More results...

Generic selectors
Cari yang sama persis
Cari berdasarkan judul
Cari berdasarkan konten
Post Type Selectors
Filter by Categories
Bantul
Batam
Bengkulu Utara
Berita Kriminal
Blitar
Catatan Muslim
Daerah
Edukasi
Garut
Gunung Kidul
Halmahera Selatan
Halmahera Tengah
Hiburan
Iklan
Internasional
Investigasi
Jakarta
Jayapura
Kabupaten Bengkalis
Kabupaten Buru
Kabupaten Indragiri Hilir
Kabupaten Indragiri Hulu
Kabupaten Kampar
Kabupaten Kepahiang
Kabupaten Kuantan Singingi
Kabupaten Pelalawan
Kabupaten Rejang Lebong
Kabupaten Rokan hilir
Kabupaten Rokan Hulu
Kabupaten Siak
Karimun
Kesehatan
Kota Dumai
Kota Magelang
Kota Manado
Kota Semarang
Labuhan Batu
Maluku Tenggara
Merangin
Narasi dan Opini
Papua
Pekanbaru
Provinsi BALI
Provinsi Banten
Provinsi Bengkulu
Provinsi DIY
Provinsi Jambi
Provinsi Jawa Barat
Provinsi Jawa Tengah
Provinsi Jawa Timur
Provinsi Kalimantan Selatan
Provinsi Kalimantan Tengah
Provinsi Kepri
Provinsi Lampung
Provinsi Maluku
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Provinsi Riau
Provinsi Sulawesi Barat
Provinsi Sulawesi Selatan
Provinsi Sulawesi Tenggara
Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi Sumatera barat
Provinsi Sumatera Selatan
Provinsi Sumatra Utara
Provisi Maluku Utara
Sejarah
Sleman
Tanggamus
Ternate
Tidore
Tidore Kepulauan
Timor Tengah Selatan
Trenggalek
Video
Way Kanan
Yogyakarta
Yogyakarta

DPRD TTS Tegur Keras PDAM SoE: Jangan Biarkan Warga Amanuban Timur Kehilangan Hak Dasar Atas Air

SoE, INVESTIGASI86.COM – Krisis air bersih yang berkepanjangan di Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), kembali mendapat sorotan tajam dari legislatif. Anggota DPRD TTS dari Fraksi Partai Perindo, Drs. Yoram Nakamnanu, MM, mengingatkan manajemen PDAM SoE agar tidak lagi mengabaikan hak dasar masyarakat atas air bersih.

Peringatan ini disampaikan Yoram kepada media pada Senin (15/9/2025), menindaklanjuti pertemuan terbatas DPRD TTS di ruang Komisi III pada 2 September 2025, yang turut dihadiri oleh Plt Direktur PDAM SoE, Susi Nitbani, dan Kepala Unit PDAM Amanuban Timur, Domi Fallo.

Dalam forum tersebut, Yoram menegaskan bahwa persoalan macetnya distribusi air di Amanuban Timur sudah berlangsung terlalu lama. Warga setempat, kata dia, hidup dalam kesulitan karena keran rumah tangga kering, sementara PDAM tak kunjung menghadirkan solusi nyata.

> “Air bukan barang mewah. Jangan sampai masyarakat Amanuban Timur terus hidup dalam penderitaan karena keran-keran mereka kering, sementara PDAM hanya sibuk dengan alasan teknis tanpa hasil di lapangan,” tegas Yoram dengan nada keras.

 

Yoram menilai, PDAM seakan terjebak dalam sikap defensif dengan terus melempar janji tanpa komitmen. Padahal, DPRD sebagai lembaga resmi sudah berulang kali mengingatkan melalui forum-forum formal, tetapi kenyataan di lapangan tetap sama: warga masih menderita akibat krisis air.

Politikus Perindo ini juga menyoroti kendala teknis yang kerap dijadikan alasan oleh manajemen PDAM. Mulai dari kemacetan mesin pompa air hingga kerusakan inverter pada salah satu alat tenaga surya. Yoram menegaskan, masalah semacam ini memang bisa terjadi, tetapi tidak boleh dijadikan dalih abadi.

> “Kalau kendala teknis itu masih ada, segera atasi. Jangan sampai mesin pompa dibiarkan macet berbulan-bulan atau inverter rusak tanpa perbaikan. Kalau tenaga surya dianggap tidak stabil, solusinya jelas: kerja sama dengan PLN. Mesin pompa harus dialihkan menggunakan arus listrik PLN agar distribusi air lebih terjamin,” tandasnya.

 

Menurut Yoram, PDAM harus berani membuka persoalan teknis maupun anggaran secara transparan di hadapan publik. Dengan begitu, masyarakat bisa mengetahui hambatan sebenarnya dan ikut memberi dukungan jika memang ada keterbatasan.

Lebih jauh, Yoram menekankan bahwa air bersih adalah hak dasar masyarakat. Kegagalan PDAM menyediakan layanan air bukan sekadar soal teknis, tetapi juga menyangkut tanggung jawab sosial dan moral perusahaan daerah terhadap rakyat.

> “Kalau memang ada kendala teknis, jelaskan secara transparan. Kalau soal anggaran, sampaikan terbuka. Jangan biarkan rakyat menunggu dalam gelap, karena air adalah kebutuhan vital, bukan pilihan,” pungkasnya.

Sebagai legislator, Yoram menegaskan bahwa DPRD TTS tidak akan tinggal diam. Ia berkomitmen untuk terus mengawal persoalan ini hingga PDAM benar-benar menjalankan tanggung jawabnya.

> “Jika PDAM SoE gagal menghadirkan solusi yang tepat, kami akan bersinergi dengan Komisi II DPRD TTS untuk melakukan hak pengawasan yang lebih keras. Jangan uji kesabaran rakyat dan jangan sepelekan peran DPRD,” tegas Yoram.

Kritik keras ini menambah tekanan publik terhadap PDAM SoE. Masyarakat kini menunggu langkah nyata: apakah manajemen PDAM berani menghadirkan terobosan, atau justru terus berlindung di balik alasan teknis yang tak kunjung selesai.

Bagi DPRD TTS, krisis air di Amanuban Timur bukan hanya soal pelayanan, tetapi juga soal keadilan sosial. Apakah hak dasar rakyat kecil dipandang serius, atau sekadar menjadi korban dari lemahnya manajemen daerah.

Klik tombol tindakan dibawah sesuai pilihanmu untuk membagikan informasi ini!