SoE,INVESTIGASI86.COM– Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) merayakan puncak peringatan Hari Anak Nasional (HAN) ke-41 secara meriah dan penuh makna di Aula Gunung Mutis, SoE, Jumat (25/7/2025). Dalam sambutannya, Bupati TTS Eduar Markus Lioe, yang akrab disapa Buce, menegaskan komitmen pemerintah untuk menjadikan TTS sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA) sebagai solusi konkret menjawab berbagai tantangan yang dihadapi anak-anak di daerah ini .
Acara tersebut dihadiri oleh berbagai unsur pemerintah, tokoh masyarakat, organisasi perempuan dan anak, forum anak dari berbagai tingkatan, serta para pemangku kepentingan lainnya. Dalam suasana hangat dan penuh haru, Bupati Buce mengawali sambutannya dengan menyapa anak-anak dan tamu undangan secara langsung.
> “Saya menyambut positif harapan dari anak-anak kita bahwa perayaan Hari Anak Nasional ini bukan hanya tentang seremoni semata, tetapi bagaimana memberi ruang kepada mereka untuk menyuarakan kebutuhan, hak, dan cita-cita mereka,” tegas Bupati Buce.
Dalam sambutannya yang menyentuh, Bupati memaparkan sejumlah tantangan serius yang sedang dihadapi Kabupaten TTS terkait isu anak, perempuan, dan kesejahteraan sosial. Data yang disampaikan cukup mengejutkan:
Angka kemiskinan ekstrem di TTS mencapai 24,68%
Angka stunting menyentuh 56,8%
1.582 anak drop out dari pendidikan dasar
4.247 lulusan SD dan SMP tidak melanjutkan sekolah
29,22% anak usia 0–17 tahun belum memiliki akta lahir
74,80% anak belum memiliki Kartu Identitas Anak (KIA)
43% korban kekerasan anak berasal dari kalangan pelajar TK hingga SMP
> “Ini adalah tantangan yang sangat serius. Kita butuh penanganan terpadu dan dukungan lintas sektor untuk memastikan hak-hak anak terpenuhi,” ujar Buce.
Sebagai langkah nyata, Pemerintah Kabupaten TTS melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) resmi meluncurkan aplikasi pelaporan kekerasan terhadap perempuan dan anak, bertajuk SIPETIK-PPA (Sistem Pelaporan Tindak Kekerasan Perempuan dan Anak).
Aplikasi ini dirancang untuk melindungi identitas pelapor dan memberikan respon cepat dan efektif terhadap kasus kekerasan yang dilaporkan.
> “SIPETIK-PPA hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat, terutama perempuan dan anak-anak, akan perlindungan yang nyata. Ini bagian dari reformasi pelayanan publik dan bentuk komitmen kami,” tegas Bupati.
Bupati juga mengingatkan bahwa sejak tahun 2024, TTS telah mendeklarasikan diri sebagai Kabupaten Layak Anak. Komitmen ini diperkuat dengan keterlibatan aktif dari berbagai pihak, termasuk klasis Amanuban Tengah Utara yang telah menginisiasi Deklarasi Gereja Ramah Anak di 23 gereja di wilayah tersebut.
> “Saya sangat mengapresiasi langkah Sinode GMIT, khususnya Klasis Amanuban Tengah Utara, dalam mendukung terbentuknya lingkungan spiritual yang aman dan mendidik bagi anak-anak,” ungkapnya.
Bupati juga mendorong percepatan pembentukan Puskesmas Ramah Anak dan Sekolah Ramah Anak sebagai bagian dari pemenuhan lima klaster hak anak sesuai indikator nasional.
Acara ditutup dengan ucapan terima kasih yang tulus dari Bupati kepada Forum Anak Kabupaten TTS, termasuk anggota yang telah menyelesaikan masa baktinya tahun 2023–2025.
> “Anak-anak kita memiliki potensi luar biasa. Terima kasih atas kontribusi nyata kalian dalam membangun daerah ini. Semoga pengalaman di Forum Anak menjadi bekal berharga dalam kehidupan kalian ke depan,” pungkasnya.