Inhil _ Riau
Ratusan warga Desa Sungai Akar, Kecamatan Batang Gansal, Indragiri Hulu, Riau, menggelar aksi unjuk rasa di areal perkebunan kelapa sawit eks PT Indrawan Perkasa (PT IP), Senin (3/11/2025). Aksi ini merupakan bentuk penolakan terhadap PT Tiga Raja Emas (PT TRE) yang disebut melakukan Kerja Sama Operasi (KSO) dengan PT Agrinas Palma Nusantara di lahan seluas 724,52 hektare.
Dengan membawa spanduk bertuliskan “Kami masyarakat Sungai Akar tidak bersedia lahan sitaan negara diberikan kepada orang dari luar desa kami. Kami siap mengelola sesuai aturan, kewajiban yang ditetapkan oleh negara. NKRIzm Harga Mati,” massa aksi menuntut agar pengelolaan lahan sitaan negara tersebut diserahkan kepada masyarakat desa.
Sutan Paulus Gultom, tokoh masyarakat Desa Sungai Akar, dalam orasinya dengan tegas menolak KSO dengan pihak luar. “Kebun sitaan negara PT IP ini harus dikelola oleh masyarakat Desa Sungai Akar. Kami mau mengelolanya sebagai masyarakat Desa Sungai Akar,” serunya, disambut dukungan riuh dari para pengunjuk rasa.
Hendri Marbun, warga lainnya, mempertanyakan keberadaan PT TRE yang disebut sebagai pemilik KSO, namun tidak tampak di lapangan. Kecurigaan warga semakin meningkat setelah PT Agrinas Palma Nusantara menyatakan tidak ada kegiatan panen di kebun tersebut.
Masyarakat kemudian melakukan sweeping dan menemukan aktivitas pemanenan kelapa sawit, serta menemukan Tandan Buah Segar (TBS) yang diangkut keluar oleh pihak yang tidak jelas. Temuan ini memicu dugaan adanya praktik korupsi hasil kebun sitaan negara yang dikuasai oleh PT Agrinas Palma Nusantara.
“Dengan dilakukan secara brutal pengelolaan kebun hasil TBS kebun sitaan negara yang dikuasai oleh PT Agrinas Palma Nusantara, masyarakat Desa Sungai Akar menduga ada korupsi hasil kebun PT IP,” tegas Hendri Marbun.
Sementara itu, Babinsa Batang Gansal, Sertu Y Malau, menyatakan bahwa pihaknya hanya bertugas mengamankan aset negara yang dikelola sementara oleh PT Agrinas Palma Nusantara. “Tugas kami memastikan situasi tetap kondusif, tanpa ada benturan di lapangan, tidak membela orang asing atau KSO,” jelasnya.
Aksi unjuk rasa ini berakhir dengan kondusif, namun masyarakat menegaskan akan terus berjuang agar pengelolaan kebun sitaan negara eks PT IP diberikan sepenuhnya kepada warga Sungai Akar.
Tim





