Negara Republik Indonesia akan menerima sekitar 74 juta dosis vaksin Covid-19 sampai akhir 2022 nanti. Sehingga pemerintah indonesia memerlukan ruang pendingin yang memungkinkan untuk menyimpan stok vaksin tersebut.
MenKes Budi Gunadi Sadikin menyebutkan bahwa “mayoritas vaksin yang akan datang tersebut berasal dari hibah negara lain“, ucap Budi usai rapat terbatas di kompleks istana.
“Sampai akhir tahun nanti kita akan kedatangan vaksin sekitar 74 juta dosis lagi. Dari 74 juta itu sekitar 15 juta merupakan sisa kontrak di awal 2021, yang akan terkirim setelah Juni sampai akhir tahun, sisanya sekitar 50 juta lebih itu adalah hibah,” kata Budi, Selasa (31/5).
Budi menuturkan bahwa vaksin hibah ini diberikan oleh negara-negara maju kepada kita, karena negara maju tersebut memiliki stok vaksin yang berlebih.
Dan Republik Indonesia menjadi pilihan para pemberi vaksin hibah untuk menerima vaksin Covid-19, karena realisasi vaksinasi di Indonesia berjalan sangat cepat. Dengan begitu, vaksin hibah tersebut dapat digunakan sebelum kedaluwarsa.
Menkes juga mengatakan bahwa pemerintah juga akan memusnahkan vaksin Covid-19 yang masih tersimpan di lemari pendingin yang sudah kedaluwarsa atau habis limitnya. Hal ini dilakukan agar kapasitas penyimpanan vaksin cukup untuk menampung vaksin Covid-19 yang akan datang hingga akhir tahun 2022 nanti.
“Kita merasa lemari es penuh diisi vaksin-vaksin Covid-19 yang sebagian expired (kedaluwarsa). Oleh karena itu, kami mengusulkan ke Bapak Presiden agar bisa dilakukan pemusnahan di daerah-daerah untuk vaksin yang expired-nya lewat,” ujar Budi.
Pemusnahan vaksin kedaluwarsa itu, kata Budi, akan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta didampingi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Kejaksaan Agung serta para aparat penegak hukum.
Selain itu, untuk memastikan ruang pendingin vaksin di setiap daerah cukup menampung vaksin yang akan datang, Presiden Jokowi memerintahkan untuk segera dilakukan percepatan distribusi vaksin dosis penguat (booster) atau dosis ketiga kepada masyarakat.
“Bapak Presiden juga memberikan arahan karena akan cukup banyak vaksin yang masih datang, 71 juta lagi sampai akhir tahun, sehingga booster-nya diperbanyak,” kata Menkes.