More results...

Generic selectors
Cari yang sama persis
Cari berdasarkan judul
Cari berdasarkan konten
Post Type Selectors
Filter by Categories
Bantul
Batam
Berita Kriminal
Blitar
Catatan Muslim
Daerah
Edukasi
Garut
Gunung Kidul
Halmahera Selatan
Halmahera Tengah
Hiburan
Iklan
Internasional
Investigasi
Jakarta
Jayapura
Kabupaten Bengkalis
Kabupaten Buru
Kabupaten Indragiri Hilir
Kabupaten Indragiri Hulu
Kabupaten Kampar
Kabupaten Kepahiang
Kabupaten Kuantan Singingi
Kabupaten Pelalawan
Kabupaten Rejang Lebong
Kabupaten Rokan hilir
Kabupaten Rokan Hulu
Kabupaten Siak
Karimun
Kesehatan
Kota Dumai
Kota Magelang
Kota Manado
Kota Semarang
Labuhan Batu
Maluku Tenggara
Merangin
Narasi dan Opini
Papua
Pekanbaru
Provinsi BALI
Provinsi Banten
Provinsi Bengkulu
Provinsi DIY
Provinsi Jambi
Provinsi Jawa Barat
Provinsi Jawa Tengah
Provinsi Jawa Timur
Provinsi Kalimantan Selatan
Provinsi Kalimantan Tengah
Provinsi Kepri
Provinsi Lampung
Provinsi Maluku
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Provinsi Riau
Provinsi Sulawesi Barat
Provinsi Sulawesi Selatan
Provinsi Sulawesi Tenggara
Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi Sumatera barat
Provinsi Sumatera Selatan
Provinsi Sumatra Utara
Provisi Maluku Utara
Sejarah
Sleman
Tanggamus
Ternate
Tidore
Timor Tengah Selatan
Trenggalek
Video
Way Kanan
Yogyakarta
Yogyakarta
Daerah  

GPK Aliansi Tepi Barat Datangi Kantor DPRD Kabupaten Magelang, Ada Apa ?

Magelang _ Jawa Tengah
Audiensi di DPRD Magelang ungkap kasus kekerasan seksual di Sekolah dan Pondok Pesantren, Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK) Aliansi Tepi Barat Magelang menggelar audiensi dengan berbagai pihak di Gedung DPRD Magelang.

Hal ini untuk menyoroti masalah kekerasan seksual serta penyalahgunaan wewenang terkait pendidikan dan kesehatan di beberapa sekolah dan pondok pesantren di wilayah Kabupaten Magelang provinsi Jawa Tengah.

Audiensi ini dihadiri oleh Ketua DPRD Kabupaten Magelang, perwakilan Kemenag, Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan untuk membahas masalah yang semakin mencemaskan ini.

Komandan GPK Aliansi Tepi Barat, Pujiyanto atau yang dikenal dengan Yanto Petok’s, dalam kesempatan tersebut meminta pihak berwenang untuk memberikan keadilan bagi para korban kekerasan seksual dan menuntut agar tindakan tegas diberikan kepada pelaku.

Ia mengungkapkan bahwa kasus asusila di sekolah maupun pondok pesantren yang diduga melibatkan oknum pengajar dan kyai harus segera diusut tuntas, karena peristiwa serupa menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi masyarakat dan para korban.

Salah satu kasus yang menjadi perhatian utama adalah kekerasan seksual terhadap santri dan santriwati, serta dugaan penyalahgunaan kebijakan vaksin yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan di sekolah setempat tanpa pemberitahuan kepada wali siswa.

Tindakan tersebut dinilai menciptakan keraguan dan ketidakpercayaan dari masyarakat, serta menuntut adanya penjelasan serta langkah-langkah konkret dari pemerintah daerah untuk menanggulangi masalah ini.

“Kekerasan seksual yang diduga dilakukan oleh oknum kyai di pondok pesantren bukanlah masalah yang bisa dianggap enteng.” Tegas Yanto Pethok’s saat audiensi di DPRD Kabupaten Magelang, Rabu (20/11/2024)

Ia mengungkapkan bahwa meskipun kasus serupa ini pernah terjadi pada tahun 2022, ternyata peristiwa tersebut terulang kembali di tahun ini, menunjukkan adanya kelalaian dalam pengawasan yang perlu segera diperbaiki agar tidak menimpa generasi berikutnya.

“Penegakan Hukum Tanpa Pandang Bulu Diminta untuk Pelaku Berkuasa
Pujiyanto juga menuntut kepada Kemenag untuk menegakkan hukum dengan tegas tanpa pandang bulu, bahkan jika pelaku memiliki kedudukan penting atau berpengaruh.” Imbuhnya

Ia menekankan bahwa keadilan harus ditegakkan, dan setiap pelaku harus diberi sanksi sesuai dengan pelanggaran yang telah dilakukan, tanpa ada kecualinya.

Dukungan DPRD dan Pemerintah untuk Penanganan Kasus Secara Serius dalam audiensi tersebut, PJ Bupati Magelang, Sepyo Achanto, menyatakan bahwa masalah kekerasan seksual ini merupakan tanggung jawab pemerintah untuk diselesaikan dengan serius.

Ia menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, DPRD, aparat penegak hukum (APH), serta kelompok masyarakat seperti GPK Aliansi Tepi Barat dalam menghadapi permasalahan sosial yang mengancam kenyamanan dan keamanan masyarakat.

“Pertemuan ini diharapkan dapat membuka ruang bagi penyelesaian yang lebih baik terhadap kasus-kasus kekerasan seksual di pondok pesantren, semua pihak termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, serta masyarakat diharapkan dapat bersatu dalam menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari segala bentuk kekerasan.” Pungkasnya

Perlindungan terhadap korban serta penegakan hukum yang adil menjadi kunci untuk memastikan tidak ada lagi korban yang jatuh akibat tindakan kejahatan serupa di masa depan. (BR Longga)

 

Klik tombol tindakan dibawah sesuai pilihanmu untuk membagikan informasi ini!