Inhil _ Riau
Dugaan penyimpangan dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali mencuat. Sorotan publik kali ini tertuju pada Yayasan Kawah Insan Cendikia, pengelola dapur MBG di Jalan Tanjung Harapan, Gang Tanjung Uban, Kelurahan Sungai Beringin, Kecamatan Tembilahan, Rabu 29.Okt.2025.
Program yang dibiayai dari anggaran publik itu seharusnya menyajikan makanan bergizi seimbang kepada ribuan penerima manfaat. Namun, temuan di lapangan justru menunjukkan menu yang dinilai tidak sepadan dengan nilai anggaran Rp10.000 per porsi.

Dalam pantauan wartawan di salah satu sekolah penerima, menu yang dibagikan terdiri dari nasi putih, telur bulat, potongan tempe, sayur kacang, dan pisang. Beberapa penerima manfaat mengaku menu tersebut sudah menjadi santapan rutin mereka.
“Benar pak, ini menu MBG yang kami terima semalam,” ujar salah satu penerima manfaat sembari menunjukkan foto makanannya.Selasa.20.Okt.2025.
Pernyataan itu dibenarkan oleh seorang pengelola dapur berinisial R, yang ditemui di lokasi produksi MBG di Lorong Tanjung Uban.
“Benar, ini menu semalam,” ujarnya singkat.
Kondisi Dapur Dinilai Memprihatinkan
Lebih memprihatinkan, hasil penelusuran tim di dapur MBG menunjukkan kondisi kebersihan yang jauh dari standar. Di area pengolahan makanan tampak lalat beterbangan dan permukaan meja kotor. Saat dikonfirmasi mengenai hal itu, pengelola hanya menanggapi santai.
“Biasalah pak, lagi produksi,” ucap R tanpa menunjukkan tindakan pencegahan.
Padahal, dapur tersebut diketahui melayani enam sekolah dengan total sekitar 2.900 penerima manfaat. Dengan tanggung jawab sebesar itu, standar higienitas semestinya menjadi prioritas utama.
Bukan Kasus Pertama
Catatan publik menunjukkan, Yayasan Kawah Insan Cendikia bukan kali pertama menjadi sorotan. Sebelumnya, dapur MBG milik yayasan di Jalan Kembang juga sempat disorot usai insiden keracunan massal yang menimpa sejumlah penerima makanan. Kala itu, penyebabnya diduga kontaminasi bakteri E. coli. Namun, hingga kini hasil penyelidikan resmi kasus tersebut belum diumumkan.
Publik Desak Tindakan Tegas
Menanggapi dugaan penyimpangan ini, sejumlah pihak mendesak agar instansi pengawas program MBG dan aparat penegak hukum (APH) segera turun tangan melakukan audit menyeluruh. Transparansi penggunaan dana publik dianggap mutlak untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat.
“Kalau benar anggarannya Rp10 ribu per porsi, masyarakat berhak tahu ke mana selisih uang itu mengalir,” ujar salah satu aktivis pemantau kebijakan publik di Tembilahan.
Program Makan Bergizi Gratis sejatinya dirancang untuk meningkatkan asupan gizi anak sekolah dan menekan angka stunting. Namun jika pelaksanaannya tercemar oleh praktik penyelewengan, tujuan mulia itu bisa berubah menjadi ladang keuntungan segelintir pihak.
Masyarakat kini menunggu langkah tegas dari pemerintah daerah dan aparat hukum agar setiap rupiah dana publik benar-benar sampai ke meja makan anak-anak penerima manfaat, bukan berhenti di kantong oknum yang tak bertanggung jawab.pada Rabu 29.Okt.2025
Rls/Idr





