More results...

Generic selectors
Cari yang sama persis
Cari berdasarkan judul
Cari berdasarkan konten
Post Type Selectors
Filter by Categories
Bangka Belitung
Berita Indragiri Hilir
Berita Kriminal
Berita Kuansing
Catatan Muslim
Daerah
Edukasi
Hiburan
Internasional
Investigasi
Jakarta
Kabupaten Gunung Kidul
Kabupaten Indragiri Hilir
Kabupaten Indragiri Hulu
Kabupaten Kampar
Kabupaten Karimun
Kabupaten Kepahiang
Kabupaten Kuantan Singingi
Kabupaten Lahat
Kabupaten Lahat Online
Kabupaten Pelalawan
Kabupaten Rokan hilir
Kabupaten Siak
Kesehatan
Kota Batam
Kota Dumai
Kota Manado
Lampung Barat
Maluku
Maluku Utara
Narasi dan Opini
Nusa Tenggara Barat (NTB)
Nusa Tenggara Timur (NTT)
Papua
Provinsi Aceh
Provinsi BALI
Provinsi Banten
Provinsi Bengkulu
Provinsi DIY
Provinsi Jambi
Provinsi Jawa Barat
Provinsi Jawa Tengah
Provinsi Jawa Timur
Provinsi Kalimantan Selatan
Provinsi Kalimantan Tengah
Provinsi Kepri
Provinsi Lampung
Provinsi Riau
Provinsi Sulawesi Barat
Provinsi Sulawesi Selatan
Provinsi Sulawesi Tengah
Provinsi Sulawesi Tenggara
Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi Sumatera barat
Provinsi Sumatera Selatan
Provinsi Sumatra Utara
Sejarah
Video
Yogyakarta
INVESTIGASI 86 di Google News

Seorang Anak Meninggal Dunia Diduga Karena Hepatitis Misterius

Foto ilustrasi korban

Tulungagung – Pemerintah Daerah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur melaporkan kasus kematian seorang anak perempuan berusia tujuh (7) tahun yang diduga meninggal dunia akibat terpapar hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya alias hepatitis misterius.

Kepala Dinkes Kabupaten Tulunggung, Kasil Rokhmad mengatakan, pasien anak berusia tujuh tahun itu sebelumnya dilaporkan sudah mendapatkan perawatan insentif di RSUD dr Iskak Tulungagung. Dari hasil pemeriksaan laboratorium, tidak terdeteksi virus hepatitis A,B,C,D maupun E dalam tubuh anak tersebut.

“Ya, sudah konfirmasi [hepatitis of unknown),” kata Kepala Dinkes Kabupaten Tulunggung Kasil Rokhmad.

Kasil melanjutkan, kendati anak tersebut tidak terinfeksi virus hepatitis, namun bocah berusia tujuh tahun itu menunjukkan sejumlah gejala umum dari penyakit hepatitis misterius yang sesuai dengan pedoman yang ditetapkan Kementerian Kesehatan maupun Badan Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini.

Sejumlah gejala yang dilaporkan di antaranya mirip gejala penyakit kuning, demam, diare, urine berwarna lebih pekat dan feses berwarna pucat. Selain itu, pasien anak usia tujuh tahun yang meninggal ini juga masuk dalam kriteria lain dari hepatitis misterius, seperti berusia di bawah 10 tahun dan tidak memiliki komorbid.

Lebih lanjut, Kasil juga membeberkan kronologi temuan kasus kematian ini. Awalnya, pasien anak tersebut mengalami demam dan muntah-muntah selama empat hari.

Anak tersebut kemudian dirujuk ke RS swasta namun tidak mengalami perkembangan signifikan sehingga dibawa ke RSUD dr Iskak Tulungagung. Namun pada Jumat (6/5) lalu, pasien anak tersebut dilaporkan meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur dr Erwin Astha Triyono mengatakan pihaknya belum menentukan diagnosis kematian pasien tersebut. Ia masih berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan.

Kami koordinasi dengan Kementerian Kesehatan. Diagnosis yang paling mungkin untuk kasus yang meninggal di Tulungagung itu adalah sindroma jaundice akut (penyakit kuning akut) karena masih perlu data-data tambahan pemeriksaan laboratorium yang saat ini masih dikerjakan,” kata Erwin di Surabaya.

Erwin mengatakan kini pihaknya pun sedang dalam proses mengirim sampel pasien itu, ke Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof dr Sulianti Saroso, di Jakarta.

Kami kirim laporan ke RS Sulianti Saroso untuk back up. Nanti kalau datanya sudah lengkap akan kami sampaikan diagnosisnya seperti apa,” ucapnya.

Dia menyebut kasus pasien meninggal di Tulungagung ini belum dapat diklasifikasikan dengan pasti. Diagnosis masih menunggu hasil pemeriksaan lanjutan yang dilakukan di Jakarta.

“Sementara istilahnya itu pending classification, jadi belum bisa dimasukkan ke diagnosis tertentu,” ucap dia.

Lebih lanjut, kata Erwin, kasus ini juga tidak termasuk dalam data 114 kasus sindroma jaundice yang sebelumnya diungkap Dinkes Jatim melalui Sistem Kewaspadaan Diri dan Respons (SKDR).

Bukan, beda lagi. 114 itu kan periode lewat sistem SKDR periode Minggu 1 Januari 2022 sampai 5 Mei. Dan itu sudah diklarifikasi teman-teman di lapangan kalau itu tidak terkait dengan hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya,” ujar Erwin.

Erwin pun mengimbau agar masyarakat tak panik, dan tetap menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta protokol kesehatan.

Kuncinya PHBS dan protokol kesehatan. Karena dengan itu hampir semua penyakit bisa dicegah bukan hanya hepatitis,” pungkasnya.

Laporan kematian di Kabupaten Tulungagung itu menambah jumlah kasus kematian anak yang diduga akibat terinfeksi hepatitis misterius. Total sebanyak empat anak dilaporkan meninggal dunia, sementara WHO baru melaporkan satu kasus kematian yang terjadi pada anak di luar Indonesia.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebelumnya juga memastikan akan terus menyelidiki kasus kematian dengan dugaan mengidap hepatitis akut misterius. Kemenkes lantas meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan.

Kewaspadaan ini juga menjadi respons usai WHO menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus hepatitis akut misterius yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika, dan Asia. Hingga kini, belum diketahui penyebab hepatitis misterius yang muncul sejak 15 April lalu.

Lawjustice

 

Klik tombol tindakan dibawah sesuai pilihanmu untuk membagikan informasi ini!