More results...

Generic selectors
Cari yang sama persis
Cari berdasarkan judul
Cari berdasarkan konten
Post Type Selectors
Filter by Categories
Bantul
Batam
Bengkulu Utara
Berita Kriminal
Blitar
Catatan Muslim
Daerah
Edukasi
Garut
Gunung Kidul
Halmahera Selatan
Halmahera Tengah
Hiburan
Iklan
Internasional
Investigasi
Jakarta
Jayapura
Kabupaten Bengkalis
Kabupaten Buru
Kabupaten Indragiri Hilir
Kabupaten Indragiri Hulu
Kabupaten Kampar
Kabupaten Kepahiang
Kabupaten Kuantan Singingi
Kabupaten Pelalawan
Kabupaten Rejang Lebong
Kabupaten Rokan hilir
Kabupaten Rokan Hulu
Kabupaten Siak
Karimun
Kesehatan
Kota Dumai
Kota Magelang
Kota Manado
Kota Semarang
Labuhan Batu
Maluku Tenggara
Merangin
Narasi dan Opini
Papua
Pekanbaru
Provinsi BALI
Provinsi Banten
Provinsi Bengkulu
Provinsi DIY
Provinsi Jambi
Provinsi Jawa Barat
Provinsi Jawa Tengah
Provinsi Jawa Timur
Provinsi Kalimantan Selatan
Provinsi Kalimantan Tengah
Provinsi Kepri
Provinsi Lampung
Provinsi Maluku
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Provinsi Riau
Provinsi Sulawesi Barat
Provinsi Sulawesi Selatan
Provinsi Sulawesi Tenggara
Provinsi Sulawesi Utara
Provinsi Sumatera barat
Provinsi Sumatera Selatan
Provinsi Sumatra Utara
Provisi Maluku Utara
Sejarah
Sleman
Tanggamus
Ternate
Tidore
Tidore Kepulauan
Timor Tengah Selatan
Trenggalek
Video
Way Kanan
Yogyakarta
Yogyakarta

“Tragedi di Balik Nasi Gratis: 15 Siswa SD Fafioban Diduga Keracunan”

TTS, INVESTIGASI86.COM– Niat baik pemerintah menghadirkan asupan bergizi bagi generasi penerus bangsa justru berujung petaka di Sekolah Dasar Negeri Fafioban, Kecamatan Molo Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Sebanyak 15 siswa dilaporkan mengalami gejala keracunan setelah menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis, Rabu pagi (6/8/2025), sekitar pukul 10.00 WITA.

Suasana belajar yang semula berjalan normal berubah menjadi kepanikan. Belasan anak mengeluhkan sakit perut hebat, disusul muntah-muntah yang membuat pihak sekolah terpaksa meminta bantuan medis secara cepat. Menurut informasi lapangan, tim gizi dan petugas dari Puskesmas Molo Barat telah tiba dan memberikan penanganan darurat terhadap para korban.

Namun ironisnya, hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari pihak Kepala Sekolah SDN Fafioban, Kris Pandi, maupun Kepala Puskesmas setempat. Upaya konfirmasi yang dilakukan tim media melalui sambungan telepon juga belum direspons.

Ketidakhadiran suara tanggung jawab dari para pemangku kebijakan di tengah kegelisahan orang tua dan masyarakat patut disayangkan. Sebab, program yang semestinya menjadi jalan menuju masa depan sehat anak-anak bangsa kini justru menyisakan luka dan trauma.

Tragedi ini menjadi alarm keras: pengawasan mutu makanan di lingkungan pendidikan bukanlah formalitas, melainkan keharusan. Pemerintah daerah dan pelaksana program wajib memastikan rantai penyediaan makanan bergizi berjalan aman, higienis, dan bebas dari kelalaian.

Publik kini menanti jawaban, bukan diam. Penjelasan, bukan penghindaran. Karena yang sedang dipertaruhkan bukan hanya kredibilitas program, tapi keselamatan anak-anak yang kita titipkan di ruang belajar mereka setiap pagi.

Klik tombol tindakan dibawah sesuai pilihanmu untuk membagikan informasi ini!