More results...

Generic selectors
Cari yang sama persis
Cari berdasarkan judul
Cari berdasarkan konten
Post Type Selectors
Filter by Categories
Bantul
Batam
Berita Kriminal
Blitar
Catatan Muslim
Daerah
Edukasi
Garut
Gunung Kidul
Halmahera Selatan
Halmahera Tengah
Iklan
Internasional
Investigasi
Jakarta
Jayapura
Kabupaten Buru
Kabupaten Indragiri Hilir
Kabupaten Indragiri Hulu
Kabupaten Kepahiang
Kabupaten Kuantan Singingi
Kabupaten Pelalawan
Kabupaten Rejang Lebong
Kabupaten Rokan hilir
Kabupaten Rokan Hulu
Kabupaten Siak
Karimun
Kesehatan
Kota Dumai
Kota Magelang
Kota Manado
Kota Semarang
Labuhan Batu
Maluku Tenggara
Merangin
Narasi dan Opini
Papua
Pekanbaru
Provinsi BALI
Provinsi Banten
Provinsi Bengkulu
Provinsi DIY
Provinsi Jambi
Provinsi Jawa Barat
Provinsi Jawa Tengah
Provinsi Jawa Timur
Provinsi Kalimantan Selatan
Provinsi Kalimantan Tengah
Provinsi Kepri
Provinsi Lampung
Provinsi Maluku
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Provinsi Riau
Provinsi Sulawesi Barat
Provinsi Sulawesi Selatan
Provinsi Sulawesi Tenggara
Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi Sumatera barat
Provinsi Sumatera Selatan
Provinsi Sumatra Utara
Provisi Maluku Utara
Sejarah
Sleman
Tanggamus
Ternate
Tidore
Timor Tengah Selatan
Trenggalek
Video
Way Kanan
Yogyakarta
Yogyakarta

David Boimau: Pemkab TTS Harus Proaktif Tangani Longsor di Desa Kuatae

Soe-Investigasi86.com – Bencana longsor yang kembali melanda Desa Kuatae, Kecamatan Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), mendapat perhatian serius dari Anggota DPRD Provinsi NTT Fraksi Hanura, David Imanuel Boimau. Ia mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) TTS untuk bertindak cepat dan strategis dalam menangani situasi yang telah memaksa puluhan keluarga mengungsi.

“Kejadian ini bukan hal baru. Longsor seperti ini sering terjadi dalam siklus tiga hingga lima tahun. Pemerintah, melalui BPBD, seharusnya sudah mendeteksi potensi ini lebih awal untuk mengantisipasi kerugian yang lebih besar. Jangan tunggu korban jiwa baru bergerak,” tegas David Boimau kepada media ini Sabtu (22/3/2025).

Hujan deras yang terjadi sejak awal Maret menyebabkan pergerakan tanah di Desa Kuatae hingga mencapai 300 meter, merusak puluhan rumah warga dan fasilitas umum. Saat ini, sebanyak 70 kepala keluarga (KK) terdampak telah dievakuasi ke GOR Nekmese Soe. Sementara itu, sebagian warga lainnya memilih tinggal di rumah kerabat terdekat.

Bencana ini juga berdampak pada infrastruktur penting, termasuk kantor desa, aula, jaringan perpipaan air bersih, serta tiang dan kabel listrik. Kepala Desa Kuatae, Parco P. Salem, menjelaskan bahwa tanda-tanda awal retakan tanah sudah muncul sejak Desember 2022, namun tidak ada tindakan signifikan dari pihak terkait hingga bencana besar terjadi pada 12-14 Maret 2025.

“Masalah drainase buruk di beberapa titik, seperti di Kampung Sabu dan lingkungan SMA PGRI Soe, menjadi salah satu penyebab utama. Isu ini sudah berulang kali diusulkan dalam Musrenbang, tetapi tidak ada langkah konkret hingga longsor ini terjadi,” ungkap Parco.

Wakil Bupati TTS, Johny Army Konay, bersama Kepala BPBD TTS Yerry O. Nakamnanu dan Kepala Dinas Sosial Nikson Nomleni, telah meninjau lokasi bencana. Mereka memastikan bahwa posko kesehatan, posko bencana, dan dapur umum telah didirikan untuk membantu para pengungsi.

“Kami terus memantau situasi di lapangan dan memprioritaskan evakuasi warga yang masih berada di lokasi terdampak. Kami juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan kebutuhan pengungsi terpenuhi,” ujar Johny Konay.

Namun, David Boimau mendesak Bupati TTS segera menetapkan status bencana resmi untuk mempercepat penanganan lintas tingkat, baik provinsi maupun pusat. Ia juga menekankan pentingnya memastikan ketersediaan bantuan logistik, perlindungan bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia, serta percepatan perbaikan infrastruktur tahan bencana.

“Pemkab TTS harus lebih proaktif. Jangan hanya fokus pada penanganan darurat, tetapi pikirkan juga solusi jangka panjang agar bencana ini tidak terus berulang. Ini termasuk memperbaiki drainase dan memitigasi risiko longsor di daerah rawan,” tegasnya.

Curah hujan yang diperkirakan masih tinggi hingga April menjadi tantangan tambahan dalam penanganan bencana ini. David Boimau mengingatkan bahwa pemerintah harus bersiap menghadapi kemungkinan longsor susulan dan memastikan warga serta ternak dipindahkan ke tempat aman secepat mungkin.

“Jangan sampai kita hanya menjadi penonton saat warga menderita akibat bencana. Pemkab TTS harus berkoordinasi erat dengan pemerintah provinsi dan pusat, bahkan jika diperlukan meminta bantuan lembaga nasional untuk langkah-langkah strategis ke depan,” pungkasnya.

Bencana di Desa Kuatae ini menjadi pengingat keras akan pentingnya mitigasi bencana yang terencana, termasuk deteksi dini, peningkatan infrastruktur, serta edukasi masyarakat untuk mengurangi dampak bencana di masa mendatang.

Klik tombol tindakan dibawah sesuai pilihanmu untuk membagikan informasi ini!