SoE ,INVESTIGASI86.COM– Sejumlah wartawan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) mengeluhkan sikap tidak kooperatif yang ditunjukkan oleh oknum staf Humas dan Protokol Sekretariat Daerah (Setda) TTS. Insiden itu terjadi saat peliputan kegiatan penyerahan alat dan mesin pertanian (alsintan) di halaman Kantor Bupati TTS, Kamis (23/10/2025).
Beberapa jurnalis yang hadir menilai, tindakan staf Humas tersebut tidak hanya tidak profesional, tetapi juga menghambat kerja-kerja jurnalistik di lapangan. Bahkan, beberapa wartawan mengaku dibentak dan dihalangi ketika hendak mengambil gambar kegiatan yang dihadiri langsung oleh Bupati TTS bersama sejumlah pejabat daerah.
> “Salah satu rekan kami bahkan dibentak saat hendak mengambil gambar. Kami sangat kecewa karena itu mengganggu tugas kami sebagai wartawan,” ujar salah satu jurnalis yang enggan disebutkan namanya kepada Tempo.
Marfin Honin, wartawan Penakita, menyesalkan sikap tersebut dan meminta agar Bagian Humas dan Protokol Setda TTS memperbaiki pola komunikasi dengan media. Ia menilai, staf Humas seharusnya memahami fungsi pers yang turut diundang untuk meliput agenda resmi pemerintah.
> “Kalau kami diundang untuk liputan, mohon diberi ruang yang layak untuk mengambil gambar. Kalau staf Humas justru mendominasi posisi depan, kami tidak bisa bekerja maksimal. Redaksi kami bisa menegur karena hasil liputan jadi tidak memadai,” kata Marfin.
Ia menambahkan, situasi semacam itu bukan kali pertama terjadi. Menurutnya, staf Humas kerap menghalangi posisi jurnalis saat kegiatan resmi berlangsung.
> “Kalau Humas mau meliput sendiri, ya jangan undang wartawan. Ini masukan agar ke depan kita bisa kerja sama secara profesional,” ujarnya menegaskan.
Nada serupa disampaikan oleh Mega Ngefak, wartawan SpektrumNTT, yang juga mengaku kecewa dengan perilaku arogan salah satu staf Humas.
> “Ada teman kami yang minta fotografer Humas untuk sedikit geser supaya tidak menghalangi kamera, tapi dia malah marah dan bilang, ‘Beta Humas!’ dengan nada tinggi,” ungkap Mega.
“Kami tahu dia staf Humas, tapi bukan berarti dia bisa bersikap seolah paling berhak di depan. Setiap kali kami mau ambil foto, dia berdiri di posisi utama dan tidak mau bergeser.”
Para wartawan berharap agar Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda TTS memberikan teguran dan pembinaan kepada stafnya. Mereka menekankan bahwa kemitraan antara pemerintah daerah dan insan pers harus dibangun di atas asas saling menghargai dan profesionalitas.
Langkah korektif dinilai penting agar hubungan antara pemerintah dan media tidak tergerus oleh arogansi oknum, melainkan berlandaskan sinergi yang sehat untuk kepentingan publik.
> “Kami tidak ingin hubungan baik dengan Pemkab TTS rusak hanya karena ulah segelintir oknum,” pungkas Marfin.




