Oeleu, Timor Tengah Selatan – INVESTIGASI86.COM–
Bencana longsor yang melanda Dusun Tuamolo, Desa Oeleu, Kecamatan Toianas, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, mengundang kepedulian berbagai pihak. Salah satunya datang dari Klasis Amanatun Utara yang pada Senin (19/5/2025) melakukan kunjungan pastoral sekaligus menyalurkan bantuan bagi warga terdampak.
Dipimpin Ketua Klasis, Pdt. Junenti Linome, S.Th, rombongan membawa serta bantuan logistik berupa bahan makanan pokok. Lebih dari 30 keluarga yang terdampak langsung menerima bantuan tersebut di lokasi pengungsian sementara.
“Kehadiran kami adalah bentuk solidaritas gereja terhadap warga yang sedang menderita. Kami ingin menyampaikan bahwa mereka tidak sendiri,” ujar Pdt. Junenti Linome dalam sambutannya. Ia menambahkan, bantuan ini merupakan hasil solidaritas jemaat-jemaat se-Klasis Amanatun Utara yang digalang dalam waktu singkat pascabencana
Longsor terjadi pekan lalu akibat intensitas hujan tinggi yang mengguyur wilayah pegunungan Toianas. Material longsor menimbun rumah warga, merusak jalan, serta memutus jalur distribusi logistik. Sejumlah warga terpaksa mengungsi ke dataran yang lebih aman, meninggalkan rumah mereka yang rusak atau berada di lereng rawan.
Hingga Senin, belum ada laporan korban jiwa. Namun, aktivitas masyarakat lumpuh dan kebutuhan dasar menjadi tantangan utama di tengah keterbatasan akses.
Selain bantuan materi, Klasis juga mengadakan doa bersama di lokasi pengungsian. Di bawah naungan tenda darurat, warga dan pelayan gereja saling menguatkan dalam ibadah sederhana namun penuh harapan.
“Kami merasa tidak sendiri. Kehadiran gereja di tengah kami seperti pelita di malam gelap,” tutur Ori Esra Manao, salah satu warga yang rumahnya terdampak longsor.
Kegiatan ini menegaskan komitmen Klasis Amanatun Utara dalam pelayanan lintas mimbar. Bagi gereja, melayani tak hanya dilakukan di ruang ibadah, melainkan juga hadir bersama umat dalam situasi darurat dan duka.
Menurut Pdt. Linome, bantuan tahap kedua tengah dipersiapkan, sembari menjalin koordinasi dengan pemerintah daerah dan lembaga kemanusiaan lainnya.
“Kita semua terpanggil untuk bergerak bersama. Ini bukan sekadar aksi kemanusiaan, tetapi bentuk nyata dari iman yang bekerja melalui kasih,” katanya.