“Sebagai seseorang inteligent yang saat ini masih bebas berbicara, saya mengatakan bahwa ancaman komunisme itu bukan lagi berupa kebangkitan, akan tetapi sudah memasuki hampir ke seluruh bagian negara kita,” ucap mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Bais) Letjen (Purn) Yayat Sudrajat pada saat menjadi saksi ahli Anton Permana di pengadilan negeri Jakarta Selatan , Senin (10/1/22).
Mantan kepala (BAIS) Badan Intelegent Strategis tersebut menyebutkan bahwa ideologi komunis tidak akan pernah mati walaupun PKI sudah dibubarkan oleh negara ini.
“Perlu dicatat bahwasanya PKI memang telah dibubarkan, akan tetapi yang namanya ideologi tetap ada dan tidak akan pernah mati,” jelasnya.
Para penyandang ideologi Komunis sudah masuk hampir ke seluruh negara, “kata Yayat tersebut berdasarkan sebuah pengakuan seorang Ribka Tjiptaning yang mengaku bangga menjadi anak PKI”.
“berdasarkan pengalaman dan pengamatan Yayat sebagai seorang mantan prajurit dan intelegent, di mana telah bangkitnya komunis China pada saat ini. komunis China mulai menggangu Kepemilikan Indonesia di Laut China Selatan,” jelas Yayat.
Selain itu Yayat juga mengatakan, bahwa ada upaya pelemahan terhadap TNI secara sistematis, sehingga memunculkan kecemburuan prajurit di tingkat bawah.
“Dalam dunia intelijen dan pertahanan ada yang disebut perang asimetris, atau istilah Pak Gatot ketika jadi Panglima TNI Mulus dengan Proxy War. Artinya, menurut pendapat saya ya pada saat ini memang telah terjadi “pendegradasian” atau pelemahan peran TNI secara sistematis.
“sehingga menimbulkan kecemburuan di tataran prajurit bawah. Ini semua seperti api dalam sekam, tinggal pemantik maka akan berbahaya,” pungkasnya.(red)