Maluku Tengah _ Maluku
Selama dua tahun lebih Proyek batu picah Dldesa/Negri Laimu Pesisir Teluti kecamatan Tehoru kabupaten Maluku Tengah (Malteng) provinsi Maluku, mantan Bupati Malteng tidak bisa berbuat apa-apa.
Pasalnya Proyek ini dikendarai oleh mantan Gubernur Maluku, berdasarkan Batu picah di bawa keluar dari Propinsi Maluku di angkut Landen ke Propinsi lainnya yakni Papua dengan menggunakan bobot Landen bukan perhitungan Bobot GT.
Batu picah yang berlokasi di sungai besar negri Laimu hampir dua tahun ini Ber landen-landen keluar dengan doktrin pihak perusahaan kepada pemerintah Negri Laimu, bahwa untuk mengurangi angka pengangguran serta mempengaruhi rayuan elok oleh pihak PT. ABDI PERSADA JAYA (APJ).
Tampa berpikir dampak-dampak besar yang akan terjadi seperti Patahan jembatan kalinoa yang membuat kebutuhan transportasi terputus. Pada saat musim hujan yang tidak berhenti hampir 5 bulan penuh silam.
Banjir besar dan jalan terputus serta Jembatan Laimu ambruk bahkan kejadian sama dimana bencana ini termasuk Desa Negri lainnya di pesisir TELUTI kecamatan Tehoru.
Hal ini Sudah jelas Merusak Kearifan Lokal yang sangat luar biasa, sehingga merupakan satu masalah besar bagi Kita semua yang berada di pulau Seram Teluti.
Bisa dibayangkan kalau Proyek Batu picah Raksasa ini setiap bulan selama hampir dua tahun di bawah dengan hitungan Landen menuju Propinsi Papua. Bukan untuk penggunaan kebutuhan Proyek di Maluku ini sendiri.
Yah sudah pasti dan sudah tentu kesepakatan bersama bukan di Daerah kabupaten melainkan Keputusan Pemerintah PROVINSI adalah Murad Ismail saat masih memegang jabatan sebagai Gubernur.
Tutur Nurjanna Selaku ketua DPD INTRAWIN sekaligus Kaperwil Media Investigasi 86 Pada saat meninjau Lokasi PT. Bulan April dan Mei . Melakukan Investigasi saat Jembatan WAILOA NEGRI LAIMU AMBRUK .
Untuk mendapatkan informasi terkait kasus ini saya langsung ke lokasinya. Lokasi Ini dulu bekas Galian sebuah PERUSAHAN yang beroperasi Semen Putih.
Pada Tahun 1986/87 tetapi sangat disayangkan hasil tanaman umur panjang seperti Kelapa, Cengkeh dan pala di bayar dengan murah demi memberikan lokasi galian Semen putih.
Tetapi Alam berbicara lain, sementara tersebut dikatakan masih mudah dan musim hujan lebat membelah bagian hulu sungai mengalir menghancurkan KEMP-KEMP tempat tinggal para karyawan dan Pihak PT sehingga Bubar.
Kejadian itu saya berada tinggal di LAIMU selama hampir satu tahun guna membuka sasana Lemkari.
Terkait Proyek Batu picah yang dikelola oleh PT. ABDI PERSADA JAYA selama ini beroperasi jangan dianggap enteng, ini Negri SERAM. Negri yang banyak dan padat dengan sejarah dan tempat keramat.
Kami minta untuk Mentri Sumberdaya alam, Mentri Sumberdaya mineral. serta Mentri pajak, Mentri Pertambangan dan BAPAK Presiden yang baru dilantik kemarin yakni BPK Purn Kps PRABOWO SUBIANTO . untuk lebih memperhatikan dan memperdulikan masalah/kasus ini.
Berdasarkan semua hasil Proyek Batu picah Raksasa ini tidak memberikan yang terbaik untuk negri seram dan Maluku. Melainkan kepentingan pribadi dan penguasa jabatan serta kelompok di Provinsi MALUKU.
Penulis : Nurjanna Rahawarin.