BETUN, INVESTIGASI86.COM – Jalan utama Kota Betun, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (4/9/2025) diguncang aksi demonstrasi besar yang digelar Aliansi Revolusi Malaka. puluhan massa aksi turun ke jalan membawa semangat perlawanan dan menyuarakan tuntutan rakyat Malaka.
Aliansi ini merupakan gabungan dari empat elemen penting: Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Malaka, Ikatan Mahasiswa Malaka (IMMALA) Kupang, Gerakan Mahasiswa Malaka (GEMMA) Kefamenanu, serta Gerakan Masyarakat Pemuda (GEMPA) Malaka.
Pantauan Investigasi86.com, massa aksi membawa atribut organisasi, satu unit kendaraan pick-up yang dilengkapi pengeras suara, serta spanduk dan bendera nasional sebagai simbol perlawanan. Aksi dimulai dari sekretariat PMKRI Cabang Malaka di depan Gereja St. Maria Fatima Betun, lalu bergerak menuju Kantor DPRD Malaka dengan berjalan kaki.
Sepanjang perjalanan, orasi lantang bergema dari koordinator lapangan (Korlap) Marsel Seran dan Koordinator Umum (Kordum) Yasintus Aprianto Opat. Keduanya bergantian memimpin seruan moral, menguliti persoalan Malaka, sekaligus mendesak wakil rakyat agar tidak menutup mata terhadap penderitaan masyarakat.
Dalam orasinya, massa menyampaikan sejumlah poin tuntutan strategis yang menyoroti carut-marut tata kelola pemerintahan daerah, persoalan kesejahteraan rakyat yang terabaikan, serta buruknya pelayanan publik. Mereka menegaskan, DPRD Malaka harus segera turun tangan dan menjalankan fungsi pengawasan secara tegas, bukan justru menjadi “tukang stempel” kepentingan kekuasaan.
“Hari ini kami berdiri di sini bukan untuk sekadar berteriak, tetapi untuk mengingatkan DPRD Malaka bahwa suara rakyat bukan untuk diperdagangkan. Kami datang menagih janji, menuntut tanggung jawab, dan melawan keangkuhan kekuasaan,” teriak salah satu orator yang langsung disambut pekikan massa.
Aksi demonstrasi berjalan dengan tertib namun penuh tekanan. Jalanan Betun dipadati puluhan mahasiswa dan pemuda yang bersatu dalam barisan panjang, menandai babak baru gelombang perlawanan masyarakat sipil di Kabupaten Malaka.
Aliansi Revolusi Malaka menegaskan bahwa gerakan ini tidak akan berhenti pada satu titik. Jika tuntutan tidak digubris, mereka siap menggelar aksi lanjutan dengan skala yang lebih besar.