Sosok Puan Maharani tentunya sudah tidak asing lagi di kancah perpolitikan Indonesia. Puan Selain anak dari Ketua Umum partai PDI Perjuangan, yakni Megawati Sukarnoputri, tentunya Puan juga cucu dari seorang presiden pertama Indonesia, yakni Soekarno.
Saat ini puan menjabat sebagai Ketua DPR RI. Karier politiknya terus menanjak, beriring dengan nama besar keluarganya serta nama besar partai PDI Perjuangan yang kini menjadi partai politik penguasa pemerintahan.
Di balik nama besar keluarganya serta partai politiknya, ternyata ada satu kelemahan yang dimiliki oleh sosok Puan Maharani.
Dalam sebuah bincang-bincang di sebuah channel YouTube Narasi Newsroom pada Jumat (8/4/2022), Puan mengakui bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan berpidato di depan banyak orang.
Tentu sesuatu Hal yang berbanding terbalik dengan sang kakek dan ibunya yang lebih dulu dikenal sebagai orator. Ketika berpidato, Soekarno bisa melakukannya selama dalam durasi panjang dan seperti membius pendengarnya.
Namun bakat yang dimiliki oleh ibu dan kakeknya tersebut, tampaknya tidak menurun kepada diri Puan Maharani. Secara terang-terangan, puan mengaku grogi ketika harus pidato didepan umum. Ia bahkan mengakuinya langsung pada sang ibunya.
“Saya datang ke ibu, lalu bilang ‘Mah saya ngga bisa pidato, aku grogi kalau pidato’,” kenang Puan.
Kekurangan yang ada pada diri Puan cukup terlihat ketika pada beberapa kali kesempatan, ia tampak jarang berpidato dan orasi atau sekadar memberikan kata sambutan.
Jikalaupun puan melakukannya, ia hanya memberikan pidato dengan ringkas saja, atau dengan membaca teks yang tersedia.
Oleh Karena itu puan sempat berpikir untuk mencari guru agar bisa mengajarinya untuk berpidato. Namun hal tersebut ditolak oleh ibunya, Megawati Sukarnoputri.
“Ibu saya bilang, kamu itu cucu Sukarno, masa sih pidato pake guru?,” kata Puan menirukan ucapan sang ibu.
Lantas Puan melanjutkan ceritanya, sang ibu terus meminta dirinya untuk tetap belajar dan membiasakan diri ketika berpidato didepan publik. Namun Megawati sebagai seorang ibu juga memahami keterbatasan sang putrinya.
Keinginan puan untuk melancarkan pidato dengan menggunakan guru tetap diperbolehkan oleh sang ibu.(red)
Sumber :(suara)