More results...

Generic selectors
Cari yang sama persis
Cari berdasarkan judul
Cari berdasarkan konten
Post Type Selectors
Filter by Categories
Bangka Belitung
Berita Indragiri Hilir
Berita Kriminal
Berita Kuansing
Catatan Muslim
Daerah
Edukasi
Hiburan
Internasional
Investigasi
Jakarta
Kabupaten Gunung Kidul
Kabupaten Indragiri Hilir
Kabupaten Indragiri Hulu
Kabupaten Kampar
Kabupaten Karimun
Kabupaten Kepahiang
Kabupaten Kuantan Singingi
Kabupaten Lahat
Kabupaten Lahat Online
Kabupaten Pelalawan
Kabupaten Rokan hilir
Kabupaten Siak
Kesehatan
Kota Batam
Kota Dumai
Kota Manado
Lampung Barat
Maluku
Maluku Utara
Narasi dan Opini
Nusa Tenggara Barat (NTB)
Nusa Tenggara Timur (NTT)
Papua
Provinsi Aceh
Provinsi BALI
Provinsi Banten
Provinsi Bengkulu
Provinsi DIY
Provinsi Jambi
Provinsi Jawa Barat
Provinsi Jawa Tengah
Provinsi Jawa Timur
Provinsi Kalimantan Selatan
Provinsi Kalimantan Tengah
Provinsi Kepri
Provinsi Lampung
Provinsi Riau
Provinsi Sulawesi Barat
Provinsi Sulawesi Selatan
Provinsi Sulawesi Tengah
Provinsi Sulawesi Tenggara
Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi Sumatera barat
Provinsi Sumatera Selatan
Provinsi Sumatra Utara
Sejarah
Video
Yogyakarta
INVESTIGASI 86 di Google News
Daerah  

Kehidupan Ragil Sang LGBT Ibarat Air Mancur

Tentang RAGIL dan Air Mancur

Oleh Jonru Ginting

Gara-gara Deddy Corbuzier menghadirkan pasangan anu di podcastnya, maka tiba-tiba perbincangan tentang kaum anu pun kembali viral di medsos.

(Maaf, saya terpaksa pakai istilah anu, karena tahu sendirilah. Medsos tempat kita bermain-main ini termasuk pendukung anu. Semua posting tentang anu bakal di-anu-in oleh mereka, hehehe….).

Kali ini, saya tertarik untuk membahas kaum ANU dari sudut pandang yang berbeda. Lebih khusus lagi, saya ingin membahas tentang RAGIL.

Lewat sebuah stitch video di akun orang lain yang muncul di berada, saya pernah nonton ucapan Ragil yang isinya kira-kira begini, “Bagi Anda yang punya anak tapi tidak mau mengasuhnya, sini serahkan ke saya aja.”

Ragil mengucapkan kalimat itu sambil tersenyum. Terlihat seperti orang yang sangat bahagia. Sama seperti ketika dia memamerkan kebahagiaan hidupnya di Jerman bersama pasangan anu-nya. Dia terlihat sangat bahagia.

Tapi benarkah Ragil sangat bahagia? Saya tidak yakin!

Dari ucapan yang saya quote di atas, justru terlihat sebuah KEGALAUAN LUAR BIASA di hati Ragil. Dia ingin punya anak, tapi tidak mungkin itu terjadi.

Di dunia ini, ada yang namanya hukum alam. Atau bahasa Islamnya SUNNATULLAH.

Jika kita sebagai manusia berbuat sesuai dengan hukum alam, maka kita akan hidup bahagia. Sementara jika kita hidup dengan cara melawan hukum alam, maka jangan harap bisa hidup bahagia.

“Tapi Ragil terlihat bahagia kok, dengan pilihan hidupnya itu!”

Iya, TERLIHAT BAHAGIA. Tapi aslinya tidak bahagia. Video yang saya ceritakan di atas merupakan bukti yang sangat nyata.

Orang yang menjalani hidup dengan cara melawan hukum alam, itu bisa diilustrasikan seperti AIR MANCUR.

Kita semua pasti tahu air mancur, kan? Kita semua bahkan sangat menyukai air mancur yang BETAPA INDAHNYA itu. Jika ada taman yang di tengahnya ada air mancur, wah pasti sangat indah plus menyenangkan!

Namun sadarkah kita? Air mancur adalah teknologi yang dibuat dengan cara MELAWAN hukum alam, yakni hukum gravitasi.

Air yang seharusnya mengalir dari atas ke bawah, justru disemprotkan dari bawah ke atas.

Awalnya berhasil, karena kekuatan semprot airnya lebih kuat dari gravitasi.

Namun semakin ke atas, kekuatan semprot semakin berkurang. Pada titik tertentu, kekuatan semprotnya sudah sangat lemah dan dikalahkan oleh kekuatan gravitasi. Sehingga air yang awalnya menyemprot ke atas, kini berbalik arah alias turun ke bawah.

Si air pun tunduk pada kekuatan hukum alam bernama GRAVITASI.

Seperti inilah ilustrasi untuk mereka yang menjalani hidup dengan cara melawan hukum alam.

Awalnya terlihat sukses, terlihat bahagia. Namun seiring dengan perjalanan waktu, kebahagiaan pun makin berkurang, hingga akhirnya habis dan berubah menjadi kegalauan, kesedihan, bahkan mungkin stres dan depresi.

Saat ini, satu-satunya kesedihan Ragil hanya sebatas galau karena tidak bisa punya anak. Dan nanti, ketika usia sudah semakin tua, apa yang akan terjadi?

Pada saat usianya sudah 50 atau 60 tahun, mungkin pasangannya sudah meninggal. Ibu kandungnya pun mungkin sudah tiada.

Ketika butuh bantuan, pada siapa dia bisa minta tolong?

Pada saudara kandungnya? Tidak mungkin. Mereka sudah punya jalan hidup masing-masing.

Pada anak angkatnya (jika dia punya anak angkat)? Itu juga hampir tidak mungkin. Sebab jika dia punya anak angkat, kemungkinan besar anaknya akan jadi kaum anu juga, yang sudah sibuk dengan dunianya sendiri.

Anak kandung aja, banyak yang tidak peduli pada orang tuanya. Apalagi ini cuma anak angkat.

Kebayang kan, seperti apa masa depan Ragil di hari tuanya?

Oleh karena itu, saya secara pribadi sebenarnya SANGAT KASIHAN pada Ragil. Saya bukan hanya mengkhawatirkan masa tuanya di dunia ini, tapi juga masa depannya di akhirat kelak.

Islam mengajarkan kita untuk tidak pernah membenci para pelaku maksiat. Yang harus kita benci adalah perbuatannya.

Oleh karena itu, tak ada alasan untuk membenci Ragil. Justru, orang seperti itu harus kita cintai, kita doakan agar dia kembali ke jalan yang benar. Kembali menjalani hidup sesuai hukum alam.

Jangan hidup seperti air mancur.

Jakarta, 11 Mei 2022.

Klik tombol tindakan dibawah sesuai pilihanmu untuk membagikan informasi ini!