyarakat kecil justru semakin lantang: mereka menuntut keadilan atas tanah yang sudah mereka relakan untuk pembangunan.

Klik tombol tindakan dibawah sesuai pilihanmu untuk membagikan informasi ini!