TTS ,INVESTIGASI86.COM– Ketua Umum Ikatan Kaum Intelektual Fatuleu (IKIF), Asten Bait, mengecam keras tindakan arogan yang diduga dilakukan oleh oknum Humas dan Protokol Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) terhadap sejumlah wartawan. Insiden ini terjadi saat peliputan acara penyerahan alat dan mesin pertanian (Alsintan) oleh Bupati TTS di halaman Kantor Bupati, Kamis (23/10/2025).
Menurut laporan yang diterima, para wartawan yang hendak meliput kegiatan resmi pemerintah itu dihalangi bahkan dibentak oleh oknum staf Humas TTS. Aksi tersebut langsung memicu kecaman dari berbagai kalangan, termasuk dari Ketua IKIF, yang menilai tindakan itu sebagai pelanggaran serius terhadap kebebasan pers.
> “Jika laporan ini benar, maka tindakan oknum Humas dan Protokol Sekda TTS jelas melanggar Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Ini bukan sekadar pelanggaran etik, tapi juga berpotensi sebagai tindak pidana karena menghalangi kerja jurnalistik yang sah,” tegas Asten dalam keterangan resminya, Jumat (24/10/2025).
Asten menegaskan, wartawan memiliki hak yang dilindungi undang-undang untuk mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan informasi. Ia meminta pejabat Humas Setda TTS untuk lebih memahami fungsi dan peran pers dalam kehidupan demokrasi.
> “Profesi wartawan bukan pekerjaan yang bisa diremehkan. Mereka adalah penyampai informasi kepada publik, dan tugas itu sangat penting bagi transparansi pemerintahan,” ujarnya.
Ketua IKIF itu juga mendesak agar oknum Humas dan Protokoler Setda TTS segera meminta maaf secara terbuka kepada insan pers atas tindakan tidak profesional tersebut. Jika tidak ada itikad baik, Asten memastikan IKIF akan mengambil langkah tegas.
> “Kalau dalam waktu dekat tidak ada permintaan maaf resmi, kami dari IKIF siap turun ke jalan untuk memperjuangkan kebebasan pers dan hak-hak wartawan,” tegasnya lagi.
Lebih lanjut, Asten menyatakan bahwa IKIF sebagai organisasi intelektual muda asal daratan Fatuleu akan terus mengawal kasus ini dan memastikan agar kebebasan berekspresi dan kemerdekaan pers di TTS tetap terjaga.
> “Kami tidak akan tinggal diam bila ada pihak yang mencoba membungkam suara pers. Wartawan adalah mitra pemerintah, bukan musuh. Menghalangi kerja mereka sama saja dengan menutup ruang demokrasi,” pungkasnya.





