Atambua INVESTIGASI86.COM– Pemerintah Kabupaten Belu terus menunjukkan komitmennya dalam menurunkan angka stunting melalui pelaksanaan Pra Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) Tematik Stunting 2025 yang digelar di Aula BP4D, Selasa (3/6/2025). Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Belu, Vicente Hornai Gonsalves, ST.
Dalam sambutannya, Wabup Vicente menegaskan bahwa penanganan stunting merupakan prioritas utama daerah. Ia menyebutkan, berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting di Belu tercatat sebesar 48,1%. Meski mengalami penurunan dalam Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 menjadi 44,3%, angka tersebut masih menempatkan Belu sebagai kabupaten dengan prevalensi stunting tertinggi keempat di Nusa Tenggara Timur.
“Target kita tahun ini adalah menurunkan angka stunting menjadi 42,5% dan tahun depan 41,0%. Ini membutuhkan langkah konkret dan kolaborasi lintas sektor,” tegasnya.
Merujuk pada Surat Kementerian Dalam Negeri Nomor 400.5.7/1685/Bangda tertanggal 17 Maret 2025, Pemkab Belu akan mengutamakan refocusing kelompok sasaran, penguatan peran kecamatan, transformasi digital, serta pembaruan indikator kinerja layanan dalam aksi konvergensi percepatan penurunan stunting.
Musrembang tematik ini juga menjadi forum strategis untuk menyusun langkah-langkah terintegrasi dalam mengatasi berbagai penyebab stunting, seperti minimnya akses layanan kesehatan, kurangnya pangan bergizi, serta rendahnya edukasi pola makan sehat di masyarakat.
Wabup Vicente mendorong agar forum serupa juga digelar di tingkat kecamatan dan desa guna memastikan kebijakan yang dihasilkan benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat di lapangan.
Acara ini turut dihadiri oleh pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), camat, kepala puskesmas, akademisi, organisasi masyarakat, dan lembaga pendamping pembangunan.
Dengan semangat kolaborasi, Pemkab Belu berharap Musrembang Tematik Stunting ini menjadi titik balik dalam upaya mewujudkan generasi masa depan yang sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi.