Malang • Masyarakat Dusun Sepudak Desa Kasembon Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang beserta masyarakat Dusun Bakalan Desa Mlancu Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri, hampir setiap hari harus melawan bahaya menyeberangi sungai untuk menggarap lahan pertanian, mengangkut hasil tani, mencari pakan ternak, dan aktifitas lainnya.
Hal ini dikarenakan tidak ada jembatan yang menghubungkan kedua desa yang berbeda kabupaten tersebut.
Sudah berkali-kali masyarakat bergotong royong membuat jembatan darurat dari bambu dan kayu, namun setiap musim penghujan datang, jembatan darurat tersebut selalu tersapu arus air sungai.
Seperti yang awak media saksikan langsung dilokasi, masih ada bekas sisa jembatan bambu yang tersapu arus air sungai, Rabu 22/06/2022.
Menurut keterangan salah satu warga yang ditemui awak media mengatakan bahwa, itu bekas jembatan yang dibangun warga sekitar bulan April 2022 yang lalu, dan awal Juni 2022 kemarin terbawa banjir.
“Terakhir kami bangun jembatan bambu ini sebelum hari raya Idul Fitri 2022, dan hanya bisa bertahan sekitar 2 bulan” jelas Saiful Jamal salah seorang warga Dusun Sepudak yang tinggalnya didekat lokasi jembatan.
“Saat ini masyarakat juga sudah berencana membangun kembali jembatan bambu disini, tapi masih menunggu waktu yang disepakati” tambahnya.
Hal ini juga dibenarkan oleh Kepala Dusun Sepudak, Nurhadi yang ditemui awak media dirumahnya.
“Sudah berkali-kali masyarakat bergotong-royong membuat jembatan bambu, tapi setiap musim penghujan pasti diterjang banjir” ucap Nurhadi.
Nurhadi juga menjelaskan, kalau ada jembatan dipenyeberangan disungai ini, maka bukan hanya masyarakat umum yang memanfaatkan, tetapi anak-anak sekolah SMP juga pasti akan ikut merasakan manfaatnya.
Karena banyak anak-anak sebelah Desa Mlancu, Kecamatan kandangan, Kabupaten Kediri yang bersekolah di SMPN1 Kasembon. Sementara ini mereka harus berputar sejauh sekitar 6 km untuk sampai disekolahnya, tetapi kalau lewat jembatan ini hanya perlu menempuh jarak sekitar 2,5km, selisih 3,5km.
Masyarakat yang tinggal di sekitaran penyeberangan ini mayoritas adalah petani dan peternak sapi atau kambing. Dan lebih dari 50% masyarakat Dusun Sepudak yang berjumlah 180 KK atau sekitar 500 jiwa ini, lahan pertaniannya berada di sebrang sungai, masuk wilayah Kabupaten Kediri.
“Jadi walaupun status kami adalah masyarakat Kabupaten Malang, namun pajak tanah kami masuk ke Kabupaten Kediri” ungkap Jamal sambil tertawa.
“Mudah-mudah pemerintah dua Kabupaten, Kediri dan Malang bisa bekerjasama mewujudkan jembatan penghubung dua desa, sekaligus dua kabupaten ini” harap Jamal yang juga harapan masyarakat semua.
Nurhadi sebagai Kepala Dusun sangat berharap ada yang peduli terhadap kondisi ini, baik itu dari pemerintah maupun dari pihak manapun.
“Mudah-mudahan kedepannya pemerintah bisa membuatkan jembatan disini, minimal bisa untuk lewat sepeda motor.” harap Nurhadi.
“Sudah beberapa kali ada yang survei dan mengukur lokasi, tapi sampai saat ini belum ada pelaksanaan” tambahnya. (dd)