DISKUSI makin hangat, Waktu berjalan terasa cepat, Rio Febrian dari Cerenti yang suka membuat foto dan video, Willi Heriko dari Basrah yang mampu menjalankan fotoshop tiga dimensi (3-d) merasa tertantang, Begitu juga dengan Sella Merita dari Benai yang bisa membuat disain taman atau landscape.
“Tak sia-sia diskusi hari ini,” ucap Ardika Ikhsan dari Logas Tanah Darat sambil mengutak-ngatik lat-op yang ada di depannya.
Upiak sapaan akrab Nurlela Andini Putri yang menjadi inisiator diskusi tersebut juga merasa senang. Apalagi ia membawa langsung Sandi dan Tuk Obik yang memahami betul soal disain dan masterplan yang sedang mereka rancang tersebut.
Ia melihat sendiri bagaimana kehebatan Sandi, mahasiswa Fakultas Pertenakan dan Pertanian Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, Jawa Tengah yang dikenalnya di “DO Green Organik” milik Datuk Obik. Selain cerdas, Sandi juga punya selera humor tinggi sehingga orang tak bosan dengannya.
“Terima kasih ya, Bang Sandi dan Tuk Obik yang telah mentransfer ilmunya kepada kami,” ujar Upiak bahagia.
Sandi dan Tuk Obik hanya tersenyum melihat Upiak. Mereka melihat sosok generasi milineal berpikiran cerdas dan punya misi ke depan
Terlihat dalam diri ponakan Sekretaris Umum Ikatan Keluarga Kuantan Singingi (IKKS) Pekanbaru, Arman Lingga Wisnu, itu.
Sayang Tuk Obik tak bisa mengikuti diskusi tersebut karena menghadiri jamuan makan siang bersama teman lamanya Drs. H. Rasiman di kediamannya di Koto Taluk.
“Datuk minta izin dulu, ya!. Teman datuk, mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Kuantan Singingi, Tuk Rasiman siang ini mengundang makan siang,” ujar Tuk Obik kepada mahasiswa yang tengah serius melakukan diskusi.
Tuk Obik sudah rindu dengan masakan teman akrab yang sejak dulu memang sudah jago masak gulai ikan baung asli Sungai Kuantan.
Apalagi ikan itu dicampur dengan terung asam, siput, dan sambal balacan dari Bagansiapi-api yang terkenal lezat itu. Aduh mak lezaaaaaatnya…
****
KETIKA makan siang, tiba-tiba anggota DPRD Riau, Dr. Ir. Mardianto Manan, M.T mampir di The Zona Coffée. Kedatangannya disambut senyuman manis Domestika Rizona – sang pemilik café yang terletak di Jl. Ahmad Yani, Pasar Telukkuantan itu.
“Lama tak ke sini. Sibuk tampaknya, Bang?” tanya Zona kepada pelanggan setianya itu.
“Ada Bang Arman tu….! Kayaknya lagi asyik diskusi dengan adik-adik mahasiswa dari UNIKS,” tambah Zona sambil menunjuk Arman yang lagi menjelaskan gagasan Rektor UNIKS Dr. H. Nopriadi, SKM., M.Kes dihadapan Upiak dan kawan-kawannya.
MM sapaan akrab pria berkulit sawo matang itu terkejut mendengar nama UNIKS. Apalagi dilihatnya ada Arman di tengah mahasiswa yang sedang asyik diskusi.
MM ingat nostalgia pada tahun 2000 ketika ditunjuk Ketua Yayasan Pendidikan Kuantan Singingi, Prof. H. Suwardi, MS menjadi Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Unggulan Swanadwipa (STT US) di Telukkuantan,Kuantan Singingi.
“Mahasiswa UNIKS itu dari dulu memang uniks,” kata MM kepada Zona.
Zona tersenyum manis. Walaupun sudah berumur, namun rona kecantikan masih terlihat jelas diwajahnya. Senyumannya, pembawaannya yang kalem tapi bersahaja membuat para pelanggannya enggan melupakan The Zona Coffee yang didirikannya sejak beberapa tahun lalu.
Apalagi kulinernya enak dan lezat. Rasanya belum lengkap jika pergi ke Telukkuantan tak mencicipi kuliner ala Zona.
“Saya bukan memuji, ini kenyataan lho, Zona,” ujar MM sambil bergurau.
“Terima kasih atas pujiannya, Bang,” kata Zona.
MM lalu bergabung dengan mereka. Ia terkejut melihat mahasiswa mendiskusikan masterplan pengembangan UNIKS ke depan.
Ia dulu bersama Prof. H. Suwardi MS, Ir. H. Liusman Saleh, Ir. Mahdili, dan lainnya punya gagasan seperti itu. Gagasan itu ternyata dilanjutkan Rektor UNIKS, Dr. H. Nopriadi, SKM., M.Kes yang sekarang sedang dirancang UPIAK dan kawan-kawan bersama team “DO Green Organik.”
Upiak dan kawan-kawannya penasaran mendengar cerita wakil rakyat kelahiran Pangian dari Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut. Ia tahu dari pamannya, MM adalah salah seorang inisiator dan penggagas pendirian perguruan tinggi yang sekarang sudah dilebur menjadi UNIKS.
Namun ibarat manis sepah dibuang, ia kini dilupakan atau terlupakan. Entahlah….
Menurut MM setahun setelah Kuantan Singingi dimekarkan jadi kabupaten, Prof. H. Suwardi MS mendirikan STP US dan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Unggulan Swanadwipa (STIP US).
Kedua perguruan tinggi itu izin opersionalnya diberikan pemerintah melalui Menteri Pendidikan Nasonal RI tahun 2001.
Sedangkan Prof, H. Zul Azri mendirikan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) di Telukkuantan dibawah naungan Yayasan Pendidikan Tinggi Islam Kuantan Singingi menaungi dengan Akta Notaris Tajib Raharjo SH, tanggal 24 Mei 2002.
“UNIKS adalah gabungan dari STT US, STIP US, dan STAI,” jelas MM,
Kampus pertama STT US dan STIP US numpang di STM kini SMK 1 Telukkuantan. Dulu di STT US baru ada Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Teknik Sipil, dan Teknologi Informatika. Sedangkan STIP US jurusannya kosentrasi pada bidang pertanian. Yaitu Budidaya Pertanian Perkebunan .
MM selaku Ketua STT US bersama Ketua STIP Ir. Arman Effendi, dan Ketua STAI Prof. H. Zul Asri. Dalam perkembangannya pengganti MM setelah mundur adalah: Ir. H. Mahdili dan Ir. Liusman Saleh.
Kemudian setelah melebur jadi UNIKS posisi Rektor Pertama kali dipegang oleh Ir. Liusman Saleh menyusul Ir. Hj. Elfi Indrawanis, MM (2017-2021),
Dr. H. Nopriadi, SKM., M.Kes resmi menjabat sebagai Rektor Universitas Islam Kuantan Singingi (Uniks) periode 2021 – 2025.
Ia dilantik oleh Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Islam Kuantan Singingi (YPTIKS) yang menaungi Uniks, Prof. Dr. H. Zulfan Saam, S.U pada 30 Agustus 2021.
Kepada Upiak dan kawan-kawan, MM menceritakan suka duka pendirian perguruan tinggi di Kuantan Singingi. Namun MM hanya mengungkapkan satu di antara cerita dukanya yang hingga kini menjadi bahan pertanyaan dihati kecilnya.
”Sejak terjun ke dunia politik saya tak pernah lagi diundang menghadiri wisuda di UNIKS. Sedih, tapi apa hendak dikata,” ujarnya lirih.
MM hanya mengutip ucapan Heracletos, Filosofi Yunani yang mengatakan bahwa “Nothing Indurence But Change” untuk menggambarkan tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri, Artinya :
“Setiap masa ada orangnya setiap orang ada masanya,” pungkasnya.
Ketika hendak pamit dari Zona Coffee, Arman mengantar MM sampai ke mobilnya. Ia minta dukungan MM untuk percepatan pembangunan UNIKS ke depan.
“Saya siap membantu UNIKS. Sampaikan salam saya untuk Rektor UNIKS yang akan mewisuda mahasiswanya, Bang,” ujarnya sambil berjalan.
Selesai diskusi di Zona Coffee, Upiak dan kawan-kawan pulang ke rumah masing-masing. Betapa terkejutnya Upiak ketika hendak membayar di kasir, ternyata sudah ada yang bayar.
“Siapa yang bayar ni, Kak Zona?” tanya Upiak penasaran.
Zona tersenyum. Ia hanya mengatakan, ”Kasi tau atau kasi tau nggak ya?”
Upiak dan kawannya tertawa, Hahahaha…..
Hanya Paman Upiak Arman yang tahu bahwa yang bayar itu adalah sahabatnya yang memang dari dulu suka mentraktir mahasiswa seperti Upiak. Apalagi mahasiswa UNIKS yang pintar, cerdas, dan berpikiran jauh ke depan.
****
Setiap pertemuan berakhir dengan perpisahan. Itu sudah pasti. Upiak lalu menghubungi Tuk Obik yang lagi menikmati ikan patin kesukaannya di rumah Rasiman.
“Tuk, dah siap makannya belum?” tanya Upiak dibalik gagang telphonenya.
“Makan tak ngajak-ngajak,”sindir Arman.
Akhirnya di seberang sana, Tuk Obik memberi jawaban,” tunggu ya, sopir Tuk Rasiman mau menjemput kalian ni”
Menjelang kedatangan Upiak dan kawan-kawan, kedua kawan lama ini memuji kelebihan masing-masing.
“Tuk Obik sekarang sudah sukses di rantau orang. Di kampung sendiri juga sudah mendirikan DO Green Organik. Apa nggak hebat, tu,” puji Tuk Rasiman.
Tuk Obik balik memuji. Yang hebat tu, datuklah! Umur sudah kepala 7 begini, namun kegantengan seperti muda dulu masih terlihat nyata. Rambut memang kelihatan putih, tapi……..
Mereka tertawa sehingga istri anak dan cucu Tuk Rasiman ikut pula tertawa. Kunci awet muda itu salah satu di antaranya adalah selalulah tanam pohon.
“Tolong Tuk Obik sampaikan kepada Upiak dan Team DO Green Organik itu,” ujar Tuk Rasiman,
Tuk Obik terkejut, di mana pula sahabatnya itu tau tentang usaha yang kini dirintisnya di Kebun Nopi. Ya… sahabatnya itu memang punya indra keenam.
Keduanya lalu berjanji akan ketemuan di kedai kopi Sarinam di Lubuk Jambi “maota lomak.“ “Tolong ajak Upiak dan pamannya Arman, Sandi, Haryati, dan Jang Itam” ujar Tuk Rasiman.
Siap……………ujar Tuk Obik. Bersambung….