SoE, INVESTIGASI86.COM— Suasana penuh rasa haru dan penghargaan menyelimuti Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Rabu (6/8/2025). Di tengah berbagai dinamika sosial yang dihadapi masyarakat, sebuah harapan akan tegaknya keadilan hukum kembali bersinar. Kali ini, harapan itu datang dari langkah tegas dan cepat Kapolres TTS dalam menangani kasus penganiayaan yang terjadi di Desa Mnelalete.
Dalam sebuah pernyataan resmi yang disampaikan kepada media, Koordinator Aksi dari Aliansi Gerakan Perubahan, Nikodemus Manao, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas keberanian dan komitmen Kapolres TTS dalam menindak lanjuti kasus tersebut. Penangkapan dan penahanan para pelaku sesaat setelah digelarnya aksi damai menjadi tonggak penting dalam menegaskan bahwa hukum hadir untuk semua, termasuk bagi rakyat kecil.
“Saya sebagai Koordinator Aksi dari Aliansi Gerakan Perubahan, sekaligus mewakili keluarga korban, sangat mengapresiasi Kapolres TTS atas tindakan tegas dalam penanganan kasus pengeroyokan di Mnelalete. Para pelaku yang sempat membuat masyarakat resah kini telah ditangkap dan ditahan setelah aksi kami. Ini bentuk nyata dari kehadiran negara di tengah rakyat,” ujar Nikodemus Manao, Rabu (6/8/2025).
Lebih lanjut, Nikodemus mengungkapkan bahwa kehadiran Kapolres baru ini memberi warna baru dalam penegakan hukum di TTS. Sebagai keluarga korban, ia mengaku sempat merasa pesimis akan adanya keadilan. Namun semua berubah ketika melihat respon cepat dan tanggap dari Kapolres, yang dinilai tidak hanya menjalankan tugas secara profesional, tetapi juga dengan hati nurani.
“Atas nama keluarga korban, saya menyampaikan banyak terima kasih kepada Bapak Kapolres. Melalui kehadiran beliau, kami merasakan bahwa hukum itu bukan hanya milik yang berpendidikan hukum, tapi juga milik kami yang awam hukum. Kami merasa dihargai, didengar, dan dibela,” tutur Nikodemus dengan suara bergetar.
Bukan hanya langkah hukum yang menjadi sorotan, tetapi juga gaya kepemimpinan Kapolres yang dinilai dekat dengan masyarakat. Dalam beberapa waktu terakhir, masyarakat menyaksikan langsung bagaimana Kapolres tidak hanya hadir di balik meja, tetapi turun langsung ke lapangan, mendengar keluhan warga, serta memberi ruang bagi suara rakyat untuk direspons dengan adil.
“Saya bangga karena TTS memiliki seorang pemimpin yang merakyat. Beliau tidak hanya menjalankan aturan, tapi juga membangun rasa keadilan dan kepercayaan. Ini penting bagi kami yang selama ini sering merasa tidak dianggap,” tambah Nikodemus.
Apresiasi ini tidak hanya datang dari individu, tetapi juga dari berbagai elemen masyarakat sipil, tokoh agama, dan tokoh adat yang melihat kasus Mnelalete sebagai momentum kebangkitan penegakan hukum di TTS.
Di akhir penyataannya, Nikodemus Manao menyampaikan harapan agar kepemimpinan Kapolres TTS ke depan semakin memperkuat fondasi hukum yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat TTS, tanpa memandang latar belakang sosial maupun ekonomi.
“Semoga melalui kepemimpinan beliau, ke depan penegakan hukum di TTS bisa lebih tegas, transparan, dan seadil-adilnya bagi seluruh masyarakat. Kami mendukung penuh langkah-langkah positif ini,” pungkasnya.
Kasus penganiayaan yang sempat menjadi perhatian luas masyarakat kini menjadi simbol harapan. Bukan hanya karena para pelaku telah ditahan, tetapi karena proses itu membawa pesan kuat: bahwa hukum hadir, bekerja, dan bisa menyentuh semua lapisan masyarakat — asalkan dijalankan dengan hati, keadilan, dan komitmen terhadap kebenaran.