TTS, INVESTIGASI86.COM– Niat baik pemerintah menghadirkan asupan bergizi bagi generasi penerus bangsa justru berujung petaka di Sekolah Dasar Negeri Fafioban, Kecamatan Molo Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Sebanyak 15 siswa dilaporkan mengalami gejala keracunan setelah menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis, Rabu pagi (6/8/2025), sekitar pukul 10.00 WITA.
Suasana belajar yang semula berjalan normal berubah menjadi kepanikan. Belasan anak mengeluhkan sakit perut hebat, disusul muntah-muntah yang membuat pihak sekolah terpaksa meminta bantuan medis secara cepat. Menurut informasi lapangan, tim gizi dan petugas dari Puskesmas Molo Barat telah tiba dan memberikan penanganan darurat terhadap para korban.
Namun ironisnya, hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari pihak Kepala Sekolah SDN Fafioban, Kris Pandi, maupun Kepala Puskesmas setempat. Upaya konfirmasi yang dilakukan tim media melalui sambungan telepon juga belum direspons.
Ketidakhadiran suara tanggung jawab dari para pemangku kebijakan di tengah kegelisahan orang tua dan masyarakat patut disayangkan. Sebab, program yang semestinya menjadi jalan menuju masa depan sehat anak-anak bangsa kini justru menyisakan luka dan trauma.
Tragedi ini menjadi alarm keras: pengawasan mutu makanan di lingkungan pendidikan bukanlah formalitas, melainkan keharusan. Pemerintah daerah dan pelaksana program wajib memastikan rantai penyediaan makanan bergizi berjalan aman, higienis, dan bebas dari kelalaian.
Publik kini menanti jawaban, bukan diam. Penjelasan, bukan penghindaran. Karena yang sedang dipertaruhkan bukan hanya kredibilitas program, tapi keselamatan anak-anak yang kita titipkan di ruang belajar mereka setiap pagi.