SOE, INVESTIGASI86.COM – Akses internet di desa-desa terpencil masih menjadi tantangan besar, terutama bagi sekolah-sekolah yang sangat membutuhkan konektivitas untuk mendukung pembelajaran digital. Menyikapi hal ini, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Religius Usfunan, SH, menegaskan komitmennya untuk mendorong pembangunan infrastruktur telekomunikasi hingga ke desa-desa pelosok.
Menurutnya, ketersediaan internet di sekolah desa terpencil tidak hanya membuka jalan bagi kualitas pendidikan yang lebih baik, tetapi juga membuka peluang bagi masyarakat desa untuk berkembang di bidang ekonomi, kesehatan, dan sosial.
> “Sumber pendanaan bisa kita optimalkan melalui dana desa, DAK Pendidikan, DAU Spesifik Grant Pendidikan, bahkan dana BOS. Selain itu, kolaborasi dengan pihak ketiga, stakeholder, maupun NGO yang bergerak di bidang pendidikan dan digitalisasi juga sangat mungkin dilakukan,” tegas Usfunan saat dikonfirmasi media ini melalui pesan WhatsApp, Kamis (28/8/2025).
Sebagai Ketua Komisi IV DPRD TTS, dirinya menegaskan fungsi pengawasan dan pengawalan terhadap anggaran, khususnya Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU), akan diarahkan sebesar-besarnya untuk kepentingan pendidikan. Ia juga menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor.
> “Kami akan mendorong pemerintah melalui Dinas Pendidikan agar bersinergi dengan Dinas PMD dan Dinas Kominfo TTS untuk memastikan infrastruktur telekomunikasi benar-benar dibangun hingga ke desa. Ini adalah perjuangan bersama untuk generasi masa depan TTS,” tambahnya.
Selain mendorong dukungan kebijakan dan anggaran, Usfunan juga menekankan pentingnya literasi digital bagi masyarakat. Akses internet tanpa pemanfaatan yang tepat akan sia-sia, sehingga program pelatihan literasi digital bagi guru, siswa, dan masyarakat desa menjadi agenda penting yang harus dijalankan.
Langkah ini sejalan dengan berbagai solusi teknologi yang kini tersedia, mulai dari penggunaan internet satelit, pembangunan menara telekomunikasi modular, fixed wireless, hingga jaringan komunitas seperti RT/RW Net. Semua solusi ini dapat diterapkan sesuai kondisi geografis dan kebutuhan desa masing-masing.
Dengan dorongan ini, Usfunan berharap tidak ada lagi sekolah di pelosok TTS yang tertinggal dalam hal akses teknologi informasi.
> “Perjuangan menghadirkan internet di desa bukan hanya soal jaringan, tapi soal masa depan anak-anak kita. Pendidikan yang merata dan berkualitas adalah pintu menuju kemajuan TTS,” tutupnya penuh optimisme